WARTA

Runtun Perkara Anak yang Terseret Banjir di Samarinda, Sempat Dilarang Ibunya Bermain Air di Jalan

person access_time 2 years ago
Runtun Perkara Anak yang Terseret Banjir di Samarinda, Sempat Dilarang Ibunya Bermain Air di Jalan

Tim gabungan Basarnas saat pencarian korban.

Banjir di Samarinda kembali menelan korban. Seorang anak berusia delapan tahun ditemukan di gorong-gorong.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Senin, 25 Oktober 2021

kaltimkece.id Mendung menggantung di langit ketika sebagian besar wilayah di tepi Sungai Karang Mumus di Samarinda masih terendam. Ananda, panggil saja anak berusia delapan tahun itu demikian, sibuk mencari teman sepermainan di dekat rumahnya di Kecamatan Sungai Pinang. Tak seperti biasanya, tak seorang pun yang ia temui. Ananda kemudian datang kepada ibunya, panggil saja Bunda, 35 tahun, yang sedang berjualan gorengan. Ia meminta izin untuk bermain di jalan yang terendam banjir.

Kamis, 21 Oktober 2021, sekitar pukul 16.00 Wita, Bunda segera melarang permintaan tersebut. “Tidak boleh. Kamu tidak bisa berenang,” tutur Bunda kepada Ananda, sebagaimana ditirukannya kepada kaltimkece.id, Senin, 25 Oktober 2021.

Dua jam kemudian, Bunda sudah selesai berjualan. Ia bergegas ke rumahnya yang berdiri di sebuah gang besar. Kediaman Bunda ini terbilang kecil, hanya 16 meter persegi luasnya. Ia hidup bersama suami dan keempat anak laki-laki. Yang sulung berusia 18 tahun dan Ananda adalah anak ketiga. Adapun suami Bunda bekerja sebagai kuli bangunan.

_____________________________________________________PARIWARA

Bunda segera sadar begitu azan magrib berkumandang. Ananda tidak kelihatan sejak sore tadi. Keluarga pun segera mencari namun tak kunjung ditemukan. Para tetangga ikut turun tangan. Pencarian dimulai di badan jalan yang tergenang banjir. Beberapa orang mengatakan, Ananda terlihat sepintas tengah bermain banjir. Ia naik ke bak mobil yang melintas dan terjun ke banjir bersama anak-anak seusianya.

"Sebelum hilang, dia seperti berbeda. Biasanya datang ke tempat saya berjualan empat sampai lima kali sehari. Tapi waktu itu hanya sekali dan tidak banyak bicara. Biasanya dia banyak bicara," tutur Bunda.

Tiga hari pencarian baru membuahkan hasil. Pada Ahad, 24 Oktober 2021, pukul 16.30 Wita, anggota dari tim gabungan Badan SAR Nasional mencium bau tak sedap di sekitar posko pencarian korban. Asal bau tersebut dari gorong-gorong beton yang tertutup rapat. Tim Basarnas cukup kesulitan membuka gorong-gorong tersebut.

"Perlu delapan menit untuk menyelam gorong-gorong sejauh 6 meter. Airnya keruh bercampur lumpur. Kami sempat kesulitan mengevakuasi jenazah," jelas Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Dwi Adi Wibowo.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Setelah dikeluarkan dari gorong-gorong, jenazah dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Setelah dipastikan pihak keluarga, jenazah dibersihkan dibawa ke rumah duka. Senin pagi, 25 Oktober 2021, jenazah Ananda dimakamkan di tempat pemakaman umum di dekat kediamannya. Ia dikubur di tengah-tengah makam kakek dan neneknya.

"Kondisinya ketika ditemukan masih baik. Pakaiannya lengkap, celana pendek dan kaus hitam putih. Kami bisa mengenali jelas bahwa itu anak kami," jelas Bunda dengan getir.

Bunda bercerita, putranya duduk di siswa kelas dua  SD tak jauh dari rumah. Ananda sudah mulai mengikuti sekolah tatap muka. Jadwalnya dua kali sepekan. Anak itu juga disebut bercita-cita menjadi anggota TNI. “Mendiang itu lincah, aktif, suka bergaul, dan sering membantu saya,” kenang Bunda lagi. “Semoga tak ada lagi anak yang lain yang mengalami musibah seperti ini,” tutupnya. (*)

Editor: Fel GM

Catatan redaksi: Berita ini mengikuti Pedoman Pemberitaan Ramah Anak (PPRA) sebagaimana diatur Dewan Pers, sesuai Undang-undang 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar