Kutai Kartanegara

Program TMMD Sebulan Enyahkan 40 Tahun Masalah Petani di Muara Kaman

person access_time 1 year ago
Program TMMD Sebulan Enyahkan 40 Tahun Masalah Petani di Muara Kaman

Anggota TNI AD membangun jalan usaha tani di Desa Panca Jaya, Muara Kaman, Kukar. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID

Selama 40 tahun, ongkos panen amat tinggi. Sawah pun hanya bergantung hujan. Semuanya beres dalam sebulan.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Sabtu, 27 Agustus 2022

kaltimkece.id Cepat sekali langkah kaki Apendi Perdana, 39 tahun, melewati pematang sawah yang dikelilingi hamparan padi nan hijau. Ketua Gabungan Kelompok Tani Karya Bersama itu segera berhimpun dengan ratusan warga begitu ia tiba di lapangan desa. Sebentar lagi, Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-114 ditutup.

Rabu, 24 Agustus 2022, Apendi tak mau ketinggalan barang sedetik pun acara tersebut. Program TMMD sangat berarti bagi desanya yang bernama Panca Jaya. Desa ini berdiri tak jauh dari Sungai Mahakam di Kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Program TMMD yang berjalan selama sebulan di desa telah menyingkirkan beragam masalah yang merundung selama 40 tahun. 

Kepada pewarta kaltimkece.id, Apendi menguraikan pelbagai masalah tersebut. Pertama, sawah-sawah di Desa Panca Jaya hanya mengandalkan air hujan sejak 1982. Padahal, sawah di desa tersebut amat luas bak gelaran permadani hijau raksasa. Areal sawah di Desa Panca Jaya luasnya 467 hektare. Itu setara 385 lapangan sepak bola berstandar internasional yang dihamparkan bersama-sama. 

Kebergantungan petani kepada air hujan akhirnya lenyap setelah program TMMD datang. Dimulai pada 26 Juli 2022, TMMD membangun saluran irigasi. Panjangnya 1.500 meter. Saluran ini terhubung dengan kolam bekas tambang sebagai sumber air. Seperangkat pompa disiapkan untuk mendorong air tersebut ke sawah melalui pipa-pipa yang ditanam di pematang.

"Dengan irigasi ini, kami bisa menanam walaupun kemarau sekarang. Kemungkinan gagal panen juga kecil,” tutur Apendi.

Para petani yang tidak lagi bergantung ‘kemurahan dari langit” dapat menanam tiga kali setahun. “Sebelum irigasi dibangun, (menanam) dua kali setahun juga sudah bagus,” sambung Apendi yang sudah bertani selama 13 tahun. 

Pembangunan irigasi sepanjang 1,5 kilometer yang akan mengairi 267 hektare sawah di Desa Panca Jaya. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID
 
Kendala kedua yang sukses dienyahkan dari Desa Panca Jaya adalah keterbatasan infrastruktur pertanian. Sepanjang 9 kilometer jalan usaha tani dibangun. Jalan itu dulu lebarnya hanya 1 meter dan berlumpur kala hujan. Sekarang, jalan punya lebar 4 meter. Permukaannya telah dikeraskan dan ditaburi batu kerikil. 

Program TMMD juga menyelesaikan pembangunan 19 jembatan di sepanjang jalan usaha tani tadi. Berkat struktur tersebut, kawasan pertanian dan jalan utama desa kini terhubung. Kendaraan roda empat boleh masuk hingga tepi sawah tanpa kesusahan. 

Ketersediaan jalan usaha tani yang mantap amat berfaedah bagi 11 kelompok tani yang menaungi 330 anggota di Desa Panca Jaya. Mesin perontok padi otomatis berukuran besar bisa masuk ke areal sawah. Para petani tidak perlu membuang banyak waktu lagi hanya untuk menunggu giliran. Menurut penjelasan Apendi, dahulu mesin perontok padi harus digilir karena perlu waktu memindahkannya. Dan itu memakan waktu yang panjang.

Pengeluaran petani pada masa panen ikut berkurang drastis. Mereka tidak perlu membayar mahal untuk mengangkut hasil panen. Sewaktu jalan usaha tani sempit dan berlumpur, para petani harus menyewa angkutan. Upah ojek sepeda motor untuk mengeluarkan sekarung gabah seberat 100 kilogram adalah Rp 25.000. Apabila 1 hektare sawah menghasilkan 4 ton gabah saja, ongkos angkutnya menembus Rp 1 juta.  

"Sekarang, hasil panen bisa diangkut sekaligus dengan mobil,” tutur Apendi seraya tersenyum. 

Anggota TNI AD bersama warga membangun jalan usaha tani sepanjang 9 kilometer di Desa Panca Jaya. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID
 

Kegiatan terakhir dari program TMMD di Desa Panca Jaya adalah pembukaan lahan pertanian. Dalam sebulan, TMMD telah membuka 117 hektare lahan pertanian baru. Areal yang telah dilengkapi infrastruktur usaha tani tersebut diharapkan menambah hasil panen warga. 

Kerja Keras Semua Pihak 

Panca Jaya adalah sebuah desa transmigrasi di pelosok Muara Kaman. Desa ini memiliki wilayah 1.928 hektare dengan seperempatnya berupa areal persawahan. Jumlah penduduknya 3.707 jiwa. Sebagian besar kepala keluarga bermata pencaharian sebagai petani sawah. 

Kepala Desa Panca Jaya, Sukirman, menjelaskan bahwa masalah yang dihadapi desanya dimulai ketika lahan pertanian dibuka. Tepatnya sejak 1982. Kehadiran jalan usaha tani yang mantap dan saluran irigasi kini membuka asa bagi warga. 

“Mulai hari ini, pendapatan petani akan meningkat. Biaya produksi untuk memanen dan mengangkut hasil panen sudah bisa ditekan,” tuturnya di sela-sela penutupan program TMMD.

Seremoni di lapangan desa itu dihadiri orang nomor satu di jajaran TNI Angkatan Darat. Jenderal Dudung Abdurachman, kepala Staf TNI AD, menyatakan, program TMMD berjalan di 50 desa di seluruh Tanah Air. Program ini berfokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang baru saja melewati pandemi. 

"TMMD bukan hanya mengenai infrastruktur pertanian. Ada perbaikan rumah ibadah, rumah warga yang tak layak huni, sekaligus meningkatkan wawasan kebangsaan Tanah Air dan bela negara," terang Jenderal Dudung. 

Ia menekankan bahwa personel AD harus menjadi garda terdepan dalam menguraikan persoalan di wilayah tugas masing-masing. TNI AD harus berada di tengah-tengah masyarakat dan menjadi solusi. 

Kepala Staf TNI AD, Jenderal Dudung Abdurachman, bersama Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi (kiri), dan Bupati Kukar Edi Damansyah (kanan). Menghadiri penutupan TMMD ke-114 di Desa Panca Jaya, Rabu, 24 Agustus 2022. FOTO: EPAPER BAGIAN PROKOM SETKAB KUKAR.
 

Program TMMD dulunya bernama AMD atau ABRI Masuk Desa. Program ini pertama kali digulirkan pada 1980. Setelah era reformasi, ABRI bersalin nama menjadi TNI, demikian halnya AMD yang menjadi TMMD. Program ini memiliki misi yang mulia. Undang-Undang 34/2004 tentang TNI mengartikan TMMD sebagai tugas untuk membantu pemerintahan di daerah. Tugas ini berfokus kepada desa, pertanian, dan transmigrasi. 

Keberhasilan TMMD di Kukar tidak lepas dari peran pemerintah daerah. Kepada kaltimkece.id, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Kukar, Restu Irawan, menjelaskan bahwa program ini dimatangkan sejak awal 2022. Pemkab Kukar dan Komando Distrik Militer 0906/Kukar telah berbagi peran. 

Pemkab Kukar menyediakan dana dari APBD sebesar Rp 5,2 miliar untuk program ini. Perinciannya adalah Rp 2,7 miliar untuk membuka akses jalan sepanjang 9 kilometer tadi. Selanjutnya, Rp 1,3 miliar buat pembangunan 19 jembatan penghubung. Sisa anggaran dipakai buat pompa air yang mengairi 267 hektare sawah serta membuka 177 hektare lahan pertanian baru. 

Kodim 0906/Kukar berperan sebagai pelaksana program. Selama sebulan, personel gabungan TNI AD, Polri, pemerintah daerah, dibantu warga desa, bekerja membangun infrastruktur. “Kami berharap, program ini meningkatkan hasil panen sehingga petani makin sejahtera. Program ini juga mendukung Kukar sebagai penyangga ibu kota negara Nusantara,” demikian Komandan Kodim 0906/Kukar, Letnan Kolonel Infanteri Jeffry Satria.

Komandan Kodim 0906/Kukar, Letkol Inf Jeffry Satria. Ikut menjaga ketahanan pangan di Kukar.  FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID.
 

Kukar yang Berfokus Pertanian

Desa Panca Jaya merupakan bagian dari gagasan besar Pemkab Kukar membangun sektor pertanian. Kabupaten ini bertekad menjadi lumbung pangan yang menopang Kaltim dan IKN. Kukar telah menetapkan lima kawasan yang terdiri dari enam kecamatan sebagai pilot project pertanian terpadu. Seluruh kawasan itu dilengkapi peralatan modern. Total luasnya 7.628 hektare. Lokasinya di Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu, Sebulu, Muara Kaman, dan Marangkayu. 

Kepada kaltimkece.id, Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengatakan bahwa program TMMD sejalan dengan program pemkab. Edi Damansyah memastikan bahwa kerja sama Pemkab Kukar dengan TNI tidak berakhir di TMMD. Pemkab telah menyiapkan dana dari APBD Perubahan 2022 untuk melanjutkan program pembangunan pertanian bersama TNI. 

“Melalui karya bakti TNI yang dimulai September 2022, Kecamatan Muara Kaman dan Sebulu menjadi fokus pembangunannya,” jelas Bupati.

Infografik Program TMMD di Muara Kaman. DESAIN GRAFIK: M IMTINAN NAUVAL-KALTIMKECE.ID.
 

Sebelum penetapan lima kawasan pertanian terpadu tadi, Kukar sebenarnya telah memegang status lumbung pangan Kaltim. Mengutip catatan Badan Pusat Statistik Kaltim, kabupaten ini punya lahan padi sawah dan ladang seluas 31.358 hektare. Produksinya 120 ribu ton beras pada 2021. Kukar juga memanen 129 ribu ton komoditas hortikultura pada tahun yang sama.

Khusus di Desa Panca Jaya, produktivitas sawah di situ adalah 5 ton gabah per hektare. Kehadiran TMMD segera menambah produksi sawah desa. Tahun depan, produksi Desa Panca Jaya bisa menembus 7.000 ton gabah apabila seluruh 467 hektare sawah mampu dipanen tiga kali setahun. 

Mesin panen dan perontok padi. Lebih mudah dibawa ke sawah setelah jalan usaha tani di Desa Panca Jaya dibangun. FOTO: ALDI BUDIARIS-KALTIMKECE.ID.
 

Acara penutupan TMMD di lapangan Desa Panca Jaya nyaris selesai. Pada pengujung seremoni, Komandan Kodim 0906/Kukar, Letkol Infanteri Jeffry Satria, menyampaikan arti penting program ini bagi daerah. Menurut Dandim, Kukar sudah tidak bisa lagi bergantung kepada sumber daya alam tak terbarukan. Minyak bumi, gas bumi, serta batu bara sebentar lagi habis. Pertanian adalah masa depan kabupaten. 

"TNI bukan hanya berfungsi menjaga pertahanan negara, tetapi juga mempertahankan ketersediaan pangan," kata Letkol Jeffry Satria. Dan itu berarti, TNI ikut mempertahankan masa depan di tanah Kutai Kartanegara. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar