Terkini

Reaksi Wakil Kaltim di Senayan setelah Kabar Penetapan Ibu Kota Mencuat

person access_time 5 years ago
Reaksi Wakil Kaltim di Senayan setelah Kabar Penetapan Ibu Kota Mencuat

Rancangan pusat pemerintahan Indonesia di Kalimantan. (Kementerian PUPR)

Dua wakil Kaltim di Senayan ini punya harapan besar jika Bumi Etam sungguh ditetapkan sebagai ibu kota. Dari konektivitas hingga lingkungan yang terjaga.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Kamis, 22 Agustus 2019

kaltimkece.id Kabar penetapan Kaltim oleh Presiden Joko Widodo sebagai ibu kota yang baru, masih sebatas ucapan menteri. Belum ada keputusan resmi maupun pernyataan langsung pemimpin negara. Tapi kabar ini langsung disambut gembira. Termasuk para wakil Bumi Etam di Senayan.

Muhammad Idris adalah anggota DPD RI asal Kaltim. Namanya sempat jadi sorotan saat memimpin doa di sidang bersama DPD dan DPR RI pada 16 Agustus 2019 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Dalam doanya, ia menyelipkan harapan untuk kelancaran pemindahan ibu kota ke Kaltim.

Kini, dengan klaim Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, soal penetapan ibu kota di Kaltim, Idris lega doanya terwujud. Menurutnya, pemindahan ibu kota negara ke Kaltim merupakan hasil kerja keras pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Misinya adalah pembangunan secara merata di seluruh Indonesia.

"Saya meyakini doa yang saya sampaikan bisa terkabul karena ada hidayah dan petunjuk dari Allah," sebut Idris kepada kaltimkece.id, Kamis, 22 Agustus 2019.

Baca juga:
 

Meski belum ada pernyataan resmi, Idris mengapresiasi presiden dan wakil presiden beserta jajaran kabinet telah bersepakatmenunjuk Benua Etam sebagai ibukota. Ia berharap seluruh warga Kaltim turut mensyukuri. Demikian juga seluruh penduduk Indonesia secara umum untuk mendukung keputusan tersebut.

"Saya punya keyakinan, bahwa Bapak Presiden punya niat dan tujuan yang mulia sekali. Inginmemberikan kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Mudah-mudahan niat suci presiden, mendapatkan dukungan dan tanggapan positif. Ini semata-mata untuk kesejahteraan dan pemerataan segala pembangunan di beragam bidang," urai Idris.

Setelah resmi di Kaltim, Idris berharap sejumlah hal jadi jadi pemikiran pemerintah pusat. Terutama dalam membangun konektivitas di seluruh penjuru Kalimantan. Ada tiga hal diharapkannya. Yakni pembangunan jalan poros, jalan tol, dan jalur kereta api. Ketiganya kelak diharap terbangun dengan akses yang menghubungkan seluruh provinsi di Kalimantan.

"Salah satunya dimulai dengan niat dan usaha Pemprov Kaltim bekerja sama dengan pemerintah Rusia, ditandai peletakan batu pertama pembangunan rel kereta api oleh Presiden Jokowi di PPU. Mudah-mudahan bisa terlaksana sesuai perencanaan. Yang diharapkan bisa dikembangkan lagi, sehingga dapat terbangun konektivitas lima provinsi di Kalimantan," tambahnya.

Menurut Idris, penetapan sebagai ibu kota akan memberi banyak keuntungan. Di manapun lokasinya kelak, ia menilai seluruh wilayah Kaltim memiliki kelayakan. Namun kajian yang mengemuka selama ini, dua daerah di Kukar dan Penajam Paser Utara menjadi yang terdepan.

Nantikan Penetapan Koordinat

Sementara itu, Hetifah Sjaifudian, anggota DPR RI dapil Kaltim, turut bersyukur dengan kabar ditetapkannya Kaltim sebagai ibu kota. Selama ini, dari kacamatanya, Kaltim memang paling layak sebagaimana kriteria yang dibutuhkan.

Hetifah berharap Presiden Jokowi segera menentukan titik koordinat kawasan terpilih. Kepastian lokasi menjadi hal penting untuk segera mencegah spekulan tanah. Demikian juga mengetahui desain pembangunan yang diperlukan.

Baca juga:
 

"Tidak mungkin desain suatu wilayah baru tanpa diketahui terlebih dulu koordinatnya di mana. Semakin lambat dilakukan, akan merugikan," ungkapnya.

Menurut Hetifah, preferensi lokasi yang tepat untuk pembangunan ibu kota sangat tepat di Kukar ataupun berada PPU. Namun, aspek teknis mesti dipertimbangkan matang. Dari ketersediaan infrastruktur hingga kondisi yang paling efisien dan menguntungkan secara geografis. Hetifah meyakini mereka yang terlibat dalam proyek ini adalah para ahli dengan kompetensi mumpuni.

Hetifah pun mengingatkan masyarakat Kaltim untuk mempersiapkan diri. Program besar pemerintah ini diharapkan bermanfaat. Terutama untuk pembangunan di bidang ekonomi dan infrastruktur. "Di manapun di Kaltim, kita tetap diuntungkan. Masyarakat diharapkan bisa mendukung," katanya.

Politisi Partai Golkar tersebut menyadari pro dan kontra sudah pasti mewarnai agenda ini. Namun yang pasti, seluruh warga Kaltim diyakini punya tujuan sama. Yakni membawa Bumi Etam menjadi lebih baik. Setiap pembangunan di provinsi ini, mesti bertujuan memberikan nilai tambah. Bukan sebaliknya.

"Bagi yang kontra, juga perlu didengarkan. Memetakan apa permasalahannya. Misalnya soal lingkungan, berarti harus dibicarakan bagaimana membangun tanpa melanggar prinsip lingkungan," terangnya.

Dari wacana yang mengemuka, pembangunan ibu kota dijalankan dengan konsep green city. Dengan pola ini, Kaltim diyakini tetap mampu mempertahankan peran sebagai paru-paru dunia. Demikian juga nilai kearifan lokal dan cita-cita Bumi Etam selama ini.

Pemindahan ibu kota negara, bukanlah memindahkan problematika dan permasalahan dari Jakarta ke Kalimantan. Pemindahan ibu kota, lanjutnya, justru untuk membuat pusat pemerintahan yang lebih tertata. Dampaknya adalah menghapus kesenjangan antara Jawa dan pulau-pulau lainnya di Tanah Air.

"Semua ada solusi teknisnya. Misal tidak ingin macet, berarti nanti dibuat akses dari bandara ke ibu kota tanpa harus melalui kota yang sudah ada," imbuhnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar