Bontang

Yang Sebenarnya Terjadi di Poros Samarinda-Bontang, Bukan Putus tetapi Mobil Ambles di Proyek Drainase

person access_time 2 years ago
Yang Sebenarnya Terjadi di Poros Samarinda-Bontang, Bukan Putus tetapi Mobil Ambles di Proyek Drainase

Lokasi pembangunan gorong-gorong di Kilometer 17 arah Bontang ke Samarinda (foto: BBPJN Kaltim-Kaltara)

Kecepatan jari menyebarkan informasi sangat rentan dengan kurangnya akurasi. Jalan poros tidak putus, hanya mobil yang ambles beberapa menit.

Ditulis Oleh: Muhibar Sobary Ardan
Jum'at, 05 November 2021

kaltimkece.id Muhammad Amin berangkat pagi-pagi dari Samarinda menuju Bontang. Lelaki berusia kepala tiga yang tinggal di Samarinda Utara ini pergi bersama rombongan instansi Pemprov Kaltim pada Jumat, 5 November 2021. Sudah lebih setengah perjalanan ketika mobil yang ia tumpangi terpaksa berhenti. Perbaikan jalan sekitar 17 kilometer dari Bontang menyebabkan kendaraannya harus menunggu setengah jam sebelum melanjutkan perjalanan lagi.

“Jalannya tidak putus tetapi ada perbaikan,” terang Amin kepada kaltimkece.id. Pria yang bekerja sebagai jurnalis media nasional ini melintas pada pukul 10.00 Wita, sejam setelah kabar jalan poros Samarinda-Bontang putus.

Informasi jalan putus makin menjadi-jadi pada Jumat siang. Jalan poros disebut putus karena longsor. Lokasinya di Kilometer 17 dari arah Bontang, tepatnya di Desa Danau Redan, Kecamatan Teluk Dalam, Kutai Timur. Berbagai komunitas media sosial berpengikut besar menyiarkannya. Narasi sebagian besar informasi yang beredar itu seragam. Poros Bontang-Samarinda Km 17 putus sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas. Sejumlah warganet merespons bahwa jalan ambles karena longsor. Informasi yang terkesan terburu-buru ini segera viral.

_____________________________________________________PARIWARA

Kepada kaltimkece.id, Pejabat Pembuat Komitmen 2.1 dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim-Kaltara, Teuku Surya Darma, menjelaskan duduk perkaranya. Teuku menegaskan, tidak ada peristiwa tanah longsor di jalur Samarinda-Bontang. Di lokasi yang dimaksud warganet, sebenarnya sedang dalam pembangunan gorong-gorong. Saluran drainase yang terbuat dari box culvert itu dibangun menyeberangi jalan raya (cross drain).

"Sepanjang pekerjaan, memang ada pengalihan lalu lintas yaitu menggunakan sistem buka tutup,” terangnya. Pada Jumat pagi, tepatnya pukul sembilan, antrean kendaraan sedang panjang. Sebuah kendaraan besar kemudian melintas dan ambles.

“Hanya beberapa menit (kendaraan terjebak) karena segera kami evakuasi," terang Teuku. Pada saat evakuasi itu, sambungnya, sebagian pengguna jalan tidak sabar. Ada yang mencoba menerobos sehingga terjadi kemacetan. BBPJN Kaltim-Kaltara telah berkoordinasi dengan pengatur lalu lintas setempat untuk mengatasinya.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Teuku mengakui, pembangunan drainase memang menghambat lalu lintas masyarakat. Akan tetapi, gorong-gorong ini harus dibangun agar perbaikan jalan selesai. Tanpa saluran air, lokasi tersebut akan terus kebanjiran ketika hujan. Jalan yang tergenang jelas menyebabkan masyarakat kesusahan.

"Kami memohon pengertian dari masyarakat yang perjalanannya terganggu karena proyek ini. Pekerjaan diperkirakan selesai tiga pekan lagi,” jelasnya.

Pekerjaan box culvert ini termasuk single year contract 2021 yang dikerjakan BBPJN. Kontraktor pelaksananya adalah PT Nugroho Lestari. Pekerjaan tersebut merupakan bagian dari perbaikan 52 kilometer jalan poros dari segmen Santan hingga Bontang dengan waktu pelaksanaan hingga Desember 2021. (*)

Editor: Fel GM

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar