Lingkungan

Buaya Muara Kedua dalam Sebulan Tertangkap di Lingkungan Warga

person access_time 5 years ago
Buaya Muara Kedua dalam Sebulan Tertangkap di Lingkungan Warga

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Sumber makanan di muara sungai diduga berkurang. Memicu satwa liar dan berbahaya ini mengadu nasib di sekitar manusia.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Sabtu, 20 April 2019

kaltimkece.id Warga bantaran Sungai Karang Mumus, Jalan AM Sangaji, Gang 1 RT 02, Kelurahan Bandara, Samarinda, pada Jumat 19 April 2019, dibikin geger. Seekor buaya ditemukan warga. Buaya jenis muara ditangkap Johan Arifin di kolong rumahnya.

Tertangkapnya betina ukuran 1,5 meter tersebut berawal ketika Johan sedang mengisi waktu luang. Seperti biasa, ia memancing ikan di atas kolong rumahnya. Tempat yang juga biasa untuk mencuci dan menjemur pakaian.

Setelah 20 menit hasil pancingan tak kunjung tiba. Joran ditarik untuk mengganti umpan. Tapi ketika melihat ke arah bawah, tampak seekor buaya mengambang. Berada di sela tiang rumah, tak jauh dari mata pancingnya.

Pria 53 tahun yang sudah tinggal di kawasan itu sejak 1975, sontak terkejut. Seumur hidup di bantaran Sungai Karang Mumus, baru ini ia menjumpai buaya. "Saya kira awalnya biawak," sebutnya kepada kaltimkece.id.

Johan berteriak kepada orang di rumah. Meminta dicarikan tombak untuk jaga-jaga. Tapi karena tak tersedia, ia mengganti dengan seutas tali jemuran berbahan nilon. Dengan segera dibuat menjadi simpul, dilempar perlahan ke depan moncong buaya. Niatnya menjerat bagian tubuh yang dikenal paling berbahaya dari reptil karnivora tersebut.

Setelah beberapa menit, rahang buaya masuk lubang simpul itu. Otomatis mengunci rahangnya saat tertarik. Johan sempat kewalahan. Buaya terus melawan. Setelah dibantu empat warga lain, buaya bisa dikuasai.

Satwa itupun dibawa ke lapangan terbuka tak jauh dari rumahnya. Agar aman, rahang buaya dililit lakban. Keempat kakinya juga diikat. Penangkapan itu segera jadi tontonan. Johan berharap petugas mengamankan buaya hasil tangkapannya.

M Yusuf, warga Jalan Belibis Gang 1, juga sudah lama tinggal di kawasan tersebut. Tak sekalipun disaksikannya buaya berkeliaran. Meskipun, sempat ada kabar penampakan buaya kecil di Sungai Karang Mumus. "Sebelumnya beredar di media sosial kalau ada penampakan buaya di sini. Mungkin ini," terangnya.

Sungai Karang Mumus selama ini digunakan penduduk sekitar untuk mandi cuci dan kakus. Namun, temuan buaya cukup bikin waswas beraktivitas di sungai. Dikhawatirkan ada induk masih berkeliaran. "Kami larang anak-anak main dekat sungai. Lihat sendiri ada temuan buaya. Jadi sekalian saja. Sudah melihat langsung buayanya, mereka enggak berani dekat sungai," sebutnya lagi.

Potensi Kawanan

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Kaltim, Sunandar Trigunajasa, telah menurunkan personel mengamankan buaya tersebut. Ia meyakini, dari cirinya, satwa tersebut berjenis Crocodylus porosus.

Buaya muara memiliki sebaran luas. Mulai Teluk Benggala, Indonesia, dan Australia. Habitatnya mulai sungai sampai muara sungai berair payau dan asin.  Sunandar perlu telaahan apakah Sungai Karang Mumus masuk habitat buaya muara.

Selama ini, sudah sejumlah laporan penampakan buaya muara di Sungai Karang Mumus datang dari warga. "Dikatakan sering juga tidak. Kami cermati dulu. Kadang ada di hulunya sungai Mahakam, kadang bisa ke sungai lainnya," kata Sunandar.

Faktor degradasi lingkungan akibat pembangunan, bisa saja menyebabkan buaya migrasi sungai dekat permukiman. Namun, ada banyak faktor harus dianalisis terkait kemunculan tersebut. Ada indikasi di muara sungai, semakin sulit buaya mendapatkan makanan.

Dari ukurannya, ia memprediksi buaya tersebut masih remaja. Dari beberapa tangkapan buaya muara selama ini, ukuran dewasa di alam liar bisa mencapai lima meter.

Di alam liar, kebiasaan karnivora adalah berkelompok dengan satu pimpinan. Meskipun, tak menutup kemungkinan bisa saja berburu secara soliter. Maka, spekulasi induk buaya yang juga berkeliaran di bantaran sungai, tak bisa disepelekan. "Kami akan cermati lagi, sekalian monitor dan sosialisi sejauh mana di Karang Mumus ada buayanya," kata dia.

Buaya tangkapan tersebut rencananya dibawa ke penangkaran Teritip Balikapapan. "Khawatir kalau dilepasliarkan jadi masalah. Saya mengimbau warga tetap waspada."

Ditangkapnya buaya muara oleh warga, sudah kedua kalinya dalam sebulan terakhir di Samarinda. Minggu 14 April 2019 lalu, seekor buaya meresahkan di Jalan PM Noor, Samarinda Utara,  ditangkap relawan dan petugas pemadam kebakaran. Persis di rawa dekat kebun sayur warga. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar