Kutai Kartanegara

Suasana Tenggarong saat Kaltim Steril, Jalan Protokol Sepi, Pelaku UMKM Mengeluh Kurang Sosialisasi

person access_time 3 years ago
Suasana Tenggarong saat Kaltim Steril, Jalan Protokol Sepi, Pelaku UMKM Mengeluh Kurang Sosialisasi

Petugas berjaga di jalan protokol Tenggarong pada Sabtu malam, 6 Februari 2021.

Sabtu dan Minggu di Tenggarong dilewati dalam suasana pembatasan aktivitas warga.

Ditulis Oleh: Aldi Budiaris
Minggu, 07 Februari 2021

kaltimkece.id Dua hari pada akhir pekan di Tenggarong, ibu kota Kutai Kartanegara, telah berlalu. Sejumlah jalan protokol yang biasanya dipadati kendaraan terlihat lengang. Tak banyak pengendara yang melintas kecuali petugas gabungan yang berjaga di sudut-sudut kota pada Sabtu dan Ahad, 6-7 Februari 2021.

Jalan KH Ahmad Muksin dan Jalan Robert Wolter Monginsidi di Kelurahan Timbau, Tenggarong, adalah pusat kegiatan bisnis. Di kedua ruas tersebut, petugas memasang blokade dan pembatas agar tidak ada warga melintas. Tidak ada pula seorang pun yang bersantai di tepian Sungai Mahakam sebagaimana sedia kala.

Dari pantauan kaltimkece.id pada Sabtu malam pukul 20.00 Wita, petugas sibuk mencegah masuknya pengendara di jalan-jalan tersebut. Warga yang tidak punya urusan penting atau tidak berdomisili di wilayah tersebut diminta putar arah. Taman Kota Raja yang bersebelahan dengan ikon Jembatan Kutai Kartanegara pun sepi. Lampu hias di jembatan dan taman dipadamkan. Hanya penerangan jalan yang tetap menyala.

Walaupun demikian, sejumlah penjual makanan di food court Pasar Seni, sebelah kompleks Museum Mulawarman, tetap buka. Tidak banyak pengunjung yang datang pada malam Minggu itu. Seorang pemilik kafe yang ditemui kaltimkece.id mengatakan, tetap melayani pelanggan dengan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

“Kedai dan kafe di sini memberlakukan aturan penjualan 30 persen pengunjung makam di tempat. Sisanya memaksimalkan take away melalui jasa kurir atau ojek online," terang Rizki, 24 tahun, satu dari antara pemilik kedai.

Beberapa pemilik kafe di Pasar Seni mengaku tidak dilibatkan dalam sosialisasi dan kebijakan Kaltim Steril. Pembatasan kegiatan masyarakat pada Sabtu dan Minggu tersebut dianggap mendadak.

Baca juga:

 

Dwi Arum Meinina, 28 tahun, mewakili pemilik usaha di Pasar Seni. Ia menjelaskan, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan tersebut tidak diikutsertakan dalam persiapan Kaltim Steril. Mereka hanya mengetahui informasi lockdown lokal pada akhir pekan.

Yang menjadi pertanyaan para pelaku UMKM, penyebaran Covid-19 belum tentu di tempat-tempat usaha mereka. Sepanjang protokol kesehatan diterapkan dengan benar, kasus selama ini bisa dicegah. Klaster yang banyak muncul di Tenggarong, terang Dwi, justru di pusat-pusat perkantoran.

“Kenapa tidak lockdown semuanya saja?"

Dwi mengatakan, para usahawan kecil dan pedagang bukan menentang kebijakan pemerintah. Mereka hanya berharap pemerintah lebih arif dan bijaksana memberikan solusi efektif. Pengusaha kecil yang menggantungkan kehidupannya dari pendapatan harian tidak sedikit jumlahnya.

Menurut Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kaltim pada Sabtu, 6 Februari 2021, total kasus di provinsi ini sebanyak 45.061 kasus. Kutai Kartanegara adalah daerah ketiga di Kaltim dengan kasus terbesar sebanyak 7.905 kasus. Pada Sabtu, sebanyak 74 orang terkonfirmasi positif kabupaten tersebut.

Angka penularan yang semakin tinggi di Kaltim menyebabkan Gubernur Isran Noor mengeluarkan Instruksi Gubernur 1/2021 tentang Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Wabah Pandemi Covid-19. Satu dari delapan poin instruksi adalah pembatasan aktivitas masyarakat setiap Sabtu dan Minggu. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar