Terkini

Seberapa Siap Kaltim Menghadapi Kemungkinan Lock Down karena Covid-19?

person access_time 4 years ago
Seberapa Siap Kaltim Menghadapi Kemungkinan Lock Down karena Covid-19?

Bandara APT Pranoto, pintu gerbang Samarinda, siap menghadapi kemungkinan lock down.

Meskipun kecil, kemungkinan lock down di suatu daerah tetap ada jika penyebaran virus SARS-Cov-2 semakin mengkhawatirkan. Bagaimana dengan Kaltim? 

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Senin, 16 Maret 2020

kaltimkece.id Presiden Joko Widodo telah memberikan kewenangan kepada daerah untuk menetapkan status darurat. Meskipun tidak sampai mengunci daerah (lock down), kemungkinan ini terbuka andaikata penyebaran Covid-19 semakin mengkhawatirkan. Pertanyaannya, siapkah daerah terutama Kaltim jika sampai di-lock down?

Sebelum membahasnya, perlu diketahui bahwa artikel ini tidak bermaksud menebar ketakutan publik. Tulisan ini menguji sejauh mana kesanggupan dan kesiapan Kaltim --itu pun bila ada persiapan-- jika menemui kemungkinan terburuk itu. Dengan demikian, pembaca dapat lebih sigap menghadapi risiko lock down. Semoga saja tidak separah itu. 

Aspek pertama yang mesti ditelaah adalah kecukupan pangan utama. Mengutip data Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Kaltim, Benua Etam memerlukan 456 ribu ton beras setahun. Sebanyak 300 ribu ton beras adalah produksi lokal. Adapun sisanya, disokong pengadaan Bulog maupun kiriman daerah lain seperti Pulau Jawa, Sulawesi, atau impor. 

Kepala Bulog Divre Kaltimra, Suharto Djabar, saat dihubungi Sabtu, 14 Maret 2020, belum bisa memberi keterangan mengenai kesiapan stok ini. Adapun informasi tertulis dari Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menyatakan bahwa stok beras di seluruh gudang bulog mencapai 1,7 juta ton. Cadangan nasional ini belum termasuk beras yang diperdagangkan swasta. 

"Dengan stok tersebut, masyarakat tak perlu khawatir menyambut Ramadan dan Idulfitri tahun ini (diprediksi Mei-Juni)," ucapnya.

Kebutuhan daging ayam juga tidak terlalu mengkhawatirkan. Sebanyak 95 persen kebutuhan mampu disediakan peternak lokal Kaltim. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim mencatat, total konsumsi daging unggas Kaltim mencapai 66.289 ton per tahun. Sementara produksi lokal mencapai 62.921 ton. 

Baca juga:
 

Yang perlu diperhatikan adalah stok sembako yang harus diimpor dari daerah lain. Gula pasir, minyak goreng, dan bawang, adalah contohnya. Beberapa komoditas ini, terutama gula pasir, harganya mulai merangkak naik beberapa hari belakangan.

Dari data dan keterangan di atas, urusan pangan utama diperkirakan tidak bermasalah jika Kaltim harus di-lock down. Hanya perlu diperhatikan stok komoditas bahan pokok yang masih diimpor dari daerah lain. 

Pasokan Air, Listrik, dan Energi

Adapun kebutuhan air bersih di PDAM di tiap kabupaten dan kota, bahan bakunya diambil dan diolah dari sungai terdekat. Pasokan air bersih nampaknya tidak akan bermasalah jika terjadi lock down. Sementara pasokan listrik Kaltim, menurut catatan PLN, sejauh ini aman-aman saja dengan total daya terpasang 917,6 megawatt dan daya mampu sebesar 627 megawatt. Saat ini, beban puncak di Kaltim baru 491 megawatt. 

Untuk ketersediaan bahan bakar minyak, Manajer Regional Relasi Komunikasi dan CSR Pertamina Kalimantan, Robert Marcelino Verieza, memastikan aman. Pasokan dan stok BBM serta gas di Kalimantan tidak terganggu. Meskipun demikian, Robert tidak menyebut durasi ketahanan stok BBM. Prinsipnya, lanjut dia, selama Pertamina ditugaskan pemerintah, stok terus dijaga.

"Ketersediaan energi di wilayah Kalimantan, sampai saat ini dipastikan kondusif," ujarnya kepada kaltimkece.id, Sabtu lalu. 

Dari keterangan di atas, pasokan air bersih sangat bergantung kemampuan PDAM di kabupaten/kota. Sementara untuk pasokan listrik, BBM, dan gas, dapat dikatakan aman.


Gerbang Utama dan Alat Kesehatan

Ketika suatu daerah resmi diisolasi, pintu gerbang utama mesti ditutup. Kepala Bandara APT Pranoto di Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi, menyatakan kesiapan dengan opsi tersebut jika memang terpaksa diambil pemerintah. 

Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan Kaltim, Andi M Razak, mengatakan bahwa seluruh pelabuhan dan bandara di Kaltim memang diperintahkan patuh kepada protokol deteksi dini corona. Salah satunya adalah pemasangan thermal scanner untuk melihat gejala demam.

Untuk kemungkinan lock down, kata Andi, harus berdasarkan pertimbangan kasus dalam skala besar. Artinya, penyebaran virus sudah sangat cepat. Andi menjelaskan, kebijakan lock down --kalaupun diambil-- kemungkinan tidak dalam skala nasional. Kebijakan itu juga kurang pas diterapkan di seluruh Kaltim. Provinsi ini, kata dia, punya sepuluh kabupaten/kota dengan karakteristik berbeda. Yang paling efektif adalah membatasi arus keluar-masuk di daerah yang terinfeksi. 

"Tinggal keberanian kepala daerah membatasi keberangkatan dan kedatangan dari daerah itu (terinfeksi)," ucapnya Sabtu, 14 Maret 2020. 

Langkah lock down di Kaltim juga mengkhawatirkan. Menurut Andi, upaya cegah tangkal saat ini masih rentan kebobolan. Belum lagi kesiapan sumber daya manusia di bidang medis dan peralatan kesehatan di Kaltim yang belum mencukupi. Sebagai contoh adalah alat pelindung diri (APD). Sejak merebaknya virus corona, stok APD yang kebanyakan didatangkan dari Tiongkok sulit didapat. Kalaupun ada, barang tertahan di pelabuhan untuk pengecekan. 

Dinas Kesehatan Kaltim masih menunggu kiriman APD dari Kementerian Kesehatan. Menurut rencana, sebanyak 2.000 unit APD disebar ke seluruh Indonesia pekan ini. 

“Kami (Dinkes Kaltim) sedang mempersipkan pembelian sendiri," ujarnya. 

APD amat diperlukan tenaga medis untuk mencegah tertular virus saat di ruang isolasi. Saat ini, ketersediaan set pakaian medis seperti baju astronot itu tersisa 30 unit. Dengan asumsi minimal dua set pakaian per hari oleh petugas, dan wajib diganti setiap hari, stok APD hanya cukup 15 hari. 

Kendala lain adalah pengujian spesimen sampel virus. Sampai Sabtu lalu, sebanyak 18 orang diawasi, 13 orang diambil sampel, dan delapan orang dinyatakan negatif. Sementara tiga yang lain masih diisolasi di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda. Sejak lonjakan virus corona di Indonesia, ada keterlambatan pelaporan hasil tes spesimen virus yang dikirimkan ke laboratorium Balitbangkes Kemenkes. 

“Biasanya, 2-3 hari hasil uji terlihat. Sekarang ini, sudah 5 hari belum ada hasil," ucapnya. 

Keterlambatan hasil pemeriksaan sampel bisa memperpanjang proses penanganan. Ketiadaan laboratorium uji di daerah dapat memperparah situasi ketika daerah itu di-lock down. Deteksi yang lemah terhadap orang-orang yang terpapar virus hanya menambah parah situasi ketika suatu wilayah dikunci.

Baca juga:
 

Dari penjelasan di atas, ketersediaan APD harus menjadi perhatian. Kecepatan dalam uji virus corona juga sangat penting mendeteksi penyebaran penyakit. Tanpa deteksi yang akurat dan cepat, kebijakan lock down suatu wilayah tidak efekfif menghambat penyebaran virus.

Tanggapan Gubernur

Menanggapi kemungkinan lock down, Gubernur Kaltim Isran Noor melemparnya kepada pemerintah pusat. "Tidak mungkin daerah yang me-lock down," ucap Isran, Sabtu, 15 Maret 2020, di Hotel Selyca Mulia, Samarinda. 

Sejauh ini, kata dia, Pemprov Kaltim berpedoman kepada protokol kesehatan dan keselamatan standar WHO sebagaimana perintah pusat. Isran meminta publik tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang mendorong perilaku membeli barang berlebihan yang memicu kepanikan. (*)

Editor: Fel GM

 

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar