Terkini

Runtun Perkara Kematian Guru di Balikpapan Sembilan Hari setelah Disuntik Vaksin Covid-19

person access_time 3 years ago
Runtun Perkara Kematian Guru di Balikpapan Sembilan Hari setelah Disuntik Vaksin Covid-19

Muhammad Azmi Ramadhan semasa hidup. (istimewa)

Empat hari setelah divaksin, Azmi didiagnosis petugas medis menderita demam dan diberi paracetamol serta vitamin.

Ditulis Oleh: Surya Aditya
Jum'at, 28 Mei 2021

kaltimkece.id Muhammad Azmi Ramadhan menderita batu berdahak ketika tiba di Puskesmas Karang Joang, Balikpapan Utara. Kondisi badannya yang kurang fit itu lantas disampaikan kepada petugas medis di sana. Akan tetapi, sebagaimana penuturan Surati, ibunda Azmi, petugas tetap menyuntikkan vaksin Sinovac ke tubuh putranya itu.

Selasa, 18 Mei 2021, Azmi menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Semula, semua tak ada yang berubah. Lelaki 25 tahun itu tetap bisa beraktivitas meski batuknya belum pulih. Namun semua berubah keesokan harinya. Suhu tubuh Azmi meningkat drastis. Ia juga merasakan nyeri di dada. Kondisi itu terus terjadi tanpa kesudahan.

Empat hari setelah divaksin, dengan wajah putih pucat, Azmi kembali ke Puskesmas Karang Joang. Kepada pihak medis, guru honorer yang mengajar di SMP 17 Balikpapan itu menceritakan kondisi badannya yang panas. Disebutkan Surati, petugas medis mendiagnosis Azmi menderita demam.

“Anak saya cuma diberi paracetamol dan vitamin. Habis itu disuruh pulang,” cerita perempuan berkerudung itu kepada awak media ini, Jumat, 28 Mei 2021.

Disebutkan Surati, anaknya rutin mengonsumsi kedua jenis obat tersebut sesuai dosis yang diberikan. Namun, rasa panas yang dirasakan Azmi tetap saja tidak hilang. Bahkan, kian hari kondisinya dikabarkan semakin parah.

Rabu malam, 26 Mei 2021, rumah Surati di Kilometer 15, Balikpapan Utara, didatangi petugas kesehatan. Petugas tersebut lalu membawa Azmi menggunakan ambulans. Sempat dibawa ke Puskesmas Karang Joang, Azmi dibawa lagi ke RSUD Beriman, Balikpapan Tengah.

Di rumah sakit milik pemerintah itu, Azmi dirawat. Tapi kondisinya tetap tidak membaik. Hingga akhirnya kabar buruk datang. Memasuki Kamis dini hari, 27 Mei 2021, rumah sakit mengabarkan kepada pihak keluarga bahwa Azmi meninggal dunia. Hari itu juga jenazahnya dikembumikan. Surati menangis mengisahkan kejadian tersebut.

“Almarhum anak yang kuat. Jarang sekali mengeluh,” kenang Surati sambil menitikkan air mata.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Balikpapan sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Andi Sri Juliarti, belum bisa memastikan apakah Azmi meninggal dunia karena vaksin Covid-19 atau bukan. Hal tersebut masih dalam investigasi pihaknya.

Dari informasi yang dikumpulkan, Dio, panggilan Andi Sri Juliarti, memastikan Azmi dalam kondisi sehat saat disuntik vaksin. Hal itu diketahuinya dari kertas kendali yang diisi sendiri oleh Azmi. Kertas kendali adalah formulir yang harus diisi peserta vaksinasi Covid-19 sebelum divaksin.

“Setelah kami melihat kertas kendalinya, semua diisi baik oleh almarhum. Tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan suhu tertulis 36 derajat celsius. Itu berarti tidak demam,” kata Dio.

Meski demikian, Dio menampik jika Azmi pernah mengeluhkan kondisi kesehatannya di puskesmas setelah divaksin. Menurutnya, mendiang Azmi baru memeriksakan kesehatannya di fasilitas kesehatan setelah tujuh hari divaksin.

“Almarhum disuntik tanggal 18 di Puskesmas Karang Joang. Antara tanggal 18 sampai 25 Mei, puskesmas tidak mendapat laporan apa-apa,” jelasnya.

Dikatakan Dio, ketika Azmi masuk ke puskesmas pada 25 Mei itu, kondisinya vitalnya masih baik. Azmi turut menjalani tes Covid-19 menggunakan rapid antigen dengan hasil negatif. “Hanya mengeluh batuk dan pusing,” sebutnya.

Dio berjanji mengungkap kasus tersebut hingga terang. Bersama Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Balikpapan, Dio akan membahas soal kematian Azmi pada Sabtu, 29 Mei 2021. “Harusnya tadi pagi. Tapi ditunda,” tandasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar