Kutai Kartanegara

Pentingnya Embung bagi Sawah di Kukar, Pemkab Bertahap Membangunnya

person access_time 3 years ago
Pentingnya Embung bagi Sawah di Kukar, Pemkab Bertahap Membangunnya

Petani di wilayah Kutai Kartanegara (foto: arsip kaltimkece.id)

Pemkab Kukar terus memajukan sektor pertanian. Salah satunya dengan pembangunan embung.

Ditulis Oleh: Fel GM
Sabtu, 28 November 2020

kaltimkece.id Kutai Kartanegara adalah lumbung padi Kalimantan Timur. Sebesar 47 persen produksi gabah kering giling (GKG) Bumi Etam disumbang kabupaten ini tahun lalu. Demi menjaga peran penting itu, Pemkab Kukar telah mengambil sejumlah langkah. Selain bantuan bibit dan alat mesin pertanian, pemkab membangun sarana penunjang infrastruktur pertanian. Mulai membangun struktur jalan usaha tani hingga embung dan irigasi.

 

Menurut Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kukar, lebih dari Rp 10 miliar dialokasikan pemkab untuk membangun embung pada 2020. Anggaran tersebut berbentuk proyek lanjutan pembangunan embung Cipari, Kecamatan Muara Kaman, sebesar Rp 858 juta. Ada pula pembangunan embung Desa Bukit Pariaman, Kecamatan Tenggarong Seberang, sebesar Rp 9 miliar. Anggaran pengawasan untuk pembangunan embung tersebut Rp 149 juta.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Sutikno, menjelaskan bahwa keberadaan embung sangat penting bagi sawah. Embung adalah penampung air hujan atau badan sungai. Fungsinya menyediakan air pada musim kering dan mencegah banjir pada saat musim penghujan. Air yang tersedia terus-menerus akan mempermudah petani yang menanam padi di sawah bertipe tadah hujan.

“Di Separi I, Desa Bukit Pariaman, total lahan persawahan 800 hektare dan memerlukan pasokan air. Pemkab Kukar membangun embung di sana,” jelas Sutikno.

Dukungan Pemkab Kukar yang masif kepada sektor pertanian, sambung Sutikno, memang berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) Kukar. Lagi pula, potensi lahan pertanian di Kukar masih sangat luas. Pemkab sangat serius mendukung sektor pertanian.

“Alhamdulillah, tidak ada pemangkasan anggaran di sektor pertanian tahun ini. Pemkab komit terhadap sektor tersebut sehingga anggaran tidak dikurangi karena pandemi Covid-19,” jelasnya.

Bantuan Pemkab Kukar yang lain seperti bibit dan alat mesin pertanian, telah diterima sejumlah kelompok tani. Demikian diakui Kepala Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Sutarno. Desa Sumber Sari merupakan salah satu penghasil padi yang besar di wilayah Kukar. Menurut Sutarno, ada 300 hektare sawah, 100 hektare lahan tanaman hortikultura, dan 60 hektare perkebunan produktif di desanya. Produktivitas padi dari sawah-sawah di desa tersebut sekitar 4 ton hingga 5 ton per hektare.

“Kami juga masih memiliki lahan potensial seluas 1.400 hektare,” terangnya.

Seluruh lahan pertanian itu dikelola 25 kelompok tani. Sedangkan tujuh kelompok wanita tani membantu dalam mengelola tanaman hortikultura seperti cabai, sawi, selada, bayam, kangkung dan tomat. Hasilnya panen sayur-mayur tersebut dijual ke tengkulak atau langsung ke pasar.

“Masalah yang kami hadapi adalah belum adanya embung. Ketika hujan sering banjir, ketika kemarau kering,” terang Sutarno. Pemerintah Desa Sumber Sari telah menyampaikan permasalahan tersebut kepada Pemkab Kukar. Sutarno berharap, desanya segera menerima program pembangunan embung seperti di desa penghasil padi yang lain. (*)

Dilengkapi oleh: kontributor kaltimkece.id di Tenggarong

Baca juga:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar