Lingkungan

Karhutla Nyaris Ancam Anggrek Hitam di Kubar, Total 30 Tersangka Diamankan

person access_time 4 years ago
Karhutla Nyaris Ancam Anggrek Hitam di Kubar, Total 30 Tersangka Diamankan

Isran Noor memberi keterangan pers setelah meninjau titik karhutla. (Arditya Abdul Azis/kaltimkece.id)

Pelan-pelan titik api di Kaltim mulai reda. Sebelumnya bisa 200-an sehari. Kini tersisa empat.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Rabu, 25 September 2019

kaltimkece.id Rabu, 25 September 2019, Gubernur Kaltim Isran Noor didampingi Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjend TNI Subiyanto dan Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo Widyanto, meninjau kebakaran hutan dan lahan di berbagai titik. Seperti diketahui, masalah karhutla cukup akrab dengan Benua Etam beberapa pekan terakhir.

Peninjauan dilakukan dengan helikopter jenis Eurocopter EC155 berkapasitas 10 penumpang. Meninjau di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. Sekitar pukul 11.45 Wita, rombongan take off dari Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (APT Pranoto) Samarinda. Langsung menuju Kecamatan Tabang, Kukar.

Dari laporan yang didapat Isran, Desa Tabang menjadi lokasi karhutla terparah di Kaltim. Titik api yang tampak dari udara berada di perkebunan kelapa sawit. Juga di tengah hutan belantara. Helikopter mesti terbang di atas 7.000 kaki untuk menghindari pekat asap.

Setelah itu, rombongan bertolak ke Desa Senyiur di Kecamatan Muara Ancalong, Kutim. Dua kabupaten tersebut memang memiliki potensi karhutla cukup tinggi. Termasuk Berau. Rombongan baru kembali ke Samarinda sekitar pukul 16.00 Wita.

Baca juga:
 

Saat ditemui awak media, Isran Noor menyebut titik api tidak sebesar yang diberitakan. Didapati jauh dari permukiman. Dengan karakter tanah bertekstur gambut.

Dari laporan sebelumnya, Kaltim tercatat memiliki titik hotspot di atas 200. Namun pendataan terakhir tersisa empat. Seluruhnya di Kutim dan Kukar. "Berada di kawasan yang tidak ada permukiman. Tapi di sana memang ada gambut. Itulah yang dimakan api," ucapnya.

"Kira-kira kami sekitar tujuh menit di kawasan asap yang pekat itu. Di daerah Tabang. Di sana kawasan kita yang paling parah. Banyak lahan gambut," sambung Isran.

Isran tak menutup kemungkinan karhutla terjadi akibat ulah manusia. Kendati demikian, tetap ada kemungkinan diakibatkan faktor alam. Seperti yang ia temui di Kukar. “Di sana jauh dari permukiman. Kebakaran agak sulit disebabkan manusia," jelasnya.

Isran menyesalkan tren karhutla di Kaltim. Selain merugikan manusia, berdampak pula dengan hilangnya hutan sebagai habitat satwa. Meski demikian, ia memastikan persoalan itu tak memengaruhi rencana kepindahan ibu kota negara ke Kaltim. "Tidak ada hubungannya itu. Soal ibu kota negara, jauh di sana," sebut dia.

Sebelumnya titik api tersebar di Paser, Kukar, Kubar, Berau, dan Mahulu. Hujan yang mulai mengguyur belakangan, berperan menekan titip api. Meski begitu, Pemprov diminta pemerintah pusat tetap memantapkan koordinasi. Tinjauan pun masih akan terus dilakukan.

"Gampang padamkan api itu. Kecuali api asmara. Jadi kita perlu bersama menjaga. Dampaknya luas kalau asal bakar," kata Isran.

Isran memastikan persoalan karhutla di Kaltim tidak separah provinsi tetangga. Tidak perlu sampai membuat hujan buatan. Malah titik api tersisa diyakini segera padam. "Dua atau tiga hari sampai minggu depan itu sudah hujan. Itu hitungan saya. Sekarang ini, kita hanya 4 titik. Kalau sebelumnya bisa sampai 200 lebih titik," pungkasnya.

Amankan 30 Tersangka

Diungkapkan Pangdam VI Mayjend Subiyanto, karhutla yang sebelumnya terjadi di Kubar, sempat mengancam keberadaan anggrek hitam yang tumbuh di Kersik Luway, sebuah wisata cagar alam di Kampung Skolaq Darat, Kecamatan Skolaq. Tapi situasi itu telah berhasil ditangani.

Subiyanto mengerahkan komandan korem dan komandan kodim untuk berkoordinasi dengan polri, BPBD, dan relawan. Sejumlah perusahaan turut diberdayakan. Bukan hanya Kubar, tapi juga untuk daerah lain.

"Kendalanya sejauh ini dari sumber air. Sehingga ke depan kami perlu membuat kanal air saat proses pemadaman. Agar tidak terlalu jauh airnya. Misal titik api dekat sungai, ke depan itu yang kami kerjakan," jelas Subiyanto.

Kapolda Kaltim Irjen Pol Priyo Widyanto, mengungkap 30 tersangka dari 19 laporan polisi terkait karhutla telah diamankan. Tersangka adalah individu. Bukan korporasi. Total 30 tersangka tersebut berasal dari Paser, PPU, Kutim, Berau, dan Kukar. "Secara umum, kabut asap sudah menipis. Tinggal di wilayah tertentu. Seperti Tabang, Muara Ancalong, dan Berau. Hari ini bandara sudah buka semua," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

 

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar