Ragam

Fakta di Balik Kenikmatan Durian Kubar yang Masyhur

person access_time 5 years ago
Fakta di Balik Kenikmatan Durian Kubar yang Masyhur

Foto: Ika Prida Rahmi (kaltimkece.id)

Siapa yang tak kenal kenikmatan durian Kubar. Setiap musimnya tiba, produk hortikultura Tanaa Purai Ngeriman itu tersebar seantero Bumi Etam.

Ditulis Oleh: Bobby Lolowang
Kamis, 31 Januari 2019

kaltimkece.id Musim durian belum berakhir setelah lebih lima bulan. Durian dari Kutai Barat mendominasi lapak demi lapak di Samarinda. Mengapa komoditas hortikultura dari kabupaten pemekaran Kutai tersebut begitu populer?

Departemen Agrikultur Amerika Serikat mengelompokkan durian dalam marga spesies Durio. Ada 27 spesies Durio di bumi. Sebanyak 18 di antaranya terdapat di Kalimantan dengan 14 jenis termasuk endemik. Namun, setidaknya hanya sembilan dari seluruh spesies tersebut bisa dimakan (Keanekaragaman Jenis dan Sumber Plasma Nutfah Durio (Durio spp.) di Indonesia, 2005, hlm 28).

Durian memiliki nama ilmiah Durio zibethinus. Terbagi lagi macam jenis mulai lai, kerantungan, durian kura-kura, hingga lahung. Jenis durian memang memiliki nama beragam di banyak negara. Setidaknya lebih 100 varietas ada di Indonesia sementara Thailand mengenal 300 varietas.

Baca juga:
 

Durian berakar di daerah tropis. Pertumbuhannya berhenti ketika suhu harian rata-rata turun di bawah 22 derajat celcius (Botany and Production of Durian (Durio zibethinus) in Southeast Asia, 2004, hlm 12). Habitat durian di hutan primer dan sekunder, dapat tumbuh di berbagai tipe tanah. Karakter yang cocok membuat Kalimantan menjadi pusat keanekaragaman ekologi durian.

Dilansir dari laman resmi Badan Pusat Statistik Kaltim, produksi durian di provinsi ini adalah 7.626 ton pada 2011. Empat tahun kemudian, produksi mencapai 10.173 ton. Namun, mengutip laporan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian atau BPTP Kaltim, produksi durian Bumi Etam pada 2012 adalah 17.362 ton. Sepanjang 2008-2012, produktivitas mengalami fluktuasi karena kondisi pembungaan.

Kelebihan Kubar

Kubar dikenal sebagai sentra penghasil durian di Bumi Etam, khususnya Kecamatan Long Iram dan Nyuatan. Dalam penelitian BPTP Kaltim berjudul Karakteristik Morfologis Durian Lokal Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur oleh M Hidayanto, NR Ahmadi, Sumarmiyati, Y Fiana, dan FR Abadi, faktor iklim dan geografis menjadi alasan Kubar unggul dalam produk hortikultura itu.

Durian lokal di Kubar, bersumber dari pekarangan penduduk, ladang, lembo, dan hutan pinggiran sungai. Lembo adalah kebun dari tanah adat berisikan buah-buahan, tradisi suku Dayak setempat.

Sebagian pohon durian tumbuh liar. Usia rata-rata di atas 30 bahkan ratusan tahun dari peninggalan nenek moyang. Durian Kubar, sebagian besar tumbuh di tanah liat atau tanah liat berpasir, juga di dataran rendah.

Berdasar analisis zona agroekologi atau ZAE, Kubar merupakan daerah beriklim basah. Rata-rata hujan tertinggi terjadi pada April, sedangkan terendah Agustus. Bedanya dengan daerah lain, Kubar tak memiliki bulan kering. Setidaknya ada tujuh kali hujan dalam setiap bulan di sepanjang tahun.

Dengan suhu udara minimum Oktober sampai Januari, suhu maksimum secara umum hanya Juli-Agustus. Kubar pun tak memiliki perbedaan jelas antara kemarau dan musim hujan.

Kondisi itulah yang dinilai mendukung pertumbuhan tanaman durian. Tata ruang pertanian Kubar juga memungkinkan durian tumbuh di seluruh zona kecuali cagar alam, hutan lindung, dan lahan gambut. Total terdapat 2,49 juta hektare lahan di kabupaten tersebut dapat ditumbuhi durian.

Punya Ciri Khas

Dalam penelitian yang dilakukan Mei—Maret 2014 itu, ditemukan sumber daya genetik durian Kubar yang telah terkarakterisasi. Durian bayan I, durian si bakul, durian ketupat, durian belimbing, durian buaya, dan durian si bakul emas, adalah jenis unggulan dari kabupaten yang terbentuk 5 November 1999 itu.

Durian-durian tersebut memiliki berat mulai 1,7 hingga 3,5 kilogram. Bentuknya ada yang bulat, oval, segi belimbing, hingga persegi panjang. Yang paling mencolok adalah durian ketupat. Aromanya paling harum. Namun, yang paling menarik mata adalah si bakul emas. Seperti namanya, warna daging si bakul emas kuning keemasan.

Kelestarian Terancam

Sayang, di balik nikmatnya tanaman berjuluk "King of Fruits" itu, ada fakta memilukan yang mengancam keberadaannya. Penelitian BPTP mengkhawatirkan kelestarian durian dan buah-buahan lokal lain di Kubar terancam oleh alih fungsi lahan.

Luas hutan primer Kubar turun 42 persen dari 1990—2010. Semula hutan primer memiliki luas 1,6 juta hektare, sekitar 50 persen total luas kabupaten. Setelah satu dekade, hanya tersisa 952 ribu hektare (Deforestasi dan Degradasi Hutan di Kutai Barat, Indonesia, 2015).

Penurunan disebabkan deforestasi. Konversi menjadi penggunaan lahan lain dan degradasi menjadi hutan bekas tebangan. Konversi dan degradasi menyerang kawasan hutan produksi maupun Areal Penggunaan Lain atau APL. Degaradasi hutan bahkan menyentuh kawasan hutan lindung. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar