Kutai Kartanegara

Makin Dekatnya Pembelajaran Tatap Muka di Kukar, Baru 25 dari 145 Sekolah Dinyatakan Siap

person access_time 3 years ago
Makin Dekatnya Pembelajaran Tatap Muka di Kukar, Baru 25 dari 145 Sekolah Dinyatakan Siap

Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, Hajri. (aldi budiaris/kaltimkece.id)

Rupa-rupa aturan dikenakan bagi sekolah untuk menerapkan pembelajaran tatap muka pada Juni mendatang di Kukar.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Rabu, 24 Maret 2021

 

kaltimkece.id Presiden Joko Widodo merencanakan pembelajaran tatap muka di Indonesia mulai Juli 2021. Namun demikian, Kutai Kartanegara berencana memulainya sebulan lebih cepat. Berbagai persiapan pun mulai dimatangkan.

Dikemukakan sejumlah syarat bagi sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Diutamakan bagi satuan pendidikan SD dan SMP.

Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar, Hajrin, menyebut bahwa pihaknya saat ini tengah mematangkan persiapan petunjuk teknis atau juknis untuk pembelajaran tatap muka kelak. Izin nantinya diberikan bagi sekolah yang terletak di zona kuning dan hijau alias bebas dari kasus virus corona. Sampai saat ini, sudah beberapa sekolah di Kukar mengajukan izin untuk memulai kembali pembelajaran tatap muka.

"Dalam teknisnya juga nanti para orangtua, wali murid, diminta mengisi surat persetujuan pelaksanaan sekolah tatap muka bagi anaknya ataupun berhak untuk menolak," ucap Hajri kepada kaltimkece.id, Rabu, 24 Maret 2021.

Bagi orangtua yang menolak pembelajaran tatap muka, diberikan opsi mengikuti pembelajaran secara daring. Sedangkan yang menerima, dipersilakan mengizinkan anaknya belajar langsung di sekolah. Yang dalam pelaksanaannya, juga dilangsungkan di bawah koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 Kukar. Meski demikian, kebijakan tersebut sementara masih menyasar jenjang SD dan SMP.

Sekolah yang kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, diharuskan memenuhi sejumlah fasilitas penunjang protokol kesehatan. Seperti menyiapkan tempat mencuci tangan, termasuk menyusun tempat duduk dengan jarak sesuai. Sampai saat ini, dari 145 SD dan SMP di kabupaten tersebut, sudah 25 dinyatakan siap dan bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Selain sekolah, hal yang ditegaskan juga wajib jadi perhatian serius adalah keberadaan tenaga pendidik maupun pengajar. Di Kukar, jumlahnya mencapai 9288 orang. Setengah di antaranya telah mengikuti vaksinasi Covid-19. Jumlah yang lebih besar diperlukan untuk memastikan terbentuknya herd immunity di kalangan pengajar.

Disdikbud Kukar juga telah memetakan daerah mana memungkinkan menerapkan pembelajaran tatap muka. Yang sejauh ini bakal mendapat lampu hijau adalah daerah yang berjarak jauh dari ibu kota kabupaten, Tenggarong, seperti Kecamatan Kenohan dan Tabang. Kedua daerah tersebut bakal mendapat prioritas lantaran kendala jaringan internet di sana selama ini menyulitkan pembelajaran daring.

Sementara bagi sekolah yang telah dinyatakan siap menggelar pembelajaran tatap muka, diminta untuk segera memenuhi izin administrasi. Mengingat masih ada tahapan verifikasi yang bakal dilakukan Disdikbud Kukar untuk ditembuskan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

"Tapi bila kebijakan ini dalam satu kondisi dan hal dibatalkan Pemerintah Pusat, mau tak mau kita mengikuti aturan itu. Karena pasti menyangkut harkat orang banyak," lanjutnya.

Tanggapan Tenaga Pengajar dan Wali Murid

Masliah adalah salah satu tenaga pengajar di SD 021 Tenggarong. Ia begitu antusias menyambut kabar dimulainya kembali pembelajaran tatap muka di Kukar pada Juni mendatang. Kabar tersebut sebelumnya diterima dari pihak sekolah.

"Saya senang dengan kebijakan pemerintah ini. Kami sebagai guru dapat mengajar secara efektif. Terutama bagi siswa yang masih kurang paham dengan pelajaran yang diberikan," ucapnya perempuan 59 tahun tersebut.

Masliah juga mengapresiasi sekolah tempatnya mengajar yang telah mempersiapkan teknis protokol kesehatan. Termasuk untuk pengadaan wastafel serta menerapkan jarak antara kursi siswa dan menyediakan hand sanitizer.

"Nanti siswa yang masuk kelas mungkin bergantian. Contoh seperti satu kelas memiliki siswa 20 orang akan dibagi 10 orang masuk pagi dan 10 lagi masuk siang," jelasnya.

Ditambahkan Harianto, 32 tahun, orangtua murid di Kukar, juga sangat menyetujui niat pemerintah melaksanakan pembelajaran tatap muka. Dengan dimulainya kembali kegiatan belajar mengajar langsung di sekolah, orangtua seperti dirinya bakal merasa terbantu setelah setahun terakhir menggantikan peran guru di rumah.

Harianto mengaku cukup dibuat pusing mendampingi anaknya belajar daring. Tak jarang ia juga yang memberikan penjelasan tambahan bagi anaknya yang masih duduk di bangku kelas V SD.

"Bila anak saya kembali bersekolah secara tatap muka, pastinya akan jauh lebih cepat dan mudah memahami pelajaran yang diterangkan gurunya karena ada interaksi langsung," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar