Terkini

PDP 13 Tahun Meninggal Dunia di Samarinda, Kasus Akumulatif Covid-19 Kaltim Kini 115

person access_time 4 years ago
PDP 13 Tahun Meninggal Dunia di Samarinda, Kasus Akumulatif Covid-19 Kaltim Kini 115

Pemakaman PDP di Samarinda oleh BPBD Samarinda. (Foto: BPBD Samarinda)

Sebagaimana kasus positif Covid-19 di Kaltim, daftar PDP meninggal dunia juga terus bertambah.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Selasa, 28 April 2020

kaltimkece.id Hari demi hari diwarnai penambahan kasus positif covid-19 di Kaltim. Hingga pada saat ini sudah 115 kasus akumulatif terkonfirmasi virus corona. Pada 28 April 2020, bertambah delapan pasien baru sekaligus.

Tambahan delapan Kasus ini terdiri dari empat pasien di Kutai Timur dan masing-masing satu di Penajam Paser Utara (PPU), Balikpapan, Samarinda, juga Berau.

Empat kasus di Kutai Timur seluruhnya laki-laki. Meliputi pasien dengan kode KTM 14 usia 40 tahun, KTM 15 usia 55 tahun, KTM 16 usia 53, dan KTM 17 usia 16 tahun. Seluruhnya pelaku perjalanan dari Ijtima Dunia 2020 Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan.

Sejak 16 April 2020, keempatnya menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun per 20 April 2020 menjalani perawatan isolasi di RSUD Kudungga Sangatta.

Satu kasus di Penajam Paser Utara (PPU) yakni PPU 15, perempuan, usia 22 tahun. Merupakan kontak erat dengan PPU 09 dan PPU 11 yang termasuk bagian dari cluster Gowa. Hasil rapid test reaktif Covid-19. Menjalani perawatan isolasi di RSUD Ratu Aji Putri Botung sejak 17 April 2020.

Satu kasus di Balikpapan dengan kode pasien BPN 29 adalah laki-laki usia 34 tahun. Pelaku perjalanan dari Jawa Barat. Dilakukan perawatan isolasi di Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan sejak 7 April 2020.

Satu kasus di Samarinda dengan kode pasien SMD 16, laki-laki, usia 42 tahun. Keluhan demam, batuk, pilek, sesak napas, dan hasil rapid test reaktif Covid-19. Menjalani perawatan isolasi di RSUD IA Moeis sejak 9 April 2020.

Adapun satu kasus di Berau dengan kode pasien BRU 08, laki-laki usia 31 tahun. Pelaku perjalanan dari Gowa. Hasil rapid test reaktif Covid-19. Menjalani perawatan isolasi di RSUD dr Abdul Rivai Tanjung Redep, Berau, sejak 18 April 2020.

“Masyarakat harus terus waspada. Selain Balikpapan, transmisi lokal di daerah lain patut diwaspadai. Seperti Kutai Timur dan PPU,” sebut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi M Ishak.

PDP Meninggal Dunia

Pada 28 April 2020 juga terkonfirmasi pasien dalam pengawasan (PDP) negatif dari Penajam Paser Utara (PPU). Adalah laki-laki 51 tahun yang dirawat di RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Samboja. Dan telah meninggal dunia.

Daftar PDP Kaltim juga mendapat tambahan 12. Dengan rincian satu dari Berau, enam di Kukar yang seluruhnya pelaku perjalanan dari Gowa, empat dari Kutai Timur, dan satu dari PPU.

Sebelumnya, seorang berstatus PDP di Samarinda juga meninggal dunia. Adalah seorang perempuan usia 13 tahun. Dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda sejak 26 April 2020. Meninggal dunia pada Selasa dini hari, 28 April 2020, pukul 00.55 Wita.

Pasien tersebut memiliki keluhan sesak napas. Dengan penyakit penyerta gagal ginjal stadium lima, anemia, dan beberapa pemberat lainnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Samarinda, dr Osa Rafsodia, mengatakan bahwa PDP tersebut mempunyai riwayat perjalanan luar kota dari salah satu orang tuanya. Telah dilakukan rapid test dengan hasil reaktif terhadap Covid-19. Sampel swab telah diambil dan pagi itu juga telah dikirim ke Surabaya.

"Orangtua pasien PDP meninggal dunia juga telah dilakukan rapid dan hasilnya reaktif Covid-19. Rabu, 29 April 2020, salah seorang orangtua PDP yang meninggal dunia tersebut akan dijemput dan dilakukan perawatan isolasi di Rumah Sakit Karantina Covid-19 di Bapelkes Kaltim," ucap Osa.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, dr David Hariadi Masjhoer, belum dapat memastikan penyebab pasti meninggalnya PDP 13 tahun. Kasus ini memang termasuk pasien tetap di RSUD AWS.

Dalam kesempatan sama, David juga mengatakan bahwa saat ini lebih 50 tenaga kesehatan di RSUD AWS diistirahatkan sementara. Dilakukan isolasi sembari menunggu hasil rapid test yang telah mereka lakukan keluar. Hal ini karena beberapa kali menangani pasien yang belakangan diketahui berbohong terkait riwayat perjalanannya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar