Politik

Hetifah Motivasi para Perempuan di Dunia Politik, Khawatir IKN Tak Jadi Pindah

person access_time 4 years ago
Hetifah Motivasi para Perempuan di Dunia Politik, Khawatir IKN Tak Jadi Pindah

Hetifah Sjaifudian saat berkunjung ke Kukar. (fachrizal muliawan/kaltimkece.id)

Para wakil Kaltim di Senayan memiliki ketakutan pemindahan IKN ke Bumi Etam gagal.

Ditulis Oleh: Fachrizal Muliawan
Minggu, 22 Desember 2019

kaltimkece.id Setelah terpilih kembali menjadi pejuang aspirasi Kaltim di Senayan, anggota DPR RI dapil Kaltim 2019-2024, Hetifah Sjaifudian, beberapa kali menyambangi Bumi Etam. Namun sebelumnya bukan dalam agenda reses DPR RI. Nah, pada 21 hingga 24 Desember 2020 Hetifah melaksanakan reses di Kukar dan Samarinda.

Tempat pertama yang menjadi lokasi reses adalah Tenggarong, Kutai Kartanegara, pada Sabtu, 21 Desember 2019. Dalam kesempatan tersebut dia mengisi materi dalam diklat kader perempuan yang dilaksanakan DPD II Golkar Kukar. Ketua Komisi X DPR RI tersebut mengisi materi tentang pemahaman gender budget dalam APBN dan APBD guna memperkuat kader perempuan.

Hetifah menuturkan, saat ini jumlah partisipasi perempuan di legislatif seluruh Indonesia berada di angka 22 persen. "Angka yang menyusut dari sekitar 37 persen jumlah partisipasi calon legislatif perempuan," terangnya.

Menurut Hetifah untuk Golkar tak membedakan latar belakang. Baik laki-laki, perempuan, maupun latar belakang suku. Nah, untuk kaum hawa, lanjut Hetifah, memiliki semangat kompetisi dalam bidang politik. "Dan mesti diberi ruang yang cukup," terangnya.

Meski memiliki kompetisi tinggi, perempuan di kancah politik ibarat penyelam. Sedangkan politikus pria diibaratkan ikan. "Sama-sama bisa berenang, tapi soal kelincahan beda urusan," terangnya.

Perempuan, lanjut Hetifah, bisa juga lincah berenang. Tapi memerlukan peralatan dan latihan khusus. Nah, diklat yang dilaksanakan di Hotel Grand Elty Singgasana, Tenggarong diibaratkan latihan menyelam. Hetifah merasakan sendiri membangun semangat politik bukan hal mudah. "Maka dari itu saya pun siap menjadi mentor, anggap saja saya sebagai personal trainer mereka," ujarnya.

Bicara soal gender budgeting, lanjut Hetifah, bukan berarti perempuan dipaksa menjadi pemegang keputusan. Melainkan perempuan bisa mengambil porsi mereka dalam hal dampak sebuah program pemerintah terhadap perempuan. Jangan, sampai program yang didorong nanti malah mendorong kerugian terhadap perempuan. Misal, ada program pelatihan tenaga kerja. Kader perempuan mesti bersuara. "Perempuan mesti mempertanyakan porsi perempuan, jangan sampai jumlahnya di bawah 10 persen," ujarnya.

IKN Jangan Sampai Lepas

Hetifah menuturkan, rencananya pada Senin, 23 Desember 2019 para legislator Senayan dapil Kaltim akan melaksanakan reses bersama. Reses bersama tersebut menunjuk Awang Faroek Ishak sebagai koordinator. Namun, dari delapan legislator Kaltim, diprediksi tak semua bisa hadir.

Fokus reses bersama tersebut adalah kesiapan Kaltim dijadikan lokasi ibu kota negara atau IKN. "Selain itu tentu saja mendengar aspirasi berdasar bidang komisi masing-masing," tuturnya. Soal kesiapan Kaltim, para legislator menekankan mengenai kesiapan sumber daya manusia. Agar warga Kaltim tak hanya menjadi penonton. "Kami para legislator dapil Kaltim juga akan mengawal hal tersebut di Jakarta," ujarnya.

Hetifah menyebut, masih ada sedikit ketakutan bila IKN tidak jadi pindah. "Tak lain lantaran pemindahan IKN adalah keputusan politik," ujarnya. Maka dari itu mesti dikawal benar-benar. Jangan sampai sudah ada beberapa pembangunan minor di lokasi yang digadang-gadang menjadi IKN malah tidak jadi. Hal itu bakal menyebabkan beberapa pembangunan mangkrak.

Sementara itu Ketua DPD II Golkar Kukar Abdul Rasid menuturkan, mengapresiasi Hetifah mau datang ke Kukar. "Apalagi tingkat kader perempuan di Golkar Kukar meningkat," ujarnya. Selain itu, kata Rasid, selain perempuan yang saat ini duduk di DPRD Kukar masih banyak yang tak terpilih memiliki kualitas sebagai politikus. "Ya, namun kembali lagi, perempuan-perempuan inu mesti mendapat suntikan kepercayaan diri," ucapnya.

Pria yang kini menjabat ketua DPRD Kukar itu menyebut, kesempatan bertemu Hetifah bisa menjadi ajang tukar informasi dari pusat. "Apalagi soal IKN, tentu informasi sekecil apa pun sangat berharga bagi kami di daerah," kuncinya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar