Kutai Kartanegara

Meriam Pohon Kelapa Tanda Berbuka Puasa di Muara Muntai, Kukar, Tradisi 72 Tahun yang Terjaga

person access_time 2 years ago
Meriam Pohon Kelapa Tanda Berbuka Puasa di Muara Muntai, Kukar, Tradisi 72 Tahun yang Terjaga

Leduman dari pohon kelapa di Desa Jantur Induk, Muara Muntai, Kutai Kartanegara (foto: kaltimkece.id)

Desa Jantur membunyikan leduman ketika berbuka puasa. Suaranya terdengar hingga 10 kilometer. 

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Rabu, 30 Maret 2022

kaltimkece.id Warga Desa Jantur Induk begitu bersemangat menebang empat pohon kelapa. Setelah nyiur dan janurnya dipisahkan, batang pohon sepanjang 2,5 meter itu dipikul ke tepi Danau Semayang. Batang-batang itu lantas dilubangi bagian tengahnya sehingga berbentuk seperti sebuah pipa. 

Sepekan menjelang Ramadan seperti ini, penduduk desa di Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara, tersebut selalu bergotong-royong. Mereka membuat meriam dari batang kelapa yang disebut leduman.

Pokok kayu berdiameter 40 sentimeter yang sudah dilubangi tadi lantas disambung. Setiap dua batang dijadikan satu sehingga terbentuk dua leduman. Satu moncong leduman akan diarahkan ke hilir, satu lagi ke hulu. Panjang keseluruhan dari dua meriam itu adalah 9 meter. 

“Leduman ini harus kuat. Makanya, pohon kelapa harus betul-betul dipilih yang kayunya kuat. Bagian sambungan harus dililit lapisan besi,” jelas Abdul Aziz, kepala Desa Jantur Induk, kepada kaltimkece.id, Rabu, 30 Maret 2022.

_____________________________________________________PARIWARA

Pembuatan leduman disebut memakan waktu sepekan dengan tenaga 15 orang. Biayanya kurang lebih Rp 5 juta yang diperoleh dari urunan warga. Bahan ‘mesiunya’ adalah karbit alias kalsium karbida. Kristal padat dengan rumus kimia CaC2 berwarna abu-abu ini biasa digunakan untuk mengelas.

Meriam kelapa yang sudah selesai dirakit kemudian diletakkan di atas perahu besi. Kapal itu diikat di pelabuhan dekat Masjid Jamyatut Taqwa, Desa Jantur Selatan.

“Begitu bulan puasa, leduman mulai dibunyikan tepat pada waktu berbuka puasa. Arah leduman ini berlawanan sehingga suaranya dapat terdengar dari jauh,” sambung Aziz. 

Kades menambahkan, ledakan leduman lumayan memekakkan telinga. Suaranya sampai pusat Kecamatan Muara Muntai di arah hilir. Sementara jika ke hulu, ledakan bisa terdengar hingga Desa Penyinggahan di Kecamatan Penyinggahan, Kutai Barat, sejauh 10 kilometer. 

Muhriadi, 42 tahun, adalah warga setempat yang ikut dalam pembuatan leduman. Ia mengatakan, perlu setengah kilogram karbit setiap hari untuk membunyikan meriam. Dengan demikian, leduman ini akan mengonsumsi 15 kilogram karbit selama bulan suci. 

"Setiap leduman dibunyikan sekali saat magrib. Ada warga yang bertugas meledakkannya,” kata Muhriadi. 

Kebiasaan Turun-Temurun

Kearifan lokal ini diperkirakan sudah dimulai sejak 1950 atau kurang lebih 72 tahun. Menurut Abdul Aziz selaku kades, perkakas ini merupakan buah pemikiran warga Desa Jantur. Pada masa lalu, belum tersedia penanda berbuka puasa seperti beduk atau kumandang azan yang menjangkau wilayah luas. Pengeras suara masih sukar. Warga hanya mengandalkan matahari yang tenggelam di ufuk barat sebagai tanda. 

"Tidak ada televisi, radio, apalagi telepon genggam untuk memberi tahu waktu buka puasa," terang Abdul Aziz. 

Lewat musyawarah desa, warga bermufakat membuat meriam dari pohon kelapa. Leduman berukuran besar ini disiapkan dua pekan sebelum Ramadan. Sepekan pertama adalah pengumpulan dana oleh para pemuda desa. Sepekan berikutnya gotong-royong membuat meriam.

“Pengumpulan dana ini sukarela, jadi tidak ada paksaan,” jelas Abdul Aziz. 

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Begitulah cara unik warga Desa Jantur Induk sepanjang Ramadan. Sebuah desa di pedalaman Kukar berpenduduk 2.049 jiwa yang sebagian besar bermata pencaharian nelayan. Pada pengujung Ramadan, tepatnya pada malam takbiran, leduman akan berbunyi untuk terakhir kali. Itulah tanda perpisahan dengan bulan suci Ramadan sekaligus sambutan untuk Hari Kemenangan. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar