Ragam

Mengenal Juru Parkir Necis di Balikpapan

person access_time 1 year ago
Mengenal Juru Parkir Necis di Balikpapan

Apriansyah, juru pakir kendaraan di Balikpapan yang dinilai memiliki penampilan rapi dan bersikap ramah. FOTO: SEPTIANUS HENDRA

Penampilan dan sikap Apriansyah berbeda dari tukang pakir lainnya. Ia menjadikan kerapian dan kesantuan sebagai modal. Rezekinya pun berlipat.

Ditulis Oleh: Septianus Hendra
Senin, 10 April 2023

kaltimkece.id Panasnya sinar matahari tak menyurutkan semangat Apriansyah mengatur pakiran kendaraan. Di halaman Toko Mitra10 di Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan, pria berusia 44 tahun itu memandu sebuah mobil berkelir hitam. Kedua tangannya tampak cakap memberikan petunjuk kepada si sopir untuk menepikan kendaraan. Sesekali ia melemparkan senyum kepada sang sopir.

Siang itu, Sabtu, 8 April 2023, sudah banyak mobil dan sepeda motor yang dibantu pemakirannya oleh Apriansyah. Kendaraan-kendaraan beragam jenama dan warna tersusun rapi di halaman toko tersebut. Masih ada satu tugas lagi yang mesti dikerjakan Apriansyah setelah kendaraan terpakir, yaitu memastikan semua kendaraan tersebut terjaga sampai pemiliknya datang.

Ada yang unik dari tukang pakir ini. Penampilannya tidak seperti tukang pakir lainnya. Apriansyah mengenakan topi, kemeja biru, celana jin, dan sepatu olahraga. Memberikan senyum hangat kepada pengendara adalah hal yang ringan dilakukannya. Ia juga kerap mengatupkan kedua telapak tangannya sebagai tanda permintaan maaf atau terima kasih kepada pengendara.

Sikap ramah dan rapi Apriansyah mendapat sambutan positif dari banyak orang. Sejumlah akun media sosial pernah mengunggah video penampilan Apriansyah itu. Dalam waktu singkat, video tersebut dibanjiri komentar positif dari para warganet. Ada yang menganggap Apriansyah sebagai tukang pakir tersopan dan ternecis.

Kepada kaltimkece.id, Apriansyah mengatakan, bersikap ramah dan terampil dalam mengatur parkir kendaraan adalah modalnya menjadi tukang pakir. Ini dilakukannya agar pengendara merasa aman menitipkan kendaraannya. Ia pun kerap mendapat tip lebih banyak.

“Prinsip saya, uang itu nomor kesekian. Yang paling utama, saya melayani dengan baik. Pasti rezeki akan datang,” ucap Apriasnyah.

Apriansyah mengaku, dalam sehari bisa mengantongi Rp 350 ribu dari usaha memakirkan kendaraan. Uang tersebut digunakannya untuk menghidupi istri dan lima anaknya. Sebagiannya lagi ia bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Terkadang, ada saja orang yang minta-minta. Katanya untuk makan. Rezeki dari hasil parkir ini, saya juga kasih ke mereka,” kata lelaki yang tinggal di Pasar Sore Batakan, Balikpapan Timur, ini.

Apriansyah mengatakan, tak pernah ikut pelatihan menjadi juru parkir. Dulunya, ia bekerja sebagai sopir taksi di Bandara SAMS Sepinggan, Balikpapan. Setelah itu, ia menjadi sopir di sebuah perusahaan tambang di Samboja, Kutai Kartanegara. Ia juga pernah menjadi sopir pengantar barang antar kota. Berbekal pengalaman sebagai sopir itulah yang membuat Apriansyah paham memakirkan mobil.

Toko Mitra10 dibangun pada 2020. Saat itu, Apriansyah adalah orang yang ditugaskan menjaga material bangunannya. Dari situlah, ia mengenal pemilik toko yang menyediakan berbagai macam furnitur itu. Ia pun meminta izin kepada tuan rumah untuk menjaga pakiran Toko Mitra10. Permintaan tersebut disambut positif dengan sedikit syarat. 

“Kalau dikasih (uang) ambil. Kalau tidak diberi jangan minta,” demikian pesan pemilik Toko Mitra10 saat mengizinkan Apriansyah menjaga pakiran tokonya. Apriansyah akhirnya menjaga pakiran di toko tersebut pada 2021. Selain menjaga pakiran, ia juga membantu mengangkat barang belanjaan milik pelanggan toko.

Apriansyah saat memandu pemakiran kendaraan roda empat. FOTO: SEPTIANUS HENDRA

Apriansyah sempat berpindah tempat dalam menjaga pakiran kendaraan. Pada 2022, ia menjadi juru parkir di sebuah restoran di Gunung Bakaran, Balikpapan Selatan. Di situ dia tidak lama. Setelah dua bulan menjaga pakiran di restoran tersebut, Apriansyah kembali ke Toko Mitra10. Pemilik toko yang memintanya untuk kembali.

“Katanya, enggak ada yang atur parkiran dan bantu angkat barang di sini (Toko Mitra10). Jadi, saya pindah lagi ke sini,” bebernya seraya melanjutkan, “Di sinilah ‘piring nasipertama saya.

Rutinitas Apriansyah menjadi tukang pakir berlangsung hampir setiap hari. Dari Senin sampai Jumat, ia bekerja dari pukul 12 siang sampai pukul 10 malam. Pada Sabtu dan Ahad, dimulai pada pukul 3 sore. Tak ada aturan untuk berpakaian rapi saat menjaga parkiran.

Apriasnyah memiliki pengalaman pahit dalam hidupnya. Pendidikannya hanya sampai kelas 3 SMP. Ia mengaku putus sekolah karena memiliki keluarga yang broken home. Setelah berhenti, alumni SD 023 Balikpapan Timur dan SMP 8 Balikpapan itu berjualan ikan di Pasar Baru, Balikpapan Selatan. Usaha ini ia geluti selama 10 tahun. Ia juga pernah menjual udang ke Surabaya.

Wawancara kaltimkece.id dengan Apriasnyah berlangsung selama sekitar sejam. Sebelum mengakhiri pertemuan, pria kelahiran Balikpapan, 21 April 1979, itu menitipkan pesan untuk seluruh pekerja. Selalu awali pekerjaan dengan senyuman karena senyum akan membawa berkah. Layani pula orang dengan baik. Insyaallah, orang akan membalas kebaikan dengan ikhlas,” kuncinya. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar