Politik

Alasan di Balik Terlemparnya Sarwono dan Saefuddin Zuhri dari Bursa Wawali Samarinda

person access_time 5 years ago
Alasan di Balik Terlemparnya Sarwono dan Saefuddin Zuhri dari Bursa Wawali Samarinda

Sarwono dan Saefuddin Zuhri, dua nama yang tersisih dari calon Wawali Samarinda.

Drama turut mewarnai penetapan calon wakil wali kota Samarinda. Berikutnya 45 legislator yang menentukan.

Ditulis Oleh: Ika Prida Rahmi
Jum'at, 12 Juli 2019

kaltimkece.id Penetapan Wakil Wali Kota Samarinda pengganti mendiang Nusyirwan Ismail diwarnai sejumlah isu. Dua nama terlempar dari kontestasi ini. Salah satunya dipicu aktivitas yang berseberangan partai.

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang menyerahkan dua nama calon wakil wali kota ke DPRD Samarinda pada 10 Juli 2019. Kandidat terpilih akan mendampinginya mengabdi pada sisa masa jabatan yang berakhir 17 Februari 2021.

Baca juga:

 

Calon yang diusulkan adalah M Barkati. Seorang birokrat dan pimpinan organisasi masyarakat. Namanya mengemuka setelah diusung Partai Demokrat. Berikutnya politisi kawakan, Arif Kurniawan. Ia kini menjabat sekretaris DPW PKS Kaltim.

Sebelum final dengan dua kandidat tersebut, bursa calon wawali melibatkan sepasang politisi lainnya. Yakni Sarwono Hidayat dari PKS dan Saefuddin Zuhri, politisi Nasional Demokrat atau Nasdem.

Nama Arif Kurniawan muncul setelah menggantikan Sarwono. Langkah ini cukup menarik perhatian. Arif bukanlah sosok yang sebelumnya disebut-sebut bakal calon pengganti Wawali. Tanda tanya besar tak terhenti di situ.

Zuhri mengemuka sebagai calon usungan Nasdem setelah melewati penjaringan dan seleksi dari partai. Namun, ia disebut-sebut mengundurkan diri sebelum penetapan dua calon yang diajukan ke DPRD. Alasan di balik keputusan itu ditutup rapat partai pengusung.

Dari penelusuran kaltimkece.id, Sarwono digantikan Arif karena berkaitan hubungan politik antara Sarwono dengan Gerakan Arah Baru Indonesia atau Garbi. Organisasi tersebut dikenal berseberangan dengan PKS. Dibesut oleh mantan pentolan partai yakni Anis Matta dan Fahri Hamzah.

"Penggantian nama itu tidak bisa dilepaskan dengan aktivitas Pak Sarwono di Ormas Garbi. Kemudian kader PKS lainnya bersuara. Bahwasanya karena dianggap menyeberang, tak seyogyanya bagi DPD PKS terus melanjutkan Pak Sarwono sebagai calon wawali dari PKS," ungkap Dimyati Musthofa, ketua DPW PKS Samarinda.

Meski demikian, perubahan dukungan disebut tak berlangsung sekejap mata. Arif ditetapkan pengurus PKS jauh sebelum Pemilu 2019 digelar. Dimyati pun optimistis Arif Kurniawan dapat terpilih lewat voting di DPRD Samarinda.

Lain Sarwono, lain pula Saefuddin Zuhri. Konon, politisi Nasdem tersebut tiba-tiba mundur dari pencalonan. Padahal namanya termasuk kandidat kuat. Sumber kaltimkece.id mengungkapkan bahwa Zuhri bukannya mundur dari kontestasi tersebut. Melainkan gugur setelah dua nama tersisa ditetapkan ketiga partai pengusung.

Sayang, hingga berita ini diturunkan, Zuhri urung memberikan komentar. Ketua DPC Nasdem Samarinda Joha Fajal juga enggan membeber alasan mundurnya Zuhri.  “Yang bersangkutan memang mengundurkan diri. Alasannya bisa tanya ke yang bersangkutan,” ucap Joha ketika dikonfirmasi media ini.

Viktor Yuan, ketua DPC Partai Demokrat Samarinda, menolak isu kesepakatan meninggalkan Zuhri dari calon wawali. "Kami enggak ada kesepakatan memundurkan salah satu calon. Bisa coba dicek surat pengunduran dirinya sebagai calon dari partai," sebut Viktor.

Namun demikian, hingga dua nama calon wawali diserahkan Syaharie Jaang, DPRD Samarinda tak mendapat lampiran bukti pengunduran diri Zuhri. Menurut Ketua DPRD Samarinda Alphad Syarief, penting bagi partai pengusung menyertakan bukti pengunduran diri tersebut.

Menurutnya, bukti tersebut, termasuk dari sejumlah berkas yang diperlukan untuk mengadakan paripurna. Termasuk berkas berupa pengunduran diri sebagai aparatur sipil negara bagi calon yang berstatus birokrat, hingga bukti tidak pailit dari perbankan. “Setelah dokumen lainnya lengkap ke DPRD, baru bisa diparipurnakan,” terang Alphad.

Partai pengusung menetapkan Barkati dan Arif Kurniawan sebagai usulan Wali Kota Samarinda untuk menjabat Wawali ke DPRD. Menurut tata cara berlaku, lembaga legislatif tersebut akan memrosesnya melalui mekanisme pemilihan. Sebanyak 45 legislator terlibat dalam pemilihan tersebut.

Adapun tim pansel diketuai oleh Joha Fajal. Anggota lainnya yakni Eliat Libut (ketua Fraksi Demokrat), Sugiono (fraksi PDI Perjuangan), Laila Fatihah (sekretaris Tim Pansel), dan Fuad Fakhruddin (perwakilan Gerindra). (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar