Terkini

Nelayan Menghilang di Perairan Telake saat Perbaiki Mesin Kapal yang Tersangkut Tali Pancing

person access_time 3 years ago
Nelayan Menghilang di Perairan Telake saat Perbaiki Mesin Kapal yang Tersangkut Tali Pancing

Pencarian Ambo Asse di Perairan Telake. (Basarnas Balikpapan)

Seorang nelayan asal Balikpapan diduga tenggelam di laut setelah mesin kapalnya rusak.

Ditulis Oleh: Surya Aditya
Kamis, 22 April 2021

kaltimkece.id Ambo Asse, 41 tahun, segera berpamitan kepada istrinya, Kartini, 41 tahun, setelah menyantap hidangan sahur. Tak jauh dari rumahnya di Gang Teri, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur, ia pergi berjalan kaki ke tempat pelelangan ikan Manggar. Di sana akan menjadi tempat Asse memulai aktivitasnya mencari ikan.

Sabtu, 17 April 2021, sekira pukul 05.30 Wita, pria paruh baya itu tiba di TPI Manggar. Di situ, ia bertemu rekannya, Junaidi, 38 tahun. Tak ingin membuang waktu, kedua nelayan tersebut segera menyusuri Teluk Balikpapan menggunakan kapal kelotok. Di tengah laut, mereka memancing ikan selama beberapa hari ke depan.

Semula semua berjalan lancar. Beberapa ekor ikan berhasil mereka naikkan ke kapal. Tak hanya di satu lokasi. Mereka kerap berpindah-pindah spot untuk memancing. Hingga akhirnya musibah mengganggu mereka. Senin malam, 19 April 2021, mesin kapal yang mereka tumpangi rusak di Perairan Telake, Kabupaten Paser.

Asse dan Junaidi sudah berusaha memperbaiki masalah tersebut. Namun tetap saja mesinnya tak mau menyala. Mereka pun pasrah menunggu bantuan. “Kami hanya menunggu kapal lain lewat,” kata Junaidi, Kamis, 22 April 2021.

Menunggu betul-betul membuat Asse jenuh. Ia pun mengeluarkan lagi alat pancingannya. Segera ia julurkan tali pancingan ke dasar laut. Berharap ada tambahan ikan yang bisa dibawa pulang di tengah musibah tersebut. Akan tetapi, sebelum ikan pertama di malam itu didapat, tali pacingannya nyangkut di baling-baling mesin kapal.

Asse pun bergegas menyebur ke laut untuk memperbaiki tali pacingannya. Setelah inilah, entah bagaimana caranya, tiba-tiba saja Junaidi tak pernah lagi melihat rekannya itu sampai detik ini. “Saya tungguin sekitar 1 jam, tapi dia enggak pernah muncul ke permukaan,” urainya.

Hilangnya Asse secara tiba-tiba itu sempat membuat Junaidi ketakutan. Setelah menunggu beberapa saat, Ia berinisiatif membuat layar di kapal menggunakan kain seadanya. Layar sederhana tersebut berhasil membuat kapal yang ditumpangi Junaidi bergerak perlahan.

Setelah belayar selama dua hari dan dua malam, tepat di Hari Kartini, 21 April 2021, pukul 00.05, Junaidi berlabuh seorang diri di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Di sana ia lebih dulu istirahat sebelum melaporkan hilangnya Asse ke Pos TNI Angkatan Laut di Penajam pada pukul 11.00 Wita. TNI lantas meneruskan laporan tersebut ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A atau Basarnas Balikpapan, termasuk ke istri Asse, Kartini.

Menindaklanjuti laporan tersebut, hari itu juga Basarnas mengerahkan peralatan search and rescue (SAR) dan para personelnya. TPI Manggar pun dipilih sebagai lokasi pusat pencarian. “Bersama unsur SAR lainnya, kami langsung melakukan upaya pencarian korban,” kata Kepala Basarnas Balikpapan, Melkianus Kotta.

Tim SAR telah menyusuri perairan Penajam dan Paser. Namun, sampai Kamis sore, 22 April 2021, Asse belum juga ditemukan. Basarnas pun menutup sementara pencarian Asse pada pukul 17.00 Wita. “Pencarian akan kembali dilanjutkan besok (Jumat, 23 April 2021) pagi,” tandas Melkianus. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar