Kutai Kartanegara

Mendulang Cuan dari Rumput Laut Kukar, 102 Hektare Lahan Bisa Hasilkan Rp 306 Juta Per Bulan

person access_time 1 year ago
Mendulang Cuan dari Rumput Laut Kukar, 102 Hektare Lahan Bisa Hasilkan Rp 306 Juta Per Bulan

Budi daya rumput laut menjadi salah satu usaha paling menjanjikan di Kutai Kartanegara. (foto: aldi budiaris/kaltimkece.id)

Peluang tersebut ditangkap baik Pemkab Kukar. Berbagai bantuan diberikan. Pabrik dan gudang didirikan. Kerja sama dijalin.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Kamis, 04 Agustus 2022

kaltimkece.id Budi daya rumput laut menjadi salah satu usaha paling menjanjikan di Kutai Kartanegara. Bayangkan, usaha ini bisa menghasilkan keuntungan ratusan juta rupiah per bulan. Demi mengembangkan potensi ini, pemerintah kabupaten memberikan dukungan. Fasilitas-fasilitas pendukung budi daya rumput laut dibangun. Kerja sama dengan berbagai pihak pun dijalin.

Ramlan adalah salah satu pembudi daya rumput laut di Desa Salok Palai, Kecamatan Muara Badak, Kukar. Lelaki berusia 39 tahun itu juga menjadi ketua kelompok pembudi daya ikan bernama Salo Sumbala Sejahtera.

“Saat ini, ada 26 orang yang menjadi anggota kami dengan luas lahan gabungan budi daya 102 hektare,” katanya kepada kaltimkece.id, Rabu, 3 Agustus 2022. Sebagian besar lahan tersebut dimanfaatkan untuk membudidayakan rumput laut jenis gracilaria.

Ramlan mengaku, menjadi pembudi daya rumput laut sejak 2017. Usaha ini dipilih karena tidak sulit mencari dan membudidayakan tanaman bawah laut itu. Apalagi, katanya, Pemkab Kukar ikut membantu pengembangan usaha tersebut. Pada 2018, kelompoknya menerima bantuan berupa bibit rumput laut sekitar 150 kilogram dari Pemkab. Bantuan lainnya adalah pembimbingan menjadi pembudi daya yang profesional.

“Kemajuan ekonomi pesisir Kukar salah satunya berasal dari pengembangan rumput laut,” imbuhnya.

_____________________________________________________PARIWARA

Ramlan menyebut, tiap satu hektare lahan bisa menghasilkan satu ton rumput laut per bulan. Dari hasil tersebut, omzetnya mencapai Rp 5 juta. Rp 2 juta disisihkan untuk budi daya selanjutnya. Artinya, keuntungan bersih dari satu ton rumput laut adalah Rp 3 juta. Jika dikalikan dengan 102 hektare lahan tadi, maka keuntungan yang didapat mencapai Rp 306 juta. Ramlan mengatakan, keuntungan tersebut dibagi dengan petani rumput laut lainnya.

Lebih jauh, dia menjelaskan, membudidayakan rumput laut sangat mudah. Bibitnya tak perlu diberi penanganan khusus. “Pembudi daya hanya perlu menyediakan jaring sebagai tempat pengembangannya,” jelasnya.

Ramlan mengatakan, Pemkab Kukar amat serius mengembangkan komoditas tersebut. Keseriusan itu terlihat dari pembangunan pabrik pengolah rumput laut di Desa Muara Badak Ulu, Muara Badak. “Saat ini, masih tahap pembangunan. Mungkin, nanti dikelola perusda atau badan usaha milik desa,” katanya.

Ditemui secara terpisah, Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, mengatakan, budi daya rumput laut telah memberikan dampak besar untuk para nelayan Kukar. Potensi ini muncul tidak terlepas dari kelangkaan solar yang tengah melanda sejumlah daerah di Indonesia. Masalah tersebut, kata dia, membuat sebagian nelayan Kukar beralih menjadi pembudi daya rumput laut.

“Rumput laut sekarang membawa berkah bagi nelayan di wilayah pesisir Kukar,” ucap Wabup Rendi kepada kaltimkece.id.

Dia menyebut, ada enam kecamatan di pesisir Kukar yang memiliki potensi besar pengembangan rumput laut. Empat di antaranya yaitu Samboja, Muara Badak, Marangkayu, dan Muara Jawa. Dua tahun belakangan, rumput laut berkembang pesat di empat kecamatan tersebut. “Kami akan fokus mengembangkan rumput laut,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan dan Pembudidaya Ikan, Dinas Kelautan dan Perikanan Kukar, Sabar Handoyo, mengatakan, potensi rumput laut semakin menjanjikan karena Kukar memiliki garis garis pantai yang cukup panjang yakni 290 mil.

Sabar melaporkan, saat ini, ada 355 orang dan kelompok pembudi daya rumput laut. Rumput laut jenis gracilaria menjadi yang paling banyak dibudidayakan. Harga rumput laut jenis itu disebut Rp 6 ribu per kilogram. Jenis lainnya ada gelidium dengan harga pasaran Rp 45 ribu per kilogram.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Sabar membenarkan, Pemkab Kukar tengah membangun pabrik dan gudang rumput laut di Muara Badak. Pembangunan ini merupakan kolaborasi Dinas Perikanan dan Kelautan bersama Dinas Perindustrian dan Koperasi Kukar. Dinas Kelautan Kukar juga akan menyediakan sarana dan pra sarana lainnya untuk petani rumput laut. Semua ini dilakukan untuk mengembangkan usaha rumput laut.

“Kami lakukan pembinaan kelembagaan, termasuk pengadaan sapras dan bibit rumput laut yang berkualitas baik,” kata Sabar.

Sabar mengatakan, beberapa waktu lalu, Pemkab Kukar mengunjungi pabrik PT Biota Laut Ganggang di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Di situ, mereka menengok pengelolaan rumput laut. Selain itu, Pemkab Kukar menjalin kerja sama. Sabar mengatakan, PT Biota Laut Ganggang memerlukan tambahan rumput laut untuk diolah menjadi tepung. Perusahaan ini disebut memerlukan 150 ton rumput laut setiap hari namun masih kekurangan 25 persennya. Kekurangan itulah yang akan dipenuhi Kukar.

“Ini akan menjadi peluang bagi Kukar untuk menjadi mitra kerja perusahaan dengan memenuhi produksinya,” kuncinya. (*)

Editor: Surya Aditya

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar