WARTA

Misteri Tabrak Lari dan Penemuan Jenazah di Samarinda

person access_time 5 years ago
Misteri Tabrak Lari dan Penemuan Jenazah di Samarinda

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Seorang sopir truk ditabrak di tepi jalan. Anehnya, penabrak yang sempat kabur justru kembali ke lokasi kejadian. Mengaku akan membawa ke rumah sakit, penabrak malah membuang korban di gorong-gorong.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Sabtu, 22 Desember 2018

kaltimkece.id Masih pukul tiga dini hari tetapi Dahlia sudah bersiap-siap keluar rumah. Perempuan berusia 26 tahun itu harus mengantar suaminya, Darmanto, ke Jalan Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda. Sang suami mesti bekerja mengemudikan truk yang biasa ia parkir di dekat Polder Air Hitam.

Darmanto, 25 tahun, adalah seorang sopir ekspedisi. Pekerjaan itu sudah ia geluti selama tiga tahun. Jumat subuh itu, 21 Desember 2018, ia bertugas mengantar besi dan kayu lapis ke Kecamatan Bengalon, Kutai Timur. Dari rumah di Jalan Anggur, Gang Villa 2, Darmanto dan Dahlia bertolak dengan sepeda motor. Sang istri masih ingat, Darmanto hanya mengenakan kaus hitam dan celana pendek coklat.

Selepas mengantar suami, Dahlia berniat menyambung rehat di rumah. Namun, belum sampai matanya terpejam, telepon genggam tiba-tiba berdering. Darmanto memanggil. Suaminya meminta tolong mengantarkan ban dalam cadangan yang tertinggal. Darmanto bilang, ia sudah menunggu di Jalan Letjen Suprapto, depan persimpangan Jalan Anggur. Tugas suaminya itu Dahlia tuntaskan lima menit kemudian.
 
Baca juga:

 

Dahlia kembali lagi ke rumah dan merebahkan tubuh ke kasur. Lagi-lagi, 15 menit kemudian, teleponnya berteriak. Nama yang tertera di layar telepon masih suaminya. Tapi, suara di sambungan telepon bukan Darmanto. Pria tak dikenal yang bicara dan memberikan kabar yang tidak enak. Darmanto, sebut suara di seberang telepon, mengalami kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit. Dengan jantung yang berdegup kencang, Dahlia membangunkan Sanjaya, kakak kandungnya. Mereka bergegas ke lokasi kecelakaan.

"Begitu sampai di tempat kejadian, suami saya sudah tidak ada," tutur Dahlia ketika ditemui kaltimkece.id di kediamannya, Jumat, 21 Desember 2018. Warga yang masih berkerumun mengatakan, korban dibawa pengendara yang menabraknya. Darmanto tak sadarkan diri dan diangkut ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie, kira-kira 1 kilometer dari titik tabrakan. Dengan hati yang kacau, Dahlia bergegas ke sana.

Korban yang Menghilang

Tholib, 50 tahun, masih setia menjaga angkringan di persimpangan Jalan Letjen Suprapto-Jalan Anggur. Sudah pukul 04.00 Wita dan tersisa sepuluh pelanggan di kedainya ketika terdengar suara yang aneh. “Brakk!!!”

“Saya dan beberapa pelanggan angkringan langsung mencari tahu," tutur Tholib. Begitu sampai di tepi jalan, dia melihat tubuh seorang laki-laki tergeletak. Di tengah jalan. Tak sadarkan diri. Tak ada satu pun kendaraan yang melintas.

Tanpa komando, Tholib dan warga segera menolong. Korban itu, tak lain Darmanto, diangkat ke pinggir jalan. Namun, tidak ada kendaraan yang melintas untuk dimintai membawa korban ke rumah sakit. Baru lima menit kemudian, sebuah pikap putih berpelat KT 8117 UI tiba-tiba menepi. Anehnya, pengendaranya tidak turun. Sopir pikap itu sedikit gempal dengan potongan rambut belah pinggir. Kepada warga, dia meminta Darmanto diangkut ke dalam mobil. Pengemudi misterius itu juga mengaku sebagai orang yang menabrak korban. Katanya, Darmanto akan dibawa ke RSUD AWS.

Warga segera meminta waktu untuk menghubungi keluarga setelah menemukan ponsel di saku celana Darmanto. Kontak terakhir di panggilan keluar segera dipilih. Tersambung. Itu nomor istrinya, Dahlia, yang bergegas menuju ke lokasi kejadian.

Setelah berhasil menghubungi keluarga, tubuh korban diangkat ke mobil. Tapi ada yang membuat Tholib curiga. Pengendara misterius itu sangat aneh. "Jadi, mulai datang, dia sama sekali tidak turun dari mobil. Warga yang mengangkat korban ke mobil,” tutur Tholib, pemilik angkringan yang biasa menutup dagangan ketika pagi menjelang.

Keanehan berikutnya, pengemudi tersebut bukan meminta warga menaikkan korban ke belakang bak. Padahal, kata Tholib, luka-luka korban tidak diketahui. Jika patah tulang atau luka menganga, sangat berbahaya tak ditaruh di bak. 

“Setelah itu, dia pergi begitu aja," sebut Tholib.


Penemuan Jenazah

Dahlia dan Sanjaya tiba di lokasi hanya beberapa menit setelah Darmanto dibawa pengemudi tadi. Kepada keduanya, warga menyampaikan bahwa korban sudah dibawa ke rumah sakit. Namun, saat didatangi, petugas RSUD AWS mengatakan belum menerima korban kecelakaan lalu lintas. Dahlia dan Sanjaya bingung. Mereka mendatangi dan menghubungi hampir semua rumah sakit di Samarinda. Tak ada yang menerima korban kecelakaan lalu lintas.

Ketika hari terang, Sanjaya melapor ke Unit Kecelakaan Lalu Lintas, Polresta Samarinda, di Jalan Bhayangkara. "Saya sudah sangat khawatir keadaan adik ipar saya," tutur Sanjaya.

Hanya setengah jam kemudian, pukul 08.00 Wita, warga Jalan Harmonika digegerkan penemuan mayat. Sosok tak bernyawa itu tergeletak di gorong-gorong. Jenazah dalam posisi tertelungkup. Sebagian badan masuk di bawah jembatan. Hanya bagian kaki yang nampak.

Warga segera melapor ke Polsekta Samarinda Kota. Mayat dievakuasi dan dibawa ke RSUD AWS. Dari ciri-cirinya, korban diduga Darmanto, yang baru saja terlibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Letjen Suprapto.

Sanjaya dan Dahlia diminta Jajaran Satlantas ke rumah sakit. Di kamar mayat, Dahlia histeris. Tak lain tak bukan, mayat itu adalah suaminya. Yang baru subuh tadi dia antar. Dua kali. “Mengantar ban dalam cadangan, itulah terakhir kali saya lihat dia,” kata Dahlia yang dengan terbata-bata. Dia kemudian sesenggukan, seperti masih tak percaya suami tercintanya telah tiada. 

Beberapa Kejanggalan

Jasad Darmanto divisum untuk kepentingan penyelidikan. Pukul 14.00 Wita, setelah waktu salat Jumat, jenazah dipulangkan. Darmanto dimakamkan pukul 16.00 Wita di pemakaman muslim, Jalan Anggur, Samarinda Ulu.

Ada sejumlah keanehan yang didapati keluarga. Terutama dari luka-luka yang mereka lihat di tubuh Darmanto ketika di rumah sakit. Yang paling nampak adalah sobekan di kepala yang cukup dalam. Ada juga tenggorokan yang membengkak. Padahal, menurut saksi yang pertama kali menolong Darmanto, luka tersebut tidak terlihat sebelum dibawa pengendara misterius tadi. 

"Saat kejadian, (tubuh) korban bersih. Tidak ada luka apapun walaupun tidak sadarkan diri," ungkap Tholib, penjaga angkringan di dekat lokasi kejadian. Sementara setelah jasadnya ditemukan di Jalan Harmonika, sejumlah luka didapati seperti di telinga, pinggang, bahu kiri, dan dengkul kanan.

Kepada kaltimkece.id, pihak keluarga mengakui bahwa memang ada pihak yang tidak suka kepada Darmanto. Dikenal pekerja keras, konon, Darmanto paling disayangi pimpinan di tempat ia bekerja.

"Dia pernah cerita, ada rekan kerja tak suka dengan dia. Tapi kami tak ingin menuduh. Hanya menduga. Sadis sekali sampai dia dibuang di gorong-gorong," tutur Sanjaya selaku kakak ipar.

Baca juga:
 

Kepolisian mendalami kasus ini. Unit Lakalantas, Satlantas Polresta Samarinda, meminta keterangan saksi, termasuk mengumpulkan bukti. Rekaman video ketika korban diangkat ke mobil pikap sudah dikantongi. Polisi juga mengakses CCTV yang merekam aktivitas pikap di sekitar Jalan Harmonika.

"Di antaranya, saat korban diangkat ke pikap kemudian mondar-mandir di sekitar lokasi penemuan korban," ucap Kepala Unit Laka Lantas, Satlantas Polresta Samarinda, Inspektur Dua Heny Merdikawati.

Sementara dari olah tempat kejadian, korban ditabrak ketika sedang di luar truk. Darmanto memang baru mengisi bahan bakar. Pikap putih datang dari simpang flyover Juanda sebelum menabrak korban.

Hanya beberapa jam setelah kejadian, Satuan Reserse Kriminal Polresta Samarinda menangkap pelakunya. Pengemudi pikap bernomor polisi KT 8817 UI berinisial MS diringkus di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara. "Kami menerima informasi keberadaan pelaku pukul 14.30 Wita," kata Kepala Satreskrim Polresta Samarinda, Komisaris Polisi Sudarsono. MS disebut tinggal di Jalan Melak, Kelurahan Maluhu, Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Kompol Sudarsono belum memberikan banyak uraian karena masih dalam proses penyidikan. Motif pembuangan jenazah ke gorong-gorong masih samar. Namun, dari penilaian awal, penabrak terancam jerat tindak pidana pembunuhan. "Adapun dugaan-dugaan adanya pembunuhan berencana, harus didalami lagi,” tutupnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar