Terkini

Sudah 13 Hari Yusuf Menghilang, Kemungkinan Penculikan Tak Bermotif Uang Tebusan

person access_time 4 years ago
Sudah 13 Hari Yusuf Menghilang, Kemungkinan Penculikan Tak Bermotif Uang Tebusan

Ahmad Yusuf Ghozali masih dalam pencarian setelah hampir dua pekan. (grafis: m nauval/kaltimkece.id)

Hilangnya bocah 4 tahun di penitipan anak masih menjadi misteri. Hanya tersisa beberapa kemungkinan.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Jum'at, 06 Desember 2019

kaltimkece.id Suara Melisari sedikit serak ketika berbicara dengan reporter kaltimkece.id. Dengan mata sayu seperti kurang tidur, perempuan 31 tahun itu menjelaskan perkembangan pencarian putra bungsunya. Dua pekan kurang sehari sudah, Ahmad Yusuf Ghozali, 4 tahun, hilang tanpa kabar.

Kamis, 5 Desember 2019, Melisari didampingi suaminya, Bambang Sulistyo, 37 tahun, berbicara panjang lebar. Keluarga besar, menurut Melisari, tak putus harapan mencari Yusuf.

"Walaupun sampai hari ini belum ada hasil. Semoga minggu-minggu ini ada kabar baik,” jelas ibu tiga anak tersebut.

Keluarga telah mencari Yusuf hingga Sebulu, Kutai Kartanegara. Informasi sekecil apapun yang mereka dapatkan pasti disambut. Semua demi kembalinya Yusuf yang mengalami keterlambatan perkembangan. Yusuf hingga berusia 4 tahun belum bisa berbicara.

"Kami terus berharap, teman-teman di media sosial bisa terus mengabarkan dan membantu. Memang banyak kabar simpang-siur tapi kami terus berharap. Semoga yang mengambil Yusuf dibukakan pintu hatinya," ucap Melisari dengan suara tercekat.

Asumsi bahwa Yusuf diambil orang cukup berdasar. Kemungkinan ini yang tersisa jika merujuk kronologi hilangnya anak 4 tahun itu. Jumat, 22 November 2019, Yusuf masih di tempat penitipan anak di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jannatul Athfaal. Sekolah itu berdiri di Jalan Abdul Wahab Syahrani, RT 12, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.

Kepala PAUD Jannatul Athfaal, Mardiana, mengatakan bahwa Yusuf masih terlihat bermain hingga Jumat sore itu. Yusuf diawasi dua pengajar, Bunda Lina dan Bunda Yanti. Ketika mendekati waktu memandikan anak-anak, Bunda Lina sempat pamit untuk buang air kecil. Ia menitipkan anak-anak kepada Bunda Yanti.

Mardiana selaku kepala PAUD sempat menengok kondisi Yusuf dan murid-murid yang lain. Ketika itulah, terdengar tangisan dari ruang bayi. Mardiana pindah ke kamar sebelah untuk membuat susu.

"Belum sempat saya buatkan susu, tiba-tiba ada yang bilang bahwa Yusuf hilang," tutur Mardiana, ketika diwawancara, tiga hari selepas Yusuf menghilang.

Dari kronologi itu, didapati fakta bahwa Yusuf hilang dalam durasi yang sangat cepat. Sejumlah kemungkinan lalu mengemuka. Pertama, pada hari yang sama, hujan mengguyur wilayah Samarinda. Kawasan PAUD dekat dengan wilayah langganan banjir. Kecurigaan pertama adalah Yusuf keluar dari lingkungan PAUD dan terseret banjir. Bisa pula terperosok ke parit dekat sekolah.

Pihak sekolah bersama warga sebenarnya segera mencari Yusuf di parit sekitar sekolah. Yusuf tidak ditemukan. Berkaca kejadian serupa terdahulu, anak-anak yang terseret banjir selalu cepat ditemukan. Pencarian tidak sampai memakan hari.

Kejadian terbaru pada 19 November 2019. Seorang murid SD di Samarinda Ulu terperosok ke parit dekat sekolah ketika banjir. Ia segera ditemukan meskipun sudah tak bernyawa. Jika Yusuf tertimpa musibah yang sama, setidaknya ada petunjuk yang menguatkan. Agaknya mustahil, seseorang yang terseret banjir di lingkungan padat penduduk tidak ditemukan setelah 13 hari.

Kemungkinan kedua adalah Yusuf tidak terseret banjir namun keluar sendirian dari lingkungan PAUD. Jika perlu waktu untuk menemukannya, bisa dimaklumi. Ia belum bisa berbicara. Barangsiapa yang menemukannya akan menemui kesulitan.

Namun, kemungkinan ini sebenarnya kecil. Jika Yusuf keluar dari PAUD, ia akan bertemu orang dewasa tak jauh dari lingkungan PAUD. Dengan masifnya kabar mengenai hilangnya Yusuf, ia mestinya sudah kembali. Pun andaikata yang menemukan tidak mengetahui berita tersebut, tidak mungkin keberadaan Yusuf seperti hilang ditelan bumi. Pada umumnya, orang yang menemukan anak hilang akan melapor. Bisa ke ketua RT maupun ke kantor polisi. Faktanya, dalam 13 hari ini belum ada laporan penemuan anak ke pihak berwajib.

Kecuali salah dua kemungkinan ini. Pertama, Yusuf memang keluar sendirian dari PAUD dan ditemukan seseorang. Namun, orang tersebut tidak berniat mengembalikannya. Ada beragam motif yang bisa menjelaskannya jika kelak kemungkinan ini benar. Bisa karena ingin memelihara anak tersebut, sampai motif terburuk seperti perdagangan manusia.

Dari motif yang sama itu pula, kemungkinan kedua yang tersisa adalah penculikan. Yusuf tidak keluar sendiri dari PAUD. Seseorang menjemputnya atau membawanya pergi. Yang bisa dipastikan hanyalah siapapun yang membawa Yusuf sekarang, tidak memiliki motif meminta uang tebusan. Menurut sang ibunda, Melisari, tidak ada yang menghubunginya untuk meminta sejumlah uang agar Yusuf kembali. Paling banter, orang-orang yang mencoba memanfaatkan situasi dengan memberi kabar keliru.

“Kami banyak menerima dukungan. Dari luar Kalimantan ada yang sekadar mendoakan agar Yusuf segera ditemukan,” lirih Melisari.

Mengenai kemungkinan-kemungkinan tersebut, Kepala Unit Reserse Kriminal, Kepolisan Sektor Kota Samarinda Ulu, Inspektur Dua Muhammad Ridwan, tak ingin berspekulasi. Ia mengatakan bahwa dugaan penculikan masih diselidiki. Yang jelas, polisi belum menemukan titik terang keberadaan Yusuf.

"Belum ada petunjuk-petunjuk mengenai keberadaan Yusuf,” jelas Ipda Ridwan. Kepolisian, kata dia, sudah memanggil kembali pengurus yayasan dan keluarga. Seluruh keterangan dicatat dalam berita acara.

“Kami mencari dan mencermati petunjuk-petunjuk yang lain, sekecil apapun petunjuk itu," jelas perwira balok satu tersebut. (*)

 

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar