Pendidikan

Tanggarapan Hetifah soal Wacana Kemendikbud Mempermanenkan Pembelajaran Jarak Jauh

person access_time 4 years ago
Tanggarapan Hetifah soal Wacana Kemendikbud Mempermanenkan Pembelajaran Jarak Jauh

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian yang salah satunya membidangi pendidikan. (istimewa)

Pembelajaran jarak jauh yang diterapkan selama pandemi, kemungkinan bakal dipermanenkan.

Ditulis Oleh: PARIWARA
Senin, 06 Juli 2020

kaltimkece.id Wacana penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara permanen menimbulkan keresahan di masyarakat. Hal ini menyusul pernyataan Mendikbud Nadiem Makarim dalam rapat kerja dengan komisi X DPR RI yang beredar di masyarakat.

"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model,” ujar Nadiem.

Berbagai pihak menilai, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara permanen belum cocok untuk Indonesia. Mengingat segala keterbatasan yang dimiliki.

Sehubungan dengan hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyatakan hal tersebut bukan berarti setelah Covid-19 PJJ dilaksanakan sepenuhnya. 

“Yang saya tangkap dari pernyataan tersebut maksudnya adalah setelah semua adaptasi yang telah kita lakukan selama pandemi, tidak mungkin kita kembali lagi sepenuhnya melakukan KBM dengan cara-cara lama. Justru kita harus maksimalkan teknologi yang sudah kita pelajari untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar, dengan  mengkombinasikan PJJ dan tatap muka,” ujarnya.

Hetifah mengatakan, ke depannya Kemendikbud menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan akses terhadap teknologi.

“Antara lain memastikan setiap satuan pendidikan memiliki infrastruktur TIK yang memadai, bekerja sama dengan provider dan membuat paket subsidi internet, juga bekerja sama dengan Kominfo dan PLN untuk menyediakan akses internet dan listrik merata. Itu semua tercantum dalam draft peta jalan pendidikan nasional 2020-2035,” paparnya.

Hetifah yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Golkar bidang Kesra itu menyatakan, pemanfaatan teknologi bisa dimanfaatkan untuk menjembatani kesenjangan pendidikan.

 “Kesenjangan kualitas dan geografis bisa sedikit banyak teratasi dengan bantuan teknologi. Misalnya, anak-anak di pelosok sekarang bisa mendapatkan pengajaran dari guru-guru terbaik skala nasional melalui bantuan aplikasi. Ini bisa kita manfaatkan untuk pemerataan. Namun demikian, kita terus ingatkan Kemendikbud bahwa kesediaan akses untuk semua merupakan prasyarat, jika tidak justru ini bisa menambah kesenjangan,” ungkapnya.

Meski begitu, Hetifah mengingatkan bahwa tidak semua hal bisa tergantikan dengan PJJ. “Misalnya pembangunan karakter, itu memerlukan keteladanan yang anak lihat sehari-hari, jadi tidak mungkin diajarkan hanya secara jarak jauh. Juga kemampuan bersosialisasi, harus tatap muka. Saya rasa Kemendikbud juga mengerti ini dan tidak mungkin semerta-merta dihilangkan,” pungkasnya. (*)

 

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar