Ekonomi
Serupa Tahun Lalu, Realisasi APBN di Kaltim Hingga Triwulan III 2020 Baru 56 Persen
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Kaltim Midden Sihombing menjelaskan realisasi APBN di Kaltim pada 2020 ini. (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)
Pandemi Covid-19 membuat sektor ekonomi babak belur hingga memicu resesi di Tanah Air.
Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Senin, 26 Oktober 2020
kaltimkece.id Realisasi APBN di Kaltim sampai Oktober 2020 secara keseluruhan sebesar 69,31 persen atau Rp 7,96 triliun dari pagu Rp 11,49 triliun. Terdiri dari Realisasi Belanja Kementerian Negara/Lembaga serta Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa.
Adapun Realisasi Belanja Kementerian Negara/Lembaga sebesar Rp 5,56 triliun atau 63,63 persen dari pagu senilai Rp 8,73 triliun, selain anggaran yang dibayarkan melalui KPPN Khusus Pinjaman Hibah di Jakarta. Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Kaltim Midden Sihombing mengatakan bahwa dengan kondisi ekonomi resesi saat ini, pertumbuhan ekonomi Kaltim pun menurun.
"Upaya pemerintah, diharapkan pada Agustus-September belanja pemerintah terjadi peningkatan. Tapi kita lihat kenyataannya belum sesuai harapan. Untuk belanja modal tertinggi pada Oktober baru tanggal 20 sudah Rp 283 miliar. Sedangkan bulan September Rp 163 miliar. Harusnya September diharapkan bergerak naik," ucap Midden Sihombing.
Adapun kinerja pelaksanaan anggaran lima sumber dana utama adalah Rupiah Murni (RM), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pinjaman Luar Negeri (PLN), dan Badan Layanan Umum (BLU). Sumber dana pertama merupakan Rupiah Murni (RM) dengan Pagu Anggaran 2020 Rp 6,8 triliun. Realisasi sampai dengan Oktober 2020 persentasenya 67,47 persen.
Sumber dana kedua adalah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Pagu Anggaran 2020 yakni Rp 744 miliar. Realisasi sampai dengan Oktober 2020 persentasenya 60,41 persen. Sumber dana ketiga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pagu Anggaran 2020 yakni Rp 477 miliar. Realisasi sampai dengan Oktober 2020 persentasenya 55,31 persen. Sumber dana keempat adalah Pinjaman Luar Negeri (PLN) Pagu Anggaran 2020 yakni Rp 537 miliar. Realisasi sampai dengan Oktober 2020 persentasenya 53,94 persen. Sumber dana kelima adalah Badan Layanan Umum (BLU) Pagu Anggaran 2020 yakni Rp 278 miliar. Realisasi sampai dengan Oktober 2020 persentasenya 49,84 persen.
Dari realisasi tersebut, Midden Sihombing mengungkapkan bahwa secara keseluruhan capaiannya masih sangat kurang menggembirakan. Pada masa pandemi ini sektor swasta mengalami penurunan sehingga diharapkan pemerintah dapat mendorong. Namun kenyataannya masih belum sesuai.
Dalam kerangka kebijakan realokasi anggaran dan refocusing kegiatan pada masa pandemi Covid-19, terdapat pengurangan pagu anggaran tahun 2020 untuk wilayah Kaltim sebesar Rp 1,5 triliun. Di samping itu, terdapat Rp 133,78 miliar yang difokuskan ulang khusus untuk penanganan pandemi Covid-19 di Kaltim. Dari jumlah tersebut, hingga saat ini baru terealisasi sebesar 21,45 persen atau senilai Rp 28,70 miliar.
Serupa tahun sebelumnya, realisasi APBN tertinggi di Kaltim masih cenderung terjadi pada triwulan IV. Hingga akhir triwulan III tahun 2020 ini, pagu anggaran yang telah direalisasikan baru 56 persen. Dengan demikian, masih terdapat 44 persen pagu yang belum terealisasi dan menjadi tagihan yang menumpuk pada akhir tahun anggaran ini. (*)
Editor: Bobby Lolowang
Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: