Ragam

Ratusan Orang Belajar Jadi Wartawan di Bontang, Kuncinya Menulis dengan Riang

person access_time 4 years ago
Ratusan Orang Belajar Jadi Wartawan di Bontang, Kuncinya Menulis dengan Riang

Peserta pelatihan jurnalistik di Pulau Beras Basah (fel gm/kaltimkece.id)

Dunia jurnalistik kian diminati. Di Bontang, ratusan orang mengikuti pelatihan selama dua hari.

Ditulis Oleh: Fel GM
Jum'at, 18 Oktober 2019

kaltimkece.id Langit sedang terik-teriknya ketika 100-an orang dengan tiga kapal tiba di dermaga Pulau Beras Basah. Selepas melewati jembatan kayu ulin sepanjang 80 meter, mereka menjelajahi sepenjuru pulau. Mereka berkumpul lagi satu jam kemudian setelah mengelilingi pulau seluas 1 hektare di perairan Bontang tersebut.

Kamis, 17 Oktober 2019, Pulau Beras Basah kedatangan rombongan istimewa. Orang-orang yang kompak mengenakan kaus abu-abu dan merah ini hendak mewartakan kondisi Beras Basah. Mereka adalah para peserta pelatihan jurnalistik yang diadakan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Bontang. Para peserta pelatihan adalah pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID), pranata humas Pemkot Bontang, kelompok informasi masyarakat (KIM), serta para jurnalis Kota Taman.

Mendatangi Beras Basah merupakan kegiatan hari kedua pelatihan. Sebelum mulai berburu bahan liputan, pemateri memberikan penjelasan. Doan Widhiandono, Redaktur Jawa Pos yang menjadi pemateri, mengatakan bahwa menulis dengan gembira adalah kunci. Kegembiraan hati saat meliput peristiwa maupun mendatangi suatu tempat akan memudahkan penulis merancang karyanya.

“Sebelum mulai meliput, wartawan biasanya sudah menentukan angle (sudut pandang) berita. Angle sangat penting karena inilah yang menggambarkan judul, lead (teras berita), serta fakta-fakta yang dipaparkan di tubuh berita,” jelas pria yang telah berpengalaman sebagai jurnalis selama 17 tahun ini.

Bersama Doan, kaltimkece.id turut menjadi penyaji materi. Felanans Mustari, editor in chief kaltimkece.id, memberi tips memilih angle. “Dalam liputan lokasi seperti ini, biasanya kesan atau impresi yang paling kuat yang dirasakan peliput, itulah angle-nya.”

Sehari sebelumnya, Rabu, 16 Oktober 2019, Doan, Felanans, dan Udhin Dohang --jurnalis dari Bontang-- mengisi materi jurnalistik. Acara tersebut berlangsung di Auditorium Taman 3 Dimensi Bontang. Peserta berjumlah 150 orang dibagi dua kelas. Satu kelas jurnalis, satu lagi kelas untuk anggota PPID, KIM, dan pranata humas. Beragam materi disampaikan mulai teknik penulisan, liputan, berita zaman now, hingga pengelolaan website dan media sosial.

Acara dibuka Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni. Ia berpesan, dunia jurnalistik tidak lepas dari demokrasi yang menjunjung kebebasan pers. Sudah sepantasnya, pers tidak hanya menyampaikan berita tetapi memberi kritik dan saran untuk masyarakat, bangsa, dan negara. “Mari kita memahami aturan agar tidak ada lagi berita hoaks yang disebar media atau perseorangan yang kurang bertanggung jawab,” pesan Wali Kota. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar