Olahraga

Sarmila Si Peraih Emas Termuda Kaltim di PON Papua, Masih 15 Tahun dan Sudah Bisa Bangun Rumah

person access_time 2 years ago
Sarmila Si Peraih Emas Termuda Kaltim di PON Papua, Masih 15 Tahun dan Sudah Bisa Bangun Rumah

Sarmila ketika meraih medali emas dari cabor layar di PON XX Papua (foto: arsip pribadi)

Usia gadis Berau ini masih belia. Meraih prestasi luar biasa. Sarmila namanya.

Ditulis Oleh: Muhibar Sobary Ardan
Jum'at, 29 Oktober 2021

kaltimkece.id Semilir angin yang berembus dari celah-celah pohon kelapa mengantar perjalanan Sarmila ke tepi pantai. Duduk di boncengan, anak perempuan yang baru tujuh tahun itu memeluk erat pinggang ibunya, Hajah Jamilah, yang sedang mengendarai sepeda motor. Keduanya tiba di Dermaga Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, Berau, setelah melewati jalan beraspal selama 10 menit.

Suatu pagi pada pengujung 2013 silam, Sarmila yang duduk di kelas satu SD 002 Tanjung Batu melewati hari pertamanya berlatih layar. Sudah sejak lama gadis kecil ini tertarik dengan cabang olahraga air tersebut. Ia gemar melihat kedua kakak laki-lakinya, Samsul dan Ikhwan, berlatih. Kedua saudaranya itu memang atlet layar.

Kehidupan Sarmila juga dekat dengan laut. Ayahnya, Sudirman, adalah nelayan yang selalu mengarungi samudra. Rumah Sarmila sekeluarga juga di tepi pantai. Makanya, begitu ibunya mengajak ke dermaga untuk berlatih layar, Sarmila sangat gembira.

“Sejak hari itu, kalau libur sekolah, saya selalu diantar ibu jam sembilan pagi untuk latihan dan dijemput jam lima sore,” tutur Sarmila kepada kaltimkece.id, Jumat, 29 Oktober 2021.

Pada mulanya, Sarmila menaiki perahu kecil untuk berlatih. Ia berupaya menaklukkan riak ombak yang bergulung di pesisir timur Berau. Kakak-kakaknya mengajari pelbagai teknik dalam cabor layar. Sarmila melahap semua materi dan praktik tersebut. Tak peduli kulitnya yang terus terbakar sinar mentari.

Sarmila akhirnya melewati debut pertama sebagai atlet tingkat regional. Ia masih duduk di kelas lima SD ketika menghadapi Pra-Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Divisi B pada 2017. Talentanya terlihat jelas. Sarmila meraih juara pertama.

Setahun kemudian, Sarmila yang duduk di kelas enam SD sudah menjadi atlet ternama di tingkat provinsi. Ia meraih medali emas untuk nomor marathon pada Porprov 2018 dan medali perak di nomor individu. Pada tahun yang sama, Sarmila mengikuti kejuaraan internasional bertajuk Nongsa Regata di Batam, Kepulauan Riau. Ia meraih peringkat kedua. Setelah itu, Sarmila mendominasi berbagai kejuaraan tingkat nasional.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

“Kalau saja tidak pandemi, agenda tahun lalu adalah tryout layar tingkat internasional di Malaysia dan Tiongkok,” terang Sarmila. Uji coba tersebut sebenarnya puncak dari latihannya selama empat tahun demi menghadapi PON XX Papua. Sarmila menargetkan medali emas dari nomor optimist putri.

Walaupun urung try out, Sarmila tetap menunjukkan kelihaian menaklukkan ombak. Pada hari terakhir cabor layar PON Papua, Selasa, 12 Oktober 2021, ia menyabet medali emas. Perolehan medali ini turut mengukuhkan kedigdayaan kontingen Kaltim di cabor layar. Dari 17 medali emas yang diperebutkan di cabor tersebut, Kaltim menyabet juara umum dengan memborong lima emas, dua perak, dan dua perunggu.

Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi) Kaltim, Teddy Abay, mengatakan bahwa layar adalah cabor unggulan Kaltim. Juara umum di cabor ini dicapai Kaltim lewat pendidikan dini atlet-atlet layar. Sebagai contoh, nomor yang Sarmila ikuti memiliki batasan usia 13-15 tahun. Atlet untuk nomor ini telah disiapkan sejak pelayar masih kelas satu SD.

“Sarmila adalah atlet termuda Kaltim yang memperoleh emas di PON Papua. Ia aset berharga provinsi karena potensinya sudah terlihat sejak berusia delapan tahun,” tutur Teddy. “Tidak perlu kaget Kaltim berjaya di cabor layar. Sebelumnya, sudah banyak “Sarmila-Sarmila” yang meraih emas di usia muda untuk Kaltim,” sambungnya.

Teddy menambahkan, target selanjutnya adalah SEA Games. Kaltim terus menggali potensi-potensi atlet-atlet muda cabor layar. Walaupun masih didominasi masyarakat Berau, tak menutup kemungkinan lahir atlet layar dari daerah pesisir Kaltim yang lain.

_____________________________________________________PARIWARA

Membantu Keluarga

Sederet prestasi Sarmila telah diganjar bonus dan hadiah. Perempuan yang kini duduk di kelas IX dan punya cita-cita menjadi anggota TNI Angkatan Laut itu mengaku, ingin terus membantu keluarga. Sebagian besar uang yang ia dapatkan digunakan untuk membangun dan memperbaiki rumah keluarga.

“Alhamdulillah, saya bisa membantu keluarga. Dari porprov, sekitar Rp 25 juta, dipakai buat memperbaiki rumah. Dari Pra-PON sekitar Rp 15 juta, juga buat (perbaiki) rumah,” terangnya.

Begitu pula bonus dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltim sebesar Rp 30 juta. Bonus ini diberikan KONI kepada semua atlet Kaltim yang meraih medali emas di PON Papua. Sementara untuk bonus dari Pemprov Kaltim, Sarmila mengaku, belum mengetahui persis. Kabarnya, bonus tersebut baru diterima awal tahun depan.

Baca juga:
 

Ketua Media dan Humas KONI Kaltim, Zulkarnain, juga belum mengetahui kepastian bonus dari pemprov. Baik besaran maupun waktu pemberian, Zulkarnain mengaku, belum ada informasi yang diterima KONI. Para atlet sejauh ini baru menerima bonus langsung dari KONI sebesar Rp 30 juta tadi. (*)

Editor: Fel GM

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar