Terkini

Waswas Kasus Covid-19 Meledak di Kaltim, Calon-Calon Rumah Sakit Darurat Mengemuka

person access_time 4 years ago
Waswas Kasus Covid-19 Meledak di Kaltim, Calon-Calon Rumah Sakit Darurat Mengemuka

Pemprov Kaltim bersiap menyulap beberapa tempat menjadi rumah sakit darurat. (nalendro priambodo/kaltimkece.id)

Covid-19 terus menebar ancaman di Bumi Etam. Infrastruktur kesehatna yang saat ini tersedia, dikhawatirkan tak bisa membendung.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Senin, 23 Maret 2020

kaltimkece.id Pemprov melalui Dinas Kesehatan Kaltim memikirkan opsi menambah fasilitas gedung isolasi khusus pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif Covid-19. Opsi ini dipertimbangkan sebagai langkah antisipasi meledaknya jumlah pasien jika tak bisa ditampung di 15 ruang isolasi rumah sakit seluruh Kaltim.

Sementara ini, fasilitas dipusatkan di Samarinda dan Balikpapan. Tak menutup kemungkinan, fasilitas itu ditingkatkan menjadi rumah sakit darurat Covid-19.

Di Kaltim, terdapat 15 rumah sakit. Mayoritas milik pemerintah daerah yang memiliki ruang isolasi khusus. Dari jumlah itu, terdapat 70 ruang isolasi dengan 111 tempat tidur. Dari jumlah itu, sedikitnya 56 orang masuk kategori PDP dan wajib diisolasi (data terus diperbaharui).

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi M Ishak, menjelaskan bahwa Pemprov Kaltim sudah meminta izin Kementerian Agama. Surat izin yang dikirimkan minggu lalu itu terkait peminjaman Asrama Haji di Batakan, Balikpapan. Agar bisa dialihfungsikan sementara sebagai fasilitas isolasi darurat pasien Covid-19 di Kota Minyak. Ini sebagai antisipasi membeludaknya PDP dan pasien Covid-19 di sana. Sedikitnya, ada 654 tempat tidur di fasilitas pinggir pantai yang terletak di Kecamatan Balikpapan Timur ini. “Kami masih koordinasi terus dengan Kakanwil Kemenag Kaltim,” kata Andi, di Kantor Gubernur Kaltim, Senin, 23 Maret 2020.  

Di Samarinda, Pemprov Kaltim juga berencana mengalihfungsikan sementara empat gedung asrama di Balai Pelatihan Kesehatan Pemprov Kaltim di Jalan Wolter Mongisidi. Sedikitnya, 80 tempat tidur yang bisa difungsikan mengkarantina PDP Covid-19. Ini, sebagai antisipasi jika ruang isolasi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie penuh. Bahkan, opsi memakai ruangan Rumah Sakit Islam juga sempat dibahas. Namun, harus dilihat lebih dalam kesiapan fasilitas yang sudah tak dipakai 3 tahun terakhir itu.

Andi menyampaikan, tak menutup kemungkinan, fasilitas karantina di luar rumah sakit akan dikembangkan laiknya rumah sakit darurat. Namun, dengan catatan, jika kasus Covid-19 di Kaltim semakin parah dan daya tampung rumah sakit tak mencukupi.

Setidaknya, jika opsi itu di ambil, perlu disiapkan sejumlah peralatan medis lainnya. Mulai tabung oksigen, ventilator bagi pasien sesak napas, infus dan peralatan medis lainnya. Tak ketinggalan tenaga medis dan logistik. “Kami masih coba susun. Dan berkoordinasi dengan rumah sakit apa kebutuhannya nanti.” tandasnya.

Tenaga Medis Komitmen Karantina

Upaya menambah kapasitas ruang isolasi sudah dimulai Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan. Pertimbangannya, 10 ruangan dengan 12 tempat tidur yang mereka miliki penuh. Terlebih, ada enam pasien positif Covid-19 yang mereka tangani.

Menyadari hal itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo, Edy Iskandar, segera memerintahkan membuka ruang isolasi baru pada Selasa, 24 Maret 2020. Totalnya 21 ruang isolasi yang sebelumnya dipakai pasien umum kelas II. Ruangan bisa dimuati 2 sampai 4 pasien dengan daya tampung maksimal 50 tempat tidur. “Itu kapasitas maksimal yang Rumah Sakit Kanujoso mampu,” kata Edy kepada kaltimkece.id pada kesempatan sama.

Bukan hanya pasien yang diisolasi, pengelola dan tenaga medis juga berinisiatif menyulap wisma tunggu pasien dan dua rumah dinas sebagai ‘rumah karantina’ bagi 50 tenaga medis khusus penanganan Covid-19 di Balikpapan. 50 tenaga medis terlatih asal RSKD itu berisi 45 perawat dan 5 dokter berbagai spesialis. Di antaranya, dokter anastesi, paru-paru, mikro biologi, patologi klinik dan radiologi.

Sebanyak 50 tenaga medis sudah mendiami rumah karantina sejak pengumuman perdana pasien positif Covid-19 di Balikpapan pekan lalu. Di rumah barunya, mereka berkomitmen membatasi segala interaksi dengan orang lain. Praktis, mobilitas mereka hanya seputar rumah karantina dan ruang isolasi. Aktivitas makan, tidur sampai mandi dihabiskan di rumah sakit.

“Mereka (tenaga medis) tak mau pulang ke rumah. Enggak mau menginfeksi keluarga (jika terinfeksi virus).” ujar Edy.

Bergantian jaga dalam tiga shift kerja, pengelola rumah sakit tetap memperhatikan asupan nutrisi tenaga medis. Sejumlah makanan, camilan dan suplemen bergizi tinggi selalu diberikan. Setidaknya, selalu ada telur, daging, sayuran, susu dan madu. “Merekalah ujung tombak yang berjuang di ruang isolasi,” ucap Edy.

Sejauh ini, 50 tenaga medis masih dinilai sanggup menangani 6 pasien dengan pola kerja bergantian jaga selama 8 jam sehari yang diperkirakan selama 3 minggu mendatang.  Meskipun demikian, Edy masih menaruh khawatir jikalau nantinya ada ledakan jumlah pasien Covid-19 di Balikpapan.

Kekhawatiran Edy beralasan. Sebab, hampir segala aspek terbatas. Baik fasilitas ruangan isolasi, tenaga medis sampai alat pelindung diri. Berada di garis depan, tenaga medis di RSKD terancam berperang tanpa tameng melawan virus SARS-Cov2. Stok persediaan alat pelindung diri mereka hanya cukup buat 3-4 hari ke depan.

Sebenarnya, sudah ada upaya mencari ke pasaran. Namun, barang itu kian sukar didapat. Sebagai alternatif, mereka menjahit sendiri 1,500 masker sekali pakai. Termasuk memproduksi baju pelindung dua lapis. “Jika terpaksa, jas hujan bisa dipakai,” katanya.

Kekhawatiran lain yang mereka antisipasi adalah kelelahan 50 tenaga medis jika tugas terus menerus selama 3 minggu ke depan. Lebih-lebih, jika ada ledakan pasien karena masyarakat tak patuh menjaga jarak antar manusia. “Kalau meledak (pasien Covid-19) bisa kerja 24 jam,” prediksnya. Meski demikian, ia mendorong upaya gotong royong ke tenaga medis dari rumah sakit lain jika hal terburuk itu terjadi. Yakni meminta bantuan tenaga medis asal rumah sakit lain membantu. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar