Terkini

Sesalkan Perundungan, Gubernur: Bukan Begitu Caranya Minta Pekerjaan

person access_time 4 years ago
Sesalkan Perundungan, Gubernur: Bukan Begitu Caranya Minta Pekerjaan

Gubernur Kaltim Isran Noor. (nalendro priambodo/kaltimkece.id)

Aksi perundungan oknum warga di pintu tol Samboja mengundang banyak reaksi. Gubernur Kaltim pun turut punya tanggapan.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Senin, 23 Desember 2019

kaltimkece.id Kabar sekelompok oknum warga mendatangi petugas jaga pintu tol Balikpapan-Samarinda Gerbang Samboja meminta pekerjaan, sampai ke telinga Gubernur Kaltim Isran Noor. Orang nomor satu Bumi Etam itu menyimak setiap adegan dari cuplikan yang tersebar di dunia maya. Didapatnya dari grup aplikasi percakapan WhatsApp pada Senin pagi, 23 Desember 2019.

"Bukan begitu caranya minta pekerjaan. Orang di situ (penjaga pintu tol) kan diperintah saja. Jangan ngamuk-ngamuk. Bukan begitu caranya. Tak menggambarkan etika," tutur Isran di Kegubernuran Kaltim, Senin, 23 Desember 2019.

Dengan nada santai, Isran merasa hal itu hanya persoalan kecil. Sekadar ulah oknum, bukan kelompok. Ke depan, ia berharap masyarakat Kaltim aktif terlibat dalam pembangunan dari manapun asal usulnya.  Terlebih, menyambut momentum ditetapkannya Bumi Etam sebagai ibu kota negara (IKN). Harapannya, kejadian seperti itu tak terulang.

Konsep pembangunan IKN nanti mengusung sejumlah label smart yang sarat teknologi. Sebut saja smart city, berwawasan lingkungan, dan lainnya. Isran berpesan agar warga Kaltim harus meningkatkan kemampuan. Membekali dengan berbagai kemampuan dan keahlian bidang teknologi menyongsong IKN. Jangan sampai, ketidakmampuan dan kurangnya penguasaan teknologi malah merugikan diri sendiri dan pemberi pekerjaan.

"Ibu kota kan simbol negara, simbol kebangsaan. Milik rakyat Indonesia dan dunia. Itu dibangun dengan berbagai sistem smart. Dan, harus dilaksanakan orang dengan kapasitas (pengetahuan) teknologi," ucap Isran. "Lakukan dengan cara-cata etis," tutupnya.

Camat Samboja, Ahmad Nurkhalish, kaget dengan rekaman video amatir yang diambil Jumat, 20 Desember 2019. "Belum dikonfirmasi, yang jelas ada kemungkinan oknum warga," katanya, Senin, 23 Desember 2019, diwawancarai kaltimkece.id.

Setelah kejadian itu, warga yang bersangkutan sudah diajak mediasi dua kali di kantor Lurah Sungai Merdeka. Mediasi hari pertama dan kedua dihadiri kepolisian, camat, lurah, unsur TNI/Polri dan PT Jasa Marga Balikpapan-Samarinda selaku pengelola tol.

Tuntutan sejumlah oknum warga, meminta proses rekrutmen pekerja lebih transparan dan memberdayakan pekerja setempat. "Hasilnya, ada kesepakatan kalau ada rekrutmen disampaikan ke Lurah Sungai Merdeka sebagai informasi. Dan lamaran disampaikan satu pintu ke sana (Kelurahan Sungai Merdeka)," ucapnya.

Berkaca dari kejadian tersebut, Nurkhalis meminta segala pihak melihat sisi positifnya. Aspirasi warga tetap perlu didengar. Hanya saja, harus disampaikan dengan pola komunikasi yang baik. Ungkapan berbau SARA tak perlu dilontarkan. Apalagi, setelah Pemilu 2019 lalu, isu negatif seperti ini rentan konflik.

Kecamatan Samboja dikenal sebagai salah satu pusat penghasil migas penting di Kabupaten Kutai Kartanegara. Sejumlah perusahaan migas nasional dan multinasional beroperasi di kecamatan yang memiliki 23 kelurahan ini. Dari catatan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, di Kecamatan seluas 1.045,9 kilometer persegi tersebut sempat terdapat 92 izin pertambangan batu bara. 

Sayangnya, berjalannya waktu beberapa usaha pertambangan emas hitam tak aktif beroperasi. Baik karena habis masa konsesi atau dampak penurunan harga global. Data angkatan kerja dan jumlah pengangguran di Kecamatan Samboja dan Kutai Kartanegara belum sepenuhnya lengkap. Publikasi data itu melalui badan pusat statistik Kukar hanya ada pada 2014. Itupun hanya skala kabupaten yakni 15.400 jiwa. Nurkhalis pun mengaku belum mengetahui data terbaru.

"Boleh jadi saat ini kegiatan tambang (batu bara) berkurang mereka juga terdampak. Tenaga kerja kita banyak lulusan SMA, berharap bisa kerja dari situ," ungkapnya menduga pemicu insiden perundungan petugas tol Balsam di pintu Tol Samboja.

Diketahui, daerah IKN nanti bakal berada di sebagian Kecamatan Sepaku dan Samboja. Selama ini Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, ormas dan kepala suku di Samboja sering dilibatkan dalam proses rekrutmen tenaga kerja lokal. "Ke depan, akan dikuatkan komunikasi menghadapi isu-isu berkaitan dengan IKN," katanya.

Pengamat ekonomi pembangunan, Aji Sofyan Effendi, menjelaskan kehadiran IKN bakal membuka lapangan tenaga kerja lokal warga sekitar IKN. Akademikus Universitas Mulawarman yang didapuk jadi tenaga ahli Bupati Penajam Paser Utara tersebut sudah diperintahkan bupati mempersiapkan langkah pemberdayaan masyarakat menghadapi IKN.

Beberapa yang jadi sasaran adalah tenaga keamanan, konstruksi, sopir, sampai bisnis konveksi. Khusus bisnis pakaian, direncanakan pengadaan ratusan mesin jahit lewat badan usaha milik desa. Semua keterampilan bakal dilatih pemkab. Diprediksi puluhan ribu warga bisa terserap nantinya. "Kita harus bercermin diri. Skill bagaimana yang harus kita siapkan biar enggak tersisih dalam pembangunan IKN," tandasnya.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Danang Parikesit, berharap kehadiran jalan tol mampu mendorong peningkatan kesejahtraan. Di tingkat regional mendorong mobilitas, efisiensi logistik, tumbuhnya industri, perdagangan dan pariwisata.

Yang tak kalah penting di level mikro, kata doktor teknik transportasi Universitas Wein Austria ini, adalah pelibatan masyarakat setempat dalan proses kontruksi dan saat operasional tol. Tak terkecuali berkembangnya usaha kecil menengah dan produk lokal yang bisa dijajakan di  etalase res area tol. Karenanya, Badan Usaha Jalan Tol diharapakan terus mencari terobosan agar itu cepat terlaksana.

"Dialog dengan pemda dan komunitas lokal harus terus menerus dikedepankan," kata pria bergelar profesor tersebut. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar