Ekonomi

Menggeliatnya Ekspor Karet Kaltim yang Justru Mulai Meroket di Tengah Pandemi

person access_time 4 years ago
Menggeliatnya Ekspor Karet Kaltim yang Justru Mulai Meroket di Tengah Pandemi

Aktivitas ekspor karet lembaran dari Samarinda (foto: dokumentasi Balai Karantina Pertanian Samarinda, Kementerian Pertanian).

Ekspor komoditas karet Kaltim mengalami peningkatan. Permintaan pasar dunia diperkirakan melonjak dalam waktu dekat.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Jum'at, 24 Juli 2020

kaltimkece.id Sebuah kabar baik bagi sektor perekonomian Kaltim menyeruak di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda di seluruh dunia. Salah satu komoditas perkebunan Bumi Etam yakni karet mengalami peningkatan ekspor. Lebih dari itu, permintaan pasar dunia terhadap karet diperkirakan melonjak dalam waktu dekat.

Informasi ini disampaikan secara tertulis kepada kaltimkece.id oleh Kepala Balai Karantina Pertanian Samarinda, Kementerian Pertanian, Agus Sugiyono, Jumat, 24 Juli 2020. Menurut Agus, ekspor karet dari Kaltim ke Tiongkok sepanjang Januari-Juli 2020 sebesar 246,9 ton dengan nilai Rp 5,02 miliar. Komoditas yang diekspor berupa karet lembaran dengan tiga kali pengiriman. Dua kali dikirim ke Rusia dan satu kali ke Tiongkok. Jumlah ekspor karet lembaran ini meningkat dibandingkan 2019 yang hanya 203 ton.

Karet lembaran (rubber sheet) merupakan jenis karet olahan yang ditemukan pada landasan palet, landasan tanki truk, dan lain-lain. Karet lembaran biasanya dipakai untuk menjaga suatu benda tidak berbenturan dengan benda yang lain. Bisa pula sebagai peredam atau menahan rembesan air di sebuah ruangan.

“Patut disyukuri bahwa situasi ekonomi dunia yang berjalan lambat tidak terlalu berpengaruh kepada permintaan lembaran karet dari Kaltim. Malah ada kecenderungan meningkat,” terang Agus Sugiyono. Ia menambahkan, ekspor karet lembaran bahkan mulai menjajaki pasar-pasar baru.

“Dalam waktu dekat, sudah ada permohonan pemeriksaan komoditas karet dalam jumlah yang cukup besar,” sebutnya. Kabar gembira yang lain adalah harga karet dunia makin membaik pada Juli ini.

Menurut data di sistem perkarantinaan, ekspor lembaran karet Indonesia meningkat pada semester pertama 2020 dibandingkan semeter pertama 2019. Hingga tengah tahun ini, Indonesia telah mengirim 63.248 ton lembaran karet ke luar negeri. Pada 2019, angkanya hanya 53.396 ton lembaran karet. Negara tujuan ekspor komoditas tersebut adalah Tiongkok, India, Taiwan, Latvia, Rusia, Pakistan, Mesir, Kanada, Amerika Serikat, Malaysia, dan Korea Selatan.

Masih dalam keterangan tertulis, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perekonomian Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan jika sektor pertanian terus dioptimalisasi. Nilai ekspor Indonesia dari produk perkebunan, hortikultura, dan sebagainya baru menembus Rp 400 triliun. Syahrul mengajak pengusaha menggenjot ekspor menjadi Rp 1.000 triliun.

Situasi Perkebunan Karet di Kaltim

Meskipun tidak sebesar kelapa sawit, perkebunan karet di Kaltim mengalami peningkatan selama sepuluh tahun belakangan. Dalam catatan Dinas Perkebunan Kaltim, luas tanam karet di provinsi ini pada 2009 seluas 75.246 hektare. Pada 2018, luas kebun karet di Kaltim telah mencapai 115.082 hektare atau bertambah 53 persen dibanding 2009. Kebun karet tersebut terdiri dari areal perkebunan rakyat 92.354 hektare, perkebunan besar negara 399 hektare, serta perkebunan besar swasta 22.329 hektare. Total produksi karet Kaltim pada 2018 sebesar 57.389 ton.

Selama ini, masih menurut Dinas Perkebunan Kaltim, produk dari perkebunan karet dipasarkan ke Banjarmasin untuk kebutuhan pabrik Crumb Rubber. Adapun pusat kebun karet terbesar di Bumi Etam adalah Kabupaten Kutai Barat yakni di Kecamatan Melak dan Barong Tongkok. Perkebunan di area tersebut berkembang lewat bantuan dari Bank Pembangunan Asia.

Areal tanaman karet yang lain adalah di Kecamatan Palaran dan Samarinda Ilir di Samarinda. Kemudian di Kecamatan Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara di Balikpapan. Selanjutnya adalah Kecamatan Segah dan Talisayan di Berau, serta Kecamatan Kota Bangun, Marang Kayu, Samboja dan Muara Badak di Kutai Kartanegara. Sementara kebun plasma milik petani pekebun di Kecamatan Long Kali di Paser serta Marangkayu di Kutai Kartanegara. Kedua kebun plasma ini merupakan binaan dari PTPN XIII. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar