Terkini

Prostitusi Online Samarinda, Mahasiswi Jadi Terduga Muncikari

person access_time 5 years ago
Prostitusi Online Samarinda, Mahasiswi Jadi Terduga Muncikari

Foto: Fachrizal Muliawan (kaltimkece.id)

Prostitusi online juga ada di Samarinda. Praktiknya sudah berlangsung sejak dulu. Tarifnya tujuh hingga delapan digit.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Minggu, 13 Januari 2019

kaltimkece.id Awal 2019 di Indonesia kembali mencuat isu prostitusi online. Pelakunya menawarkan jasa kalangan artis. Pada era internet, praktik bisnis lendir memang makin mengikuti revolusi industri 4.0. Tak hanya Pulau Jawa, pola ini mulai menjangkit Kaltim.

Ga, 28 tahun, diamankan Unit Ekonomi Khusus, Satreskrim Polresta Samarinda, karena diduga melakukan bisnis esek-esek. Perempuan berkulit kuning langsat itu diamankan di sebuah hotel Jalan S Parman, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Jumat, 11 Januari 2019.

Pengungkapan berawal dari laporan masyarakat soal dugaan prostitusi online di Kota Tepian. Modus Ga adalah menjadi perantara pekerja seks komersial atau PSK dengan pria hidung belang. Para calon klien biasanya dikirim foto PSK untuk dipilih. Perempuan-perempuan yang dijajakan Ga adalah temannya sendiri.

Untuk mendalami laporan, anggota unit Eksus Satreskrim Polresta Samarinda yang telah mengantongi kontak Ga, langsung melakukan komunikasi. Percakapan dilakukan lewat aplikasi perpesanan WhatsApp. Polisi menyamar menjadi calon pelanggan. Dari percakapan awal, Ga kemudian mengirim dua foto perempuan. Tarif sekali sekali kencan masing-masing Rp 1 juta.

Disebutkan Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono, setelah mengatur janji, personel unit Eksus Satreskrim menunggu di hotel yang ditentukan. Nomor kamar juga sudah diketahui. “Lalu dua perempuan yakni Ra dan Be menyambangi kamar petugas yang menyamar,” ujar perwira melati satu tersebut.

Setelah bertemu, kedua perempuan meminta pembayaran di muka. Begitu uang berpindah tangan, barulah petugas membuka identitas sebagai polisi. Ra dan Be langsung diamankan. Keduanya lalu menunjuk Ga sebagai perantara dengan pria hidung belang.

Status Ra dan Be sampai berita ini diturunkan masih sebagai saksi. Sejumlah barang bukti disita. Ga langsung diringkus dan diperiksa hari itu juga.

Diwawancara sela pemeriksaan, Ga tak banyak bicara. Ia sempat melontarkan bisnis prostitusi yang dijalankannya sudah sejak 2017. Namun, dia mengklaim tak bertindak sebagai muncikari. Dari setiap transaksi dengan teman-teman perempuannya, tak ada perjanjian besaran rupiah yang diterimanya. “Enggak pernah saya minta persenan. Pernah diberi Rp 150 sampai Rp 200 ribu namun enggak rutin. Paling banter ditraktir makan,” sebutnya dengan ketus.

Dalam penelusuran lebih lanjut, kaltimkece.id mendapati informasi perempuan asal Bontang itu masih tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi Samarinda. Namun untuk setiap pertanyaan, Ga menolak menjawab rinci. Termasuk atas statusnya sebagai mahasiswi itu. “Yang jelas saya cuma iseng, enggak diseriusi,” pungkasnya.

Bukan Kasus Pertama

Kasus prostitusi online bukanlah hal baru di Kaltim. Sepanjang 2018, Polresta Samarinda telah mengungkap empat kasus prostitusi online. Namun yang paling heboh adalah pada 2016. Praktik tersebut terkuak di sebuah apartemen Samarinda. Sang mami, muncikari berinisial WN, menjajakan perempuannya via dunia maya. 

WN memakai hampir semua jejaring sosial untuk menjajakan perempuannya. Mulai Facebook, Twitter, Line, Wechat, Instagram, Badoo, hingga BlackBerry Messenger. Tarif kencan untuk waktu pendek Rp 1,5 juta, sedangkan “cinta satu malam” atau long time Rp 4,5 juta. Angka yang masif dikenakan untuk pemesan perawan. Harganya bisa Rp 30 juta.

Sebagai muncikari, WN mendapat bagian sebesar 30 persen. Sisanya untuk para itik atau perempuan yang diperantarainya. Tak tanggung-tanggung, dari pengakuan WN, beberapa pesohor Kaltim pernah memakai jasanya. Namun nama-nama pesohor tersebut, tak pernah terungkap hingga kini. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar