Ragam

Menemui Pejabat Terkaya di Pemprov Kaltim

person access_time 1 year ago
Menemui Pejabat Terkaya di Pemprov Kaltim

Ilustrasi foto seorang sosok ASN. FOTO: GENERATOR-AI

Laporan harta kekayaannya Rp 12,26 miliar. Sebagian besar disebut dari warisan, siapa pejabat ASN terkaya di Pemprov Kaltim?

Ditulis Oleh: Muhibar Sobary Ardan
Senin, 15 Mei 2023

kaltimkece.id Sejumlah oknum aparatur sipil negara (ASN) di beberapa daerah mendapat sorotan. Publik mengecam oknum abdi negara tersebut karena perbuatan memamerkan harta. Laporan harta kekayaan mereka pun ikut ditelisik. 

Oknum ASN yang jadi perhatian publik tersebut, pertama, Sekretaris Daerah Provinsi Riau, SF Hariyanto. Selanjutnya ialah Kepala Dinas Kesehatan Lampung, Reihana. Dua yang lain yaitu ASN Kementerian Keuangan yaitu Rafael Alun Trisambodo selaku pejabat Ditjen Pajak, serta Kepala Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka penerima gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kesamaan dari keempat oknum di atas adalah permulaan kasusnya. Para oknum ASN itu “diselidiki” publik lantaran pamer harta. Ada yang memamerkan sendiri, ada pula harta yang dipamerkan keluarga dekat mereka. 

Bagaimana dengan Kaltim? Sejauh ini, belum ada laporan pejabat ASN maupun keluarga mereka yang flexing di media sosial. Walaupun demikian, sebagian kecil ASN di lingkungan Pemprov Kaltim sebenarnya memiliki harta kekayaan yang cukup besar. kaltimkece.id merangkum laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) dari para ASN eselon I dan II di Kaltim. Jumlahnya 30 orang yang memimpin organisasi perangkat daerah.

Berdasarkan LHKPN yang dilaporkan ASN Pemprov Kaltim ke KPK, dua pejabat memiliki harta kekayaan di atas Rp 10 miliar. Sementara itu, ASN yang melaporkan kekayaan antara Rp 5 miliar sampai Rp 10 miliar ada dua orang. Jumlah ASN Pemprov Kaltim yang melaporkan harta kekayaan antara Rp 2 miliar sampai Rp 4,9 miliar sebanyak 11 orang. Terakhir, ada 14 orang yang melaporkan harta kekayaan di bawah Rp 2 miliar. 

ASN dengan pangkat tertinggi di Kaltim adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni. Ia melaporkan harta kekayaannya sebesar Rp 2,56 miliar. Jumlah tersebut menempatkan Sri Wahyuni di urutan ke-11 ASN pejabat Pemprov Kaltim dengan laporan harta kekayaan terbesar. kaltimkece.id telah memeriksa media sosial mantan kepala Dinas Pariwisata Kaltim itu. Sri Wahyuni lebih banyak mengunggah kesibukannya sebagai sekprov Kaltim. Selebihnya, kegiatan berolahraga yang terbilang biasa-biasa saja. 

Pejabat Pemprov Kaltim dengan laporan harta kekayaan tertinggi di Kaltim adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda. AM Fitra melaporkan kekayaannya sejak 2017 hingga 2021. Jumlahnya tidak terlalu jauh berbeda. Dalam LHKPN terakhir, harta kekayaannya Rp 12,26 miliar. Perinciannya adalah tanah dan bangunan Rp 10,92 miliar yang terdiri dari 17 bidang. Kemudian alat transportasi dan mesin Rp 206 juta, kas dan setara kas Rp 1,09 miliar, serta nihil utang. 

Dari 17 bidang tanah dan bangunan, AM Fitra melaporkan bahwa delapan di antaranya merupakan warisan. Total nilai dari tanah dan bangunan warisan itu sebesar Rp 9,55 miliar. Dengan demikian, sebagian besar harta kekayaan AM Fitra diperoleh dari warisan. 


AM Fitra adalah alumnus Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Malang. Ia mulai bertugas di Pemprov Kaltim pada 2020. Sebelumnya, AM Fitra adalah ASN di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kutai Timur. AM Fitra tidak memiliki akun media sosial walaupun cukup sering tampil di publik untuk melayani pertanyaan jurnalis. AM Fitra bisa disebut sebagai pejabat publik yang nyaris tak pernah menerima pemberitaan negatif. 

kaltimkece.id menemui AM Fitra di ruang kerjanya untuk mengonfirmasi LHKPN tersebut. Mengenakan pakaian dinas dengan aksesori seadanya, ia menyambut reporter kaltimkece.id. AM Fitra tidak menunjukkan kekagetan ketika diberitahu bahwa ia adalah ASN terkaya di Pemprov Kaltim. AM Fitra berkata bahwa LHKPN miliknya harus dilihat secara utuh. 

“Saya sudah bekerja (sebagai ASN) lebih dari 20 tahun. Di samping itu, saya memang berasal dari keluarga berada,” urai AM Fitra memulai penjelasan. 

AM Fitra membenarkan bahwa sebagian besar harta kekayaannya adalah warisan dari orangtua. Ayahnya adalah seorang pengusaha sementara ibunya dulu pernah menjadi wakil kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim.

“Alhamdulillah, orang tua saya mampu. Kebanyakan harta saya dari situ, (warisan orang tua),” terang dia. AM Fitra mempersilakan publik memeriksanya. Ia memastikan, harta kekayaannya dilaporkan apa adanya. 

Aji Muhammad Fitra Firnanda, kepala Dinas PUPR-Pera Kaltim. Menguraikan dengan detail LHKPN-nya. FOTO: MUHIBAR SOBARY ARDAN-KALTIMKECE.ID
 

Meskipun memiliki harta kekayaan yang besar, AM Fitra mengaku, tak pernah berniat menunjukkan apalagi memamerkannya. Menurutnya, indikator kebahagiaan setiap orang berbeda. Ia telah nyaman dengan kehidupan yang sekarang. Lagi pula, sebagai kepala dinas yang mengurusi infrastruktur di Bumi Etam, tugasnya banyak. Pekerjaan dan tanggung jawab itu disebut lebih penting daripada sekadar memamerkan kekayaan. 

“Saya punya keluarga dan anak, sehari-hari punya kesibukan. Aktivitas saya sudah menyenangkan. Kalau disebut mau ke luar negeri, saya mau ngapain di sana? Setiap orang kan beda-beda. Saya begini saja sudah bahagia,” urainya lagi. 

Fitra menceritakan mengenai dirinya yang dibesarkan dari keluarga yang berada dan berpendidikan. Semua sanak saudaranya mengenyam pendidikan hingga sarjana. Hal itu tidak lepas dari ibunya yang bertugas di dinas pendidikan. Orang tuanya lebih memprioritaskan pendidikan anak-anak ketimbang menunjukkan harta. AM Fitra mengatakan, pola didikan seperti itu menurun kepadanya. Ia dan keluarga tidak akrab dengan gaya hidup mewah. 

Penggunaan Harta yang Elegan

Silviana Purwanti adalah akademikus Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Samarinda. Ia pernah menyusun riset pada 2019 berjudul “Praktik Konsumsi Masyarakat Post Industri.” Materi penelitiannya mengenai kelompok arisan yang diikuti para hartawan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi selama setahun. 

Silviana mengatakan, dari perspektif akademis, kecenderungan seseorang mengenakan barang mahal bertujuan agar orang lain tahu ia berada. Hal ini tidak lepas dari bawaan manusia yang memerlukan pengakuan. Persoalannya, ketika pejabat atau keluarga pejabat berperilaku seperti itu, publik akan menyoroti. Riau dan Lampung adalah contoh kasusnya. Gaya hidup mewah justru jadi bumerang bagi oknum abdi negara. 

Silviana menilai, ada hal yang berbeda di Kaltim. Berdasarkan hasil risetnya, mereka yang punya harta besar di Kaltim memiliki konsumsi yang besar namun tidak terlihat. Kaum miliarder di Kaltim disebut lebih elegan menggunakan hartanya. Mereka tidak menujukkan kepada publik melainkan hanya di kelompok tertentu.

“Jadi, hanya komunitas terbatas yang tahu mereka menggunakan barang-barang mahal. Makanya disebut elegan,” terangnya.

Di samping itu, Silviana berpendapat bahwa kalangan profesional, pejabat, dan pemilik harta besar di Kaltim mengalokasikan dananya di luar daerah. Meskipun tidak semua, kebanyakan memilih berbelanja di Singapura. Ada pula yang berinvestasi di luar daerah. Pola konsumsinya disebut besar namun tidak terlihat.

“Saya tidak tahu ini positif atau negatif, namun mereka menggunakan anggaran tersebut dengan cara yang berkelas. Yang tahu, ya, di lingkaran mereka saja,” imbuhnya.

Silviana Purwanti, akademikus Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. FOTO: ARSIP PRIBADI
 

Mengenai kasus flexing akhir-akhir ini, Silviana bersyukur hal seperti itu tidak ditemukan di Kaltim. Sebagian besar gaya hidup pejabat di Kaltim masih dalam tataran wajar. Tidak ada yang berlebihan. Sebagai contoh, kendaraan pribadi yang dipakai ke kantor. Paling tinggi, kata Silviana, adalah Toyota Fortuner yang berfungsi sebagai kendaraan medan berat. 

“Enggak ada yang mengendarai, misalnya, Mini Cooper ke kantor,” tutupnya. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar