Kutai Kartanegara

Masih Langka di Kukar, Warga Sebulu ke Tenggarong Hanya untuk Minyak Goreng, Pakai Antre Pula

person access_time 2 years ago
Masih Langka di Kukar, Warga Sebulu ke Tenggarong Hanya untuk Minyak Goreng, Pakai Antre Pula

Rak minyak goreng di toko ritel di Tenggarong, Kukar (foto: aldi budiaris/kaltimkece.id)

Pemerintah menduga ada panic buying, sementara minyak goreng langka di mana-mana.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Rabu, 09 Maret 2022

kaltimkece.id Sepeda motor yang dikemudikan Abdul Rahman, 45 tahun, akhirnya menepi di sebuah toko ritel di Tenggarong, Kutai Kartanegara. Setelah berkendara selama sejam dari Desa Sanggulan, Kecamatan Sebulu, Kukar, penjual gorengan tersebut segera memasuki toko berpendingin ruangan. Hanya satu tujuannya; membeli minyak goreng untuk berjualan sehingga asap di dapur tetap menyala.

Rabu, 9 Maret 2022, Rahman menuturkan kepada kaltimkece.id bahwa dalam sepekan dia harus menyiapkan 24 liter minyak goreng. Akan tetapi, minyak yang terbuat dari kelapa sawit itu sukar diperoleh di desanya sejak dua pekan belakangan. Bukan hanya yang bermerek, minyak goreng curah pun langka.

"Akhirnya, saya terpaksa ndak berjualan selama tiga hari," tuturnya. Ia akhirnya memperoleh minyak goreng setelah hampir sejam mengantre. Jumlah yang Rahman beli juga tidak banyak. Untuk menutupi sisa kebutuhan, lelaki itu membeli minyak goreng dengan harga dua kali lipat dari biasanya. “Mau tidak mau, gorengan yang biasa saya jual Rp 1.000 naik jadi Rp 1.500. Kalau tidak begitu, pasti rugi,” imbuhnya.

_____________________________________________________PARIWARA

Perjalanan Abdul Rahman mencari minyak goreng adalah ironi. Masalahnya, di Kecamatan Sebulu tempat ia tinggal berdiri dua pabrik pengolahan kelapa sawit, bahan baku minyak goreng. Kapasitas produksi kedua pabrik itu pada 2017 saja 30 ton per pabrik (Statistik Dinas Perkebunan Kaltim, Dinas Perkebunan Kaltim, 2018, hlm 73). Masih menurut catatan Dinas Perkebunan Kaltim, luas kebun kelapa sawit di Kukar mencapai 255 ribu hektare. Produksinya mencapai 3,11 juta ton tandan buah segar dengan 15 pabrik pengolahan sawit. Di kabupaten ini pula, ada 39 perusahaan kelapa sawit yang telah memegang hak guna usaha.

Akan tetapi, seperti terlihat pada Selasa malam, 8 Maret 2022, pukul 19.30 Wita, warga Kukar justru mengantre minyak goreng setidaknya di tiga toko ritel di Tenggarong. Herianto, 32 tahun, mengatakan, harus mengantre kurang lebih 30 menit. Panjang barisan di depan kasir yang bersamanya kurang lebih 50 orang. Dia bercerita, sudah berkeliling ke toko bahan pokok tetapi tidak menemukan minyak goreng. Memang, ada toko yang menjual minyak goreng premium kemasan 2 liter. 

"Tapi harganya itu, sampai Rp 50 ribu untuk 2 liter," jelasnya.

Bintang Mahar Dika, 38 tahun, adalah pedagang di Pasar Tangga Arung, Tenggarong. Ia mengatakan, minyak goreng sudah langka di pasar tradisional sejak dua pekan terakhir. Bintang menyatakan, minyak goreng dengan harga normal kini hanya dijual di toko ritel atau minimarket dengan jumlah terbatas.

“Sepertinya mulai langka setelah ada kebijakan harga seragam Rp 14 ribu per liter,” tuturnya.

Kali terakhir Bintang menerima stok minyak goreng dari distributor pada akhir Februari 2022. Saat itu, ia hanya menerima dua dus. Satu dus minyak goreng kemasan 1 liter, satu dus lagi kemasan 2 liter. Total hanya 36 liter minyak goreng yang sudah dia jual. Padahal, sebelum ada kebijakan satu harga, tokonya bisa menerima 300 liter.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kukar, Sayid Fattullah, menyebutkan penyebab kelangkaan minyak goreng. Permintaan masyarakat sangat besar di seluruh tanah air. Akhirnya, pasokan dan permintaan tidak seimbang.

“Diduga pula, terjadi pembelian dengan panik atau panic buying. Masyarakat berpendapat, kebijakan harga eceran tertinggi Rp 14 ribu menyebabkan stok terbatas. Sebetulnya tidak. Warga yang membeli minyak goreng lebih dari biasanya turut menyebabkan stok berkurang,” jelasnnya.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Di samping itu, kapasitas produksi produsen minyak makan tidak semua sama. Dinas disebut telah mengimbau 30 distributor minyak goreng di Kaltim untuk segera menyalurkan komoditas ke pasar. "Distributor diperintahkan langsung mengirim ke toko besar di setiap daerah," jelasnya.

Imbauan yang lain adalah distributor, toko, pedagang eceran, atau warga, jangan menimbun minyak goreng atau menjual dengan harga tinggi. Sayid melanjutkan, sudah berkoordinasi dengan Satuan Tugas Pangan, Kepolisian Resor Kukar. Kondisi di lapangan terus dipantau agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar