Mahakam Ulu

Betapa Indah Air Terjun Kosan Tinggang di Mahulu, Surga di Tengah Rimba Kalimantan yang Sukar Didatangi

person access_time 3 years ago
Betapa Indah Air Terjun Kosan Tinggang di Mahulu, Surga di Tengah Rimba Kalimantan yang Sukar Didatangi

Air Terjun Kosan Tinggang di Kampung Nyaribungan, Laham, Mahulu (foto: martinus ngantung for kaltimkece.id)

Air terjun kembar di belantara hutan tropis Kalimantan ini amat memanjakan mata. Sayangnya, tidak mudah untuk pergi ke sana.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Selasa, 02 Maret 2021

kaltimkece.id Aliran Sungai Daton seketika terbelah menjadi dua ketika sampai di ujung tebing batu yang sudah penuh lumut. Yang sisi kiri meluncur deras menuruni tebing bertingkat empat. Sementara di sisi kanan yang lebih kecil, aliran air turun menabrak tebing bertingkat setinggi puluhan meter. Kedua air terjun itu kemudian bersatu di bawah.

Pemandangan Air Terjun Kosan Tinggang di Kampung Nyaribungan, Kecamatan Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, memang istimewa. Sungai yang terbelah dua bak melahirkan air terjun kembar dengan karakter berbeda. Air terjun sebelah kanan lebih pendek dan gemuk tetapi begitu bergemuruh. Saking nyaringnya, teriakan manusia pun terbenam. Warna air terjun ini lebih keruh atau cokelat kemerahan.

Air terjun yang sebelah kiri lebih tinggi dan langsing. Ia tidak “seberisik” saudaranya. Akan tetapi, bentuknya tak kalah indah. Airnya seperti bertingkat-tingkat kala menuruni tebing berbatu. Sensasi embun dari empasan air pun menambah keasriannya.

Pemandangan ini bisa disaksikan nun jauh di dalam rimba tropis basah Kalimantan. Sayangnya, tidak mudah mencapai lokasi tersebut. Kampung Nyaribungan di Laham adalah desa yang sulit diakses, bahkan bagi warga Mahulu sekalipun. Sebenarnya ada tiga akses untuk mencapai kampung ini tetapi semua jalur berat, memakan waktu lama, dan mahal.

Jalur pertama adalah dari hilir Sungai Mahakam yakni melalui Kecamatan Tering di Kutai Barat. Dari situ, harus naik speedboat selama sejam menuju Kampung Mamahaq Teboq di Kecamatan Long Hubung, Mahulu. Perjalanan menuju Kampung Nyaribungan dilanjutkan dengan melewati jalan tanah yang dioperasikan PT Ratah Timber Company (RTC). Jaraknya lumayan jauh karena menghabiskan masa tiga jam.

Rute berikutnya adalah dari hulu Sungai Mahakam atau dari Kampung Ujoh Bilang, ibu kota Mahulu. Jalur ini terdiri dari darat dan sungai. Untuk jalur darat, mula-mula pergi ke Kampung Mamahaq Teboq melalui jalan tanah milik PT RTC di Kilometer 16. Medan berat ini memakan waktu 5-6 jam. Barulah perjalanan dilanjutkan ke Kampung Nyaribungan sepanjang tiga jam. Totalnya adalah sembilan jam.

Sementara itu, jalur sungai juga mengambil masa yang sama dan harus berpindah angkutan. Pertama adalah naik speedboat dari Ujoh Bilang menuju muara Sungai Ratah di Kecamatan Laham. Perjalanan sejam itu berakhir di Kampung Danum Paroy. Selanjutnya, harus menyusuri anak Sungai Ratah dengan ketinting atau perahu kayu bermesin kecil. Aliran sungai itu dangkal dengan dua jeram yakni Muring dan Unyan yang berarus deras. Total perjalanan jalur sungai memerlukan 6-8 jam.

“Biayanya mahal. Untuk sekali berangkat menggunakan angkutan reguler Rp 1,2 juta. Kalau carter, Rp 3,5 juta,” terang Marsianus Kuai, penduduk Kampung Laham, kepada kaltimkece.id. Marsianus adalah warga yang mempopulerkan objek wisata itu di sebuah grup Facebook di Mahulu.

Memerlukan Ritual

Walaupun sudah sampai di Kampung Nyaribungan, masih jauh perjalanan menuju Air Terjun Kosan Tinggang. Menurut warga setempat, air terjun adalah Sarang Enggang yang dalam bahasa lokal adalah keramat. Setiap orang, baik pendatang maupun warga setempat, yang ingin berkunjung harus terlebih dahulu membuat ritual bayar hajat. Upacara ini dipimpin tokoh spiritual di kampung agar dijauhkan dari hal yang tak diinginkan.

Martinus Ngantung, warga Kampung Nyaribungan yang lain, menjelaskan bahwa ritual tersebut pernah digelar penduduk setempat. Mereka yang ingin berkunjung menghabiskan dana sekitar Rp 18 juta. “Karena di situ ibarat ada nenek moyang kami yang menjadi penghuni. Jadi kami pelihara jantur (air terjun) itu. Warga di sini, kalau mau ke sana juga bikin syarat,” terang Ngantung.

Ketika ritual selesai, warga dan pengunjung diizinkan pergi ke air terjun. Perjalanan dari kampung menuju air terjun hanya bisa dengan berjalan kaki. Lokasinya tersembunyi di belantara. Tamu atau wisatawan disarankan menggunakan jasa penunjuk jalan dari penduduk setempat.

Ngantung yang biasa keluar masuk hutan Nyaribungan untuk menemani peneliti Badak Kalimantan berharap, Kosan Tingang semakin dikenal. Jika banyak wisatawan, usaha kuliner, penginapan, dan sektor yang lain bisa hidup. Termasuk jalur penghubung yang lebih dekat ke kampung tetangga.

“Siapapun yang ingin ke Kosan Tingang, kami persilakan. Kami berharap, kampung kami semakin maju,” terang pria 40 tahun tersebut.

Pembangunan Jalan Pendekat

Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh, menyadari bahwa masyarakat di Kampung Nyaribungan membutuhkan infrastruktur pendekat ke kampung tetangga dan ibu kota yang lebih efisien dan murah. Ia yakin, kehadiran infrastruktur jalan darat bisa memicu efek domino. Daya saing kampung meningkat sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi. Barang-barang kebutuhan pokok pun bisa semakin murah. Potensi kampung seperti ladang maupun pariwisata juga mudah dikembangkan.

“Kami sudah berencana membangun jalan baru yang lebih dekat ke Nyaribungan dari Ujoh Bilang. Panjangnya sekitar 31 kilometer. Mungkin pada 2022, sekarang kami bikin perencanaan dulu,” tutur Bonifasius kepada kaltimkece.id, Jumat, 26 Februari 2021, selepas dilantik gubernur di Samarinda.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mahulu, Yohanes Andi Abeh, membenarkan perencanaan tersebut. Menurutnya, program ini muncul setelah laporan masyarakat setempat mengenai potensi jalan pendekat dari Ujoh Bilang ke Nyaribungan. Jajarannya akan bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengecek dan menyurvei lokasi permulaan potensi jalan.

Andi Abeh belum bisa memastikan waktu survei karena masih menunggu kepastian anggaran dan koordinasi berbagai pihak. Akan tetapi, ia optimistis jika konektivitas jalan pendekat itu benar-benar terealisasi, mampu menumbuhkan potensi pariwisata dan perekonomian warga. Jika jalan umum terbangun, keselamatan transportasi warga setempat semakin meningkat karena tak perlu melewati jalan perusahaan. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar