Pariwara Kutai Timur

Gerakan Minum Susu di Pesisir Kutim

person access_time 5 years ago
Gerakan Minum Susu di Pesisir Kutim

Foto: Jani (Humas Pemkab Kutim)

Minum susu jadi budaya anak. Dasa Wisma ujung tombak pembangunan Kutim.

Ditulis Oleh: PARIWARA
Senin, 22 Oktober 2018

kaltimkece.id Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kutim ingin membudayakan minum susu. Melalui program gerakan minum susu atau gerimis untuk siswa Pendidikan Anak Usia Dini. Peluncuran gerimis dilakukan di pesisir, yakni di Kecamatan Sangkulirang, Kaliorang, Kaubun, Karangan dan Sandaran. Bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kutim, gerimis berpusat di Kecamatan Sangkulirang, Minggu 21 Oktober 2018. Dengan total bantuan 3.250 susu untuk anak. Rinciannya untuk TK 2.463, kelompok bermain 571, dan satuan pendidikan sejenis sebanyak 216.

Dimulai dengan pembukaan pelatihan Dasa Wisma oleh Bupati Kutim H Ismunandar bersama Wakil Ketua DPRD Kutai Timur Encek UR Firgasih. Gerimis diharap terus berlanjut dan akan diperjuangkan tetap terlaksana pada tahun depan.

"Bunda PAUD terus memberikan support dalam pelaksanaan penguatan implementasi Paud holistik integratif melalui program Gerimis.  Sekarang tugas guru-guru PAUD mengajarkan dengan baik disiplin minum susu kepada anak," kata Firga di hadapan ratusan peserta.

Bupati Kutim Ismunandar mengatakan, program Gerimis sangat baik. Apalagi Gerimis telah diakui pemerintah pusat dan perlu didukung stakeholder di setiap kecamatan. 

"Anak-anak kita di wilayah pesisir proteinnya sudah tercukupi, karena ikan laut tinggal pancing saja. Apalagi kalau ditambah susu, saya yakin anak-anak kita di lima kecamatan akan menjadi pemimpin bangsa khususnya di Kutai Timur," ujar Ismu.  

Dasa Wisma

Selain Gerimis, TP PKK gelar pelatihan Dasa Wisma tahap empat di lima kecamatan pesisir. Firga mengatakan, TP PKK Kabupaten Kutim sangat memprioritaskan penguatan dasa wisma sebagai ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program pemerintah sebagai mitra.

 “Apabila dasa wisma ini berjalan dengan baik maka pemerintahan juga akan berprestasi dengan Gerbang Desa Madu (Gerakan Pembangunan Desa Mandiri dan Terpadu),” kata Ketua TP PKK Kutim, Encek UR Firga.

Kepala desa yang hadir diharapkan mendukung dasa wisma sebagai salah satu program pemerintah. Menurut Firga, wajar jika dasa wisma diangkat dalam musyawarah rencana pembangunan desa dan harus diakomodir. Tidak dihilangkan, akan tetapi  harus diprioritaskan.

Firga mengharapkan agar semua kepala desa dan kader dasa wisma mengikuti pelatihan dengan baik dan menyerap apa tujuan dasa wisma sesuai yang diprioritaskan. Sehingga dapat mengangkat perekonomian masyarakat. Agar pencapaian yang diinginkan pemerintah dan PKK dapat berjalan sesuai rencana.

Bupati Kutim Ismunandar berharap kader-kader dasa wisma nantinya membantu program pemerintah. Terutama mengatasi persoalan-persoalan kemiskinan, kesehatan dan pendidikan.

“Jika sudah menjadi kader dasa wisma paling tidak tahu di antara 10 sampai 15 rumah kondisi dari luar lingkungan rumahnya. Jika ada yang sakit segera laporkan dengan kades atau camat sehingga dapat segera dicari solusinya. Jika ada persoalan-persoalan, begitu juga dengan pendidikan, kalau ada anak-anak yang tidak sekolah apa persoalannya," jelas Ismu.

Menurutnya, hal itulah yang menjadikan kader-kader dasa wisma sebagai ujung tombak pembangunan di Kutim. Selanjutnya, kata Ismu, jika Ketua TP PKK Kabupaten yang juga sebagai Bunda PAUD menginginkan dialokasikan anggaran untuk dasa wisma, maka ia akan sangat mendukung dan mengawal penganggaran programnya. Terlebih dasa wisma inilah yang lebih tahu data kemiskinan di masyarakat. 

"Lebih tahu mana rumah yang layak huni, yang mana nelayan dan petani yang butuh bantuan,” tegasnya.

Sekretaris TP PKK Kutim Yuwana Sri Kurniawati menjelaskan, berdasarkan peraturan menteri nomor satu tahun 2013 tentang pemberdayaan masyarakat melalui gerakan pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan keluarga. Bahwa Dasa Wisma adalah kelompok yang berada di bawah Tim Penggerak PKK desa atau kelurahan, dapat dibentuk berdasarkan kewilayahan. Dasa Wisma terdiri dari 10 hingga 20 rumah tangga atau sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat, dengan susunan keanggotaan seorang ketua dan sekretaris yang dipilih sebagai kelompok potensial terdepan dalam pelaksanaan program PKK.

"Tujuan kelompok Dasa Wisma ini adalah membantu kelancaran tugas-tugas pokok dan program PKK Kecamatan dan Desa," kata Yuwana.

Dia menjelaskan lagi, Dasa Wisma sebagai salah satu wadah kegiatan masyarakat yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan program-program kegiatan PKK di tingkat desa. Nantinya akan berpengaruh pada kegiatan gerakan PKK di tingkat Kecamatan dan Kabupaten. Untuk itu, perlu dilakukan penguatan dalam Dasa Wisma. Karena berdasarkan data yang ada, Dasa Wisma Kabupaten Kutai Timur dalam satu tahun terakhir mengalami perkembangan yang luar biasa.

Pada 2017, Dasa Wisma Kutim berkisar 1000 peserta, sekitar 50 persen anggota belum aktif. Dengan adanya kegiatan penguatan dan suport, penguatan Dasa Wisma mulai dari pembinaan maupun pelatihan-pelatihan. 

“Termasuk pelatihan yang dilaksanakan hari ini, adalah zona terakhir di tahun 2019 dalam pelatihan Dasa Wisma ," terang Yuwana. (pariwara/hms10/hms11/hms15)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar