Lingkungan

Jamu Immune Booster dan 1000 Masker Dibagi untuk Tekan Penyebaran Covid-19

person access_time 4 years ago
Jamu Immune Booster dan 1000 Masker Dibagi untuk Tekan Penyebaran Covid-19

Penyerahan 1000 masker dan jamu immune booster secara simbolis pada Senin pagi, 8 Juni 2020. (robithoh johan palupi/kaltimkece.id)

Jamu mampu membantu tubuh terus menjaga imunitas. Modal penting untuk terhindar dari Covid-19.

Ditulis Oleh: Robithoh Johan Palupi
Senin, 08 Juni 2020

kaltimkece.id Upaya memerangi pandemi Covid-19 terus dilakukan. Direktorat Jendral Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI juga tak mau ketinggalan.

Senin, 8 Juni 2020 pukul 10.00 Wita, dua produk berupa 1000 masker dan jamu immune booster disalurkan sebagai bagian mencegah penyebarluasan virus Covid-19.

Sebanyak 200 botol jamu immune booster yang diproduksi oleh tim Gugus Tugas penanganan Covid-19 Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur, diberikan kepada para tenaga medis dan relawan penanganan Covid-19. Jamu tersebut sendiri diproduksi dari bahan alamiah. Bahan tersebut diambil dari desa-desa penyelamat areal berhutan di wilayah areal penggunaan lain (APL) di Kabupaten Kutai Timur. Beberapa desa yang turut menyumbangkan bahan baku jamu di antaranya, Desa Saka, Desa Batu Lepoq, dan Desa Sempayau.

Dirjen PKTL, Profesor, Dr, Ir, Sigit Hardwinarto, MAgr menyampaikan besarnya potensi sumber daya alam dari hutan di areal APL. Salah satu contoh konkretnya adalah tumbuhan obat-obatan.

“Potensi ini bisa dikembangkan sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Pemanfaatan ini sudah berlangsung turun temurun, dan juga bagian dari budaya masyarakat desa di sekitar hutan,” ujar Prof Sigit Hardwinarto.

Serangan pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini belum bisa dikatakan menurun. Jumlah penderita harian yang dinyatakan positif masih di kisaran angka ratusan jiwa. Data per 8 Juni 2020 yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), sebaran Covid-19 telah menginfeksi 32.033 orang di Indonesia. Sebarannya bahkan sudah meliputi 34 provinsi.

Secara ilmiah, vaksin dari virus tersebut belum ditemukan. Sementara infeksi dari virus ini menyerang kekebalan tubuh. Karena itulah, upaya yang terus digencarkan adalah dengan menjaga imunitas. Jamu dianggap mampu membantu tubuh terus terjaga imunitasnya.

Serah terima jamu tersebut dilakukan secara virtual. Jika penyerahan 1000 masker langsung diberikan oleh Sekretaris Dirjen PKTL selaku National Project Director KalFor Project kepada Dirjen PKTL KLHK di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, maka penyerahan produk jamu yang dilakukan di Ruang Meranti, Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda. Agenda ini ditandai dengan penyerahan produk jamu dari Dekan Fakultas Kehutanan Univeritas Mulawarman, Prof. Rudianto Amirta, yang didampingi Bio Perkasa, kepada perwakilan tenaga medis dan relawan Covid-19. Serah terima yang dilakukan secara virtual dipimpin oleh Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, Amrullah. Agenda dilakukan secara virtual karena itu menjadi bagian dari protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah untuk tetap menjaga jarak.

Dukungan pembuatan produk jamu immune booster juga bagian dari kerja sama penguatan kapasitas masyarakat yang dijalankan Kalimantan Forest Project (KalFor). Proyek penguatan perencanaan dan pengelolaan kawasan hutan di Kalimantan adalah proyek kerja sama antara Direktorat Jendral PKTL KLHK dengan United Nation Development Programme (UNDP). Kegiatan ini berlokasi di Ketapang dan Sintang untuk wilayah Kalimantan Barat, Kota Waringin Barat (Kalteng). Sementara di Kalimantan Timur, difokuskan di Kabupaten Kutai Timur. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara Direktorat Jendral PKTL-KLHK/UNDP dengan Gubernur Kalimantan Timur dan Bupati Kutai Timur pada 18 Oktober 2019 di Samarinda.

Empat komponen kegiatan difokuskan pada, pengarusutamaan jasa ekosistem hutan dan pertimbangan keanekaragaman hayati ke dalam kebijakan nasional dan provinsi, dan proses pengambilan keputusan untuk perencanaan dan pengelolaan hutan di luar kawasan hutan. Kemudian, mengembangkan dan mendemonstrasikan strategi untuk integrasi perencanaan pengelolaan hutan dan konservasi di areal penggunaan lain dan atau lahan perkebunan di empat kabupaten di Kalimantan. Selanjutnya, melakukan pengujian atau demonstrasi mekanisme insentif yang inovatid untuk mengurangi deforestrasi yang terkait dengan sektor perkebunan. Terakhir, melakukan manajemen pengetahuan dan evaluasi pemantauan.

Dari penyusunan baseline yang dilaksanakan pada 2019, ditemukan bahwa desa-desa yang berdampingan dengan areal berhutan di APL telah melakukan upaya pengelolaan hutan tersebut. Baik dalam hal perlindungan maupun pemanfaatan yang berdampak pada kelestarian aeal berhutan di sekitar desa. Didapatkan pula informasi potensi hutan yang secara berkelanjutan dapat menjadi sumber peningkatan kesejahteraan desa-desa tersebut.

“Manfaat dari hasil yang disusun tersebut, pemerintah daerah dapat menyusun berbagai rencana kegiatan yang akurat dan tepat. Salah satunya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Kaltim, Amrullah.

Memang, masih banyak tantangan yang akan dihadapi di tingkat masyarakat desa. Apalagi model yang akan dikembangkan adalah pembangunan desa berlandaskan bussines as usual. Aplikasi kegiatan yang juga harus dilakukan adalah melakukan transfer pengetahuan dalam hal pengelolaan hutan di kawasan APL, sebagai bagian dari inovasi pembangunan desa.

Proyek ini juga akan mendorong terciptanya kelompok masyarkat pengelola areal berhutan di kawasan APL. Harapannya, bentuk insentif ini akan langsung memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain juga bisa memberikan dampak pada pencegahan penyebaran Covid-19.

Sejauh ini, upaya tersebut sudah cukup terbukti. Produksi jamu immune booster adalah bukti nyata. Menurut Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Prof. Rudianto Amirta, bahan-bahan alamiah didapatkan dari desa yang telah melindungi areal berhutannya. Bahan tersebut kemudian diolah menjadi jamu yang diolah oleh Bio Perkasa, bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Satgas Covid-19 Universitas Mulawarman, dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim. Jamu tersebut kemudian didistribusikan secara gratis untuk para tenaga kesehatan dan pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam satu rangkaian kegiatan ini, juga diproduksi 100 pocket book yang berisi panduan sederhana budidaya tanaman bermanfaat di sekitar hutan, serta panduan pembuatan jamu immune booster.

Sementara itu, Dr Agus Prabowo, Head of Environment UNDP menyampaikan apresiasinya atas insentif yang diberikan kepada pelaku penyelamatan dan perlindungan areal berhutan di APL. Diharapkannya, ada beragam efek positif yang timbul. Mulai dari perlindungan hutan di APL, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kontribusi terhadap upaya menekan penyebaran Covid-19. “Ide-ide kreatif seperti ini harus menjadi komitmen para pihak di Kalimantan Timur, karena KalFor hanya menjadi fasilitator yang berdurasi pendek. Sedangkan kesejahteraan merupakan tugas yang tidak akan berhenti, dan harus dibarengi dengan inovasi baru lainnya,” ujar Dr Agus Prabowo. (*)

 

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar