Terkini

Sebanyak 74 Persen Positif Covid-19 di Kaltim adalah Laki-Laki, Mengapa Demikian?

person access_time 4 years ago
Sebanyak 74 Persen Positif Covid-19 di Kaltim adalah Laki-Laki, Mengapa Demikian?

Pria dianggap lebih rentan terserang virus corona. (ilustrasi/freepik)

Laki-laki menjadi kalangan paling rentan terpapar virus corona. Selain dominan secara jumlah kasus, kajian ilmiah turut mendukung.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Sabtu, 25 April 2020

kaltimkece.id Sampai Jumat, 24 April 2020, jumlah kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kaltim sebanyak 85 orang. Dari jumlah tersebut, 63 di antara mereka atau sebesar 74 persen adalah laki-laki. Hanya 26 persen pasien terkonfirmasi positif yang berjenis kelamin perempuan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi M Ishak, mengatakan bahwa kaum pria memang dua kali lebih berisiko terinfeksi Covid-19. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor. Mulai gen, hormon, sistem kekebalan tubuh, hingga gaya hidup.

“Termasuk merokok dan minuman keras adalah beberapa di antara penyebab daya tahan tubuh melemah. Selain itu, laki-laki banyak yang kurang disiplin mencuci tangan dibanding perempuan,” ulas Andi.

Secara umum, di Indonesia, sebagian besar yang terpapar virus corona juga adalah laki-laki. Proporsinya adalah 71 persen laki-laki dan 29 persen perempuan.

Ketimpangan penyebaran virus berdasarkan gender dijelaskan dr R Fera Ibrahim, dokter spesialis mikrobiologi dari Rumah Sakit Universitas Indonesia. Sebagaimana dikutip dari Antara, Fera mengatakan bahwa fenomena ini berhubungan dengan jumlah reseptor ACE2. Pada pria, respetor tersebut lebih banyak dibandingkan perempuan. Temuan ini diperoleh dari penelitian terhadap SARS, generasi terdahulu dari virus yang menyebakan Covid-19.

Reseptor ACE2 adalah jalan masuk virus sebelum mereplikasi diri dan menginfeksi tubuh manusia. Reseptor ini ada di nasofaring hingga otak dan paling banyak di sel epitel paru. Itu sebabnya, ketika virus mulai bekerja di dalam tubuh, muncul gejala infeksi saluran napas dan diare.

"Ada yang meneliti di zaman SARS (mewabah), ternyata reseptor ACE2 banyaknya di laki-laki, lebih banyak pada ras Asia dibandingkan kulit putih dan hitam," kata Fera.

Yang mengkhawatirkan lagi adalah laporan secara global. Bahwasanya lebih banyak laki-laki yang meninggal karena Covid-19. Perbedaan ini pertama kali dicatat di Tiongkok. Angka kematian menunjukkan bahwa 2,8 persen laki-laki meninggal akibat virus, sementara hanya 1,7 persen perempuan yang terjangkit sebagaimana dilaporkan South Morning China Post.

Fenomena seragam ditemukan di Italia. Tingkat kematian di negara itu 7,2 persen untuk laki-laki dan 4,1 persen untuk perempuan. Sementara di Korea Selatan, memang lebih banyak perempuan yang terpapar corona. Namun faktanya, sekitar 54 persen kematian lebih banyak menimpa laki-laki.

Keluarga coronavirus menunjukkan ketidaksetaraan gender seperti ini bukan kali pertama. Saat sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) dan wabah sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), laki-laki selalu lebih banyak terpapar. (*)

 

Editor: Fel GM

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar