Kutai Kartanegara

Detik-Detik Perampokan Berdarah di Muara Kaman yang Menewaskan Penjaga Rumah Walet

person access_time 4 years ago
Detik-Detik Perampokan Berdarah di Muara Kaman yang Menewaskan Penjaga Rumah Walet

Korban perampokan di Muara Kaman, Kukar (fachrizal muliawan/kaltimkece.id)

Demi mempertahankan sarang walet, seorang pria tewas di tangan sepuluh perampok. Polisi masih mengejar para pelaku. 

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Kamis, 20 Februari 2020

kaltimkece.id Aliran listrik di rumah Tohir, 72 tahun, tiba-tiba terputus ketika sepuluh lelaki dengan penutup wajah tiba. Para tamu tak dikenal itu segera membuat keributan. Di pekarangan yang tak terlalu luas, mereka berteriak-teriak memanggil tuan rumah. Niat mereka jelas tidak baik.

Rabu malam, 19 Februari 2020, Tohir yang merasa adanya bahaya lantas mengintip untuk melihat situasi di luar. Para perampok itu, masih setengah berteriak, meminta kunci rumah walet. Bangunan budi daya sangkar burung itu terletak di Kilometer 45, Desa Lebaho Ulaq, Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Tohir-lah yang bertugas menjaganya.

Meskipun sudah paruh baya, Tohir jelas pantang takut. Bersama istri dan kedua anak di dalam rumah, Tohir mengatakan tak memegang kunci yang dimaksud. Para perampok tak percaya. Mereka makin nekat dan masuk ke rumah dengan mencongkel jendela menggunakan linggis. Di dalam kegelapan, Tohir berdiri seorang diri menghadapi sepuluh perampok. Sebilah celurit tergenggam di tangannya buat membela diri.

Istri mana yang tidak ketakutan melihat situasi itu. Demikianlah Sutiani, 50 tahun, istri Tohir yang dengan terbata-bata memohon. "Ambil saja sarang waletnya asal jangan sakiti kami," kata Sutiani seperti diceritakannya kepada petugas kepolisian.

Permohonan Sutiani tak dihiraukan. Para perampok maju menyerang Tohir. Lelaki tua itu melawan. Bagaimanapun, empat lelaki yang juga bersenjata tajam jelas lebih kuat darinya. Sutiani berusaha membantu Tohir. Tapi, suaminya sudah tergeletak di lantai. Darah Tohir bercucuran dari rusuk kiri, tepat di bawah ketiak. 

"Saya juga terkena sabetan senjata tajam di lengan dan jempol tangan kanan," terang Suriani. 

Melihat Tohir yang tak bernyawa, kesepuluh perampok melarikan diri dari jendela yang dicongkel ketika masuk. Mereka tidak mengambil sarang burung. Sutiani pun hanya menangis dan berteriak meminta tolong. Seperempat jam kemudian, warga yang mendengar keributan mulai datang. Jenazah Tohir dibawa ke RSUD AW Sjahranie untuk menjalani visum et repertum. 

Kepala Kepolisian Resor Kutai Kartanegara, Ajun Komisaris Besar Polisi Andrias Susanto Nugroho, membenarkan kejadian tersebut. Petugas telah melihat lokasi kejadian dan menyelidiki kasus ini. Dari tempat kejadian, ditemukan sebuah linggis, dua pasang sandal jepit, serta sebuah lakban. 

"Kami masih mengejar pelakunya," jelas Kapolres. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar