Terkini

Nasib Dusun di Loa Tebu yang Hanya Puluhan Km dari Tenggarong tapi Masih Gelap Gulita

person access_time 4 years ago
Nasib Dusun di Loa Tebu yang Hanya Puluhan Km dari Tenggarong tapi Masih Gelap Gulita

Pasokan listrik dari PLN menjadi hal yang begitu didambakan warga Dusun Bengkinang dan Batu Dinding di Loa Tebu, Kukar. (ilustrasi)

Apesnya para warga Dusun Bengkinang dan Dusun Batu Dinding. Di tengah penantian panjang teraliri listrik, malah ditipu oknum mengatasnamakan PLN.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Jum'at, 06 Maret 2020

kaltimkece.id Warga Dusun Bengkinang dan Dusun Batu Dinding sudah lama mendambakan listrik.  Angin segar sempat berembus pada 2014. Namun hingga kini setrum tak kunjung mengalir. Padahal, jarak kawasan tersebut dengan Tenggarong yang merupakan ibu kota Kukar, hanya puluhan kilometer.

Kedua dusun tersebut terletak di Kelurahan Loa Tebu. Dari Tenggarong, Dusun Bengkinang berjarak sekitar 15 kilometer. Sementara Batu Dinding sekitar 25 kilometer. Dari Tenggarong ke dua dusun ini, bisa ditempuh hanya dalam 30 menit.

Namun jarak yang terbilang tak berjauhan itu, menyuguhkan ketimpangan antara kedua kawasan. Sementara Tenggarong terang benderang, Bengkinan dan Batu Dinding gelap gulita. Listrik yang lama didambakan, sempat disangka segera tiba.

Beberapa orang mengaku dari PLN datang pada 2014. Mengklaim rencana pemasangan jaringan baru di dua wilayah tersebut. Warga diminta membayar iuran agar aliran listrik terealisasi. Warga pun antusias dan menyanggupi. Tapi setelah enam tahun, tak satupun tiang listrik berdiri. Warga tetap mengandalkan genset untuk penerangan.

Bertahun-tahun menelan omong kosong, warga hilang kesebaran. Rabu, 4 Maret 2020, penduduk kedua dusun menyambangi PLN Tenggarong. Menagih kepastian jaringan listrik terpasang di sana. Tapi jawaban yang didapat justru tak sesuai harapan. PLN Tenggarong malah tak tahu-menahu pungutan dimaksud.

Maka pada Jumat, 6 Maret 2020, dilaksanakan rapat dengar pendapat. Melibatkan Bupati Kukar Edi Damansyah dan PLN. Puluhan warga kedua dusun tersebut didampingi Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kukar.

Dari informasi dihimpun kaltimkece.id, iuran pemasangan jaringan listrik baru tersebut dibayarkan melalui Kantor Pos. Itu kenapa warga tak ada yang curiga. Rekening yang dituju pun benar milik PLN. Namun belakangan, diketahui bahwa tidak semua warga membayar di kantor pos.

"Ada yang melalui perantara alias calo," terang Edi Damansyah.

Hal inipun menjadi masalah. Warga yang membayar lewat Kantor Pos, memastikan uangnya masuk ke kas PLN. Keberadaannya pun masih utuh. Lain hal dengan yang membayar via calo. "Uang tak masuk ke kas," ujarnya.

Perihal pemasangan jaringan listrik di dusun-dusun Kukar, Pemkab menyurati PLN Area Kaltim pada Januari 2020. Rencananya pada triwulan ketiga 2020, dilakukan penambahan jaringan. "Makanya kami segera surati agar dusun-dusun di Kukar teraliri listrik," ujarnya.

Uang Warga Dikembalikan

Hendra Manurung, manajer Bagian Jaringan PLN area Samarinda yang juga mencakup Kukar, menyayangkan warga yang membayar melalui calo. Setelah demonstrasi pada Rabu tersebut, pihaknya segera mengecek iuran yang selama ini dibayar warga. "Dana tersebut akan kami kembalikan. Utuh!" tegasnya.

Adapun uang tersebut juga nantinya dipakai untuk membayar registrasi ulang pemasangan jaringan baru. Namun bagi warga yang membayar melalui calo, proses registrasi ulang harus dengan pembayaran ulang.

Warga diimbau mencari keberadaan calo tersebut. Mendesak pertanggungjawaban sesuai dana yang dibayarkan. Yakni kisaran Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar