Ragam

Menyiapkan Pariwisata Menjadi Andalan Ekonomi Kaltim setelah Batu Bara Mulai Ditinggalkan Dunia

person access_time 2 years ago
Menyiapkan Pariwisata Menjadi Andalan Ekonomi Kaltim setelah Batu Bara Mulai Ditinggalkan Dunia

Suasana pantai Pulau Maratua, Berau. (foto: giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

Sejumlah pihak di Kaltim berupaya memperbaiki kualitas pariwisata. Satu di antaranya adalah Pulau Maratua di Berau.

 

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Rabu, 10 November 2021

kaltimkece.id Pandemi Covid-19 turut membuat bisnis parwisata anjlok. Tak sedikit objek wisata tutup demi menghindari penularan virus corona. Kini, seiring turunnya kasus Covid-19, parwisata mulai bangkit. Pemerintah pusat dan Pemprov Kaltim pun bersinergi untuk mendongkrak sektor tersebut. Melengkapi fasilitas hingga mengembangkan sumber daya manusia, mulai disiapkan.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kaltim, tren kunjungan wisatawan nusantara di Kaltim pada 2019 adalah 7.085.381 orang. Kunjungan tersebut turun drastis ketika wabah corona masuk Bumi Etam pada 2020. Waktu itu, kunjungan wisatawan lokal hanya tercatat 2.884.329 orang. Hal serupa terjadi terhadap kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kaltim. Pada 2009, kunjungan wisman tembus 76.003 orang. Tahun berikutnya, kunjungan wisman hanya 19.786 orang.

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Sri Wahyuni, mengatakan, pihaknya tengah melakukan inovasi tata kelola destinasi wisata menuju digital wisata yakni virtual tour, virtual event, hingga reservasi dan transaksi daring. Dia menyebutkan, pada 2021, ada tiga destinasi wisata di Kaltim yang paling banyak dikunjungi. Ketiganya yaitu Pulau Derawan dan Pulau Maratua di Berau, serta Pantai Beras Basah di Bontang.

“Keindahan panorama alam merupakan alasan utama pilihan destinasi wisata,” jelas Sri Wahyuni.

_____________________________________________________PARIWARA

Agar pariwisata bisa meningkat, Dinas Pariwisata Kaltim mendorong pengelola wisata melakukan sertifikasi cleanliness, health, safety, environmental sustainability (CHSE). Hal ini dilakukan karena wisatawan diyakini amat memperhatikan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan wisata. 

Pada 5-7 November 2021, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim mengadakan Capacity Building dan Temu Wartawan Ekonomi dan Bisnis Kaltim 2021 di Pulau Maratua, Berau. Repoter kaltimkece.id ikut dalam kegiatan selama tiga hari tersebut.

Pulau Maratua merupakan salah satu pulau terluar di Kaltim, berbatasan dengan Filipina Selatan dan Sabah di Malaysia Timur. Di pulau ini, ada berbagai macam habitat laut. Di antaranya tempat ribuan terumbu karang yang mengelilingi pulau dan beberapa jenis bakau berukuran besar serta paling utuh di Asia Tenggara. Bebebrapa macam biota laut di pulau ini pun dilindungi seperti penyu hijau, penyu sisik, dan pari manta. Biota laut dan masyarakat Bajau di Pulau Maratua hidup berdampingan. Mereka berkembang sebagai satu ekosistem yang utuh.

Pulau Maratua memiliki luas daratan 384,36 kilometer persegi. Lautnya seluas 3.735,18 kilometer persegi. Pulau Maratua dibentuk secara definitive sebagai kecamatan di Berau pada 2003. Ada empat kampung di pulau ini yakni Bohe Silian, Alulu, Payung-Payung, dan Teluk Harapan.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Masa Depan Pariwisata

Sampai saat ini, bisnis batu bara masih menjadi andalan menambah pendapatan negara. Akan tetapi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim, Tutuk SH Cahyono, mengatakan, sektor batu bara akan ditinggalkan oleh dunia. Pasalnya, saat ini, sudah banyak negara yang beralih ke energi baru terbarukan (EBT). Oleh karena itu, penting membenahi sektor pariwisata.

“Pariwisata menjadi salah satu sektor yang harus disiapkan untuk menopang perekonomian Kaltim,” ujar Tutuk SH Cahyono.

Dia menjelaskan, Bank Indonesia (BI) kerap memberikan pendampingan untuk mengembangkan pariwisata di Pulau Maratua. Baik mengembangkan pelaku usaha, masyarakat, kelembagaan, hingga fasilitas wisatanya. Di antaranya adalah mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kerajinan tangan dan melatih para pengelola homestay. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Selain itu, BI merancang kelembagaan bagi Kelompok Sadar Wisata hingga pelatihan manajemen keuangan. Kemudian mengembangkan produk kuliner, mulai dari proses pembuatan, pengemasan, merek penjualan, hingga pemasaran produk,” ucap Tutuk.

Berdasarkan catatan BI Kaltim, jumlah UMKM binaan atau mitra BI Kaltim terus bertambah. Pada 2017, terdapat 284 UMKM binaan BI Kaltim, 2018 ada 555 UMKM, 2019 ada 320 UMKM, 2020 ada 578 UMKM, dan 2021 ada 904 UMKM.

Manager Operasional Pratasaba Resort, Selamet Hariyanto, mengatakan, pada Maret hingga Juni 2021, wisata Pulau Maratua ditutup untuk mencegah penularan Covid-19. Setelahnya, wisata Pulau Maratua kembali beroperasi. “Selama dibuka kembali, pengunjung meningkat 30 persen. Peningkatan wisatawan terjadi sejak September. Pengunjung terbanyak adalah wisatawan lokal,” kata Selamet Hariyanto. (*)

Editor: Surya Aditya

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar