Samarinda

Kisah Tragis Juwanah dari Muara Ancalong, Sukses di Perantauan, Bisa Kontrak Rumah, Dibunuh Kolega

person access_time 3 years ago
Kisah Tragis Juwanah dari Muara Ancalong, Sukses di Perantauan, Bisa Kontrak Rumah, Dibunuh Kolega

Juwanah yang menjadi korban penganiayaan oleh rekan sekerja (foto: diolah dari arsip pribadi)

Seorang perempuan muda merantau ke Samarinda. Tulang punggung keluarga yang sukses tetapi berakhir tragis.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Sabtu, 25 September 2021

kaltimkece.id Hari sudah beranjak petang ketika Juwanah alias Julia, 26 tahun, menutup sambungan telepon genggamnya. Pegawai divisi pemasaran dari sebuah perusahaan pialang saham di Samarinda itu baru saja selesai berbicara dengan ibunya yang tinggal di Kecamatan Muara Ancalong, Kutai Timur. Juwanah harus menghentikan obrolan pada Ahad, 5 September 2021, itu karena suatu urusan.

“Sudah dulu, ya. Saya mau ketemu orang, ada urusan,” tutur Juwanah kepada ibunya di ujung pembicaraan, sebagaimana dituturkan Ida, 40 tahun, adik kandung ibunda Juwanah kepada kaltimkece.id.  

Rupanya, Juwanah sudah ditunggu RS, 34 tahun. Lelaki itu telah siap di dalam mobil di depan kediaman Juwanah di Jalan Anang Hasyim, Air Hitam, Samarinda Ulu. RS adalah sopir di perusahaan yang sama dengan Juwanah. Rambutnya pendek, berkumis tipis, dengan kulit gelap. RS bilang, seorang kenalannya hendak menjadi nasabah perusahaan. Urusan bertemu calon klien tentu saja tugas Juwanah dari bagian pemasaran.

Perempuan itu pun manut ketika RS memacu kendaraan milik perusahaan. Ia tak pernah tahu, ajakan itu hanya siasat di balik niat yang amat jahat. Sepuluh menit sebelum menjemput Juwanah, RS sebenarnya singgah di sebuah swalayan di Jalan Kadrie Oening. Ia membeli pisau dapur seharga Rp 18 ribu. Benda tajam itu ia letakkan di dalam kotak penyimpanan dekat persneling. 

Di dalam perjalanan menuju Ring Road III, RS mengutarakan kepada Juwanah bahwa pertemuan dibatalkan calon nasabah. Kendaraan pun balik arah. RS mengantar Juwanah pulang. Ketika melewati Jalan Anang Hasyim yang sunyi, sebagaimana pengakuan RS, pikiran memerkosa Juwanah muncul. Akan tetapi, RS tetap dengan rencana awal. Ia hendak merampas barang-barang berharga rekannya.

RS segera mencekik Juwanah. Perempuan itu memberontak dengan menendang kaca depan mobil sampai retak. RS kemudian dua kali menusuk bahu kanan lalu menyikut pipi kanan Juwanah. Setelah itu, ia menusuk perut kiri. Perempuan di sebelahnya akhirnya tak bernyawa. RS mengikat leher Juwanah ke kursi supaya tetap duduk tegak. Kendaraan melaju ke jalan poros Samarinda-Tenggarong.

 

Di tepi Jalan AP Mangkunegara, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, RS menggotong jasad Juwanah. Ia membuangnya di antara semak belukar sekitar 10 meter dari tepi jalan. Tali rafia sepanjang 1,5 meter yang dipakai untuk mengikat Juwanah juga dibuang di situ. Pisaunya juga. Barang-barang berharga Juwanah ia bawa pulang.  

Karier Cemerlang di Perantauan

Keesokan paginya, Senin, 6 September 2021, kerabat Juwanah di Muara Ancalong mulai heran. Tak seperti biasanya, telepon genggam Juwanah tidak aktif. Pesan yang dikirim pun tak masuk-masuk. Kekhawatiran menyeruak. Keluarga datang ke kantor kepolisian setempat dan melaporkan kasus orang hilang. Mereka juga menyebarkan informasi di media sosial. Nomor kontak yang dicantumkan adalah milik Ida, tante Juwanah. Setelah 16 hari tanpa kabar, jasad Juwanah ditemukan.

“Keponakan saya itu tulang punggung keluarga,” tutur Ida yang tinggal di Kecamatan Muara Ancalong, Kutai Timur, kepada kaltimkece.id, Sabtu, 25 September 2021.

Juwanah adalah anak satu-satunya dari pasangan Bapak Bani dan Ibu Yana. Lahir dan besar di Muara Ancalong, ia pernah menikah dan memiliki putri berusia delapan tahun. Juwanah menjadi orangtua tunggal setelah berpisah dengan pasangannya.

Pada 2018, Juwanah merantau ke Samarinda dan tinggal di sebuah indekos. Putrinya diasuh kedua orangtua Juwanah di kampung halaman. Setelah bekerja di sebuah perusahaan di Kota Tepian, kariernya cemerlang. Hal itu tak lepas dari pribadinya yang ulet, pekerja keras, dan supel. Kehidupan ekonominya pun membaik. Selain membantu keluarga di Muara Ancalong, Ida mengatakan, Juwanah disebut membeli rumah di Samarinda pada 2021 ini.

Sejauh ini, Juwanah diketahui mengontrak rumah di Jalan Kadrie Oening, Air Hitam. Di garasi rumahnya, terparkir sebuah mobil Honda HRV merah. Rumah tersebut telah diperiksa petugas untuk kepentingan penyelidikan. 

“Mendiang adalah tulang punggung keluarga yang sangat baik dengan keluarga di sini. Semua teman dan keluarga di kampung tahu, kok,” sambung Ida yang tinggal berdekatan dengan rumah orangtua Juwanah. Ia mengatakan, sering mengobrol dengan keponakannya. Juwanah tidak pernah mengatakan punya pasangan atau hubungan khusus di Samarinda. Ia hanya dekat dengan beberapa teman perempuan. Selebihnya, kenalannya adalah rekan-rekan sekantor.

Pembunuhan Berencana

Perbuatan RS terhadap kolega kerjanya dianggap sebagai pembunuhan berencana. Menurut Ipda Dovie Eudy dari Polresta Samarinda, sangkaan itu didasari dari pembelian senjata tajam sebelum kejahatan. Rencana pembunuhan juga diketahui dari ajakan menemui calon nasabah yang dikarang hanya untuk mengajak korban.

Ipda Dovie menambahkan, tersangka mengaku sering bertemu korban. RS disebut tergiur melihat benda-benda berharga Juwanah seperti perhiasan hingga telepon pintar keluaran terbaru. Dari situlah niat merampas bermula. RS yang ditangkap pada Kamis, 23 September 2021, juga disebut berbelit-belit memberikan keterangan. Pada awalnya, lelaki itu mengaku menjalin kasih dengan Juwanah. Padahal, keduanya hanya kerabat kerja.

RS kini ditahan di Mapolresta Samarinda dan masih menjalani pemeriksaan. Polisi sudah menggeledah rumahnya dan mendapati sejumlah alat bukti. Sementara itu, jenazah korban diautopsi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Ipda Dovie mengatakan, kepolisian belum bisa memberikan keterangan lebih detail sebelum seluruh hasil pemeriksaan diperoleh. (*)

Dilengkapi oleh: Aldi Budiaris

Editor: Fel GM

Catatan Redaksi: beberapa detail di artikel ini telah diperbarui pada Senin, 27 September 2021, sesuai keterangan resmi kepolisian.

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar