Pariwara Kutai Timur

Peduli Terhadap Generasi Muda

person access_time 5 years ago
Peduli Terhadap Generasi Muda

dok. Humas Pemkab Kutim

Ditulis Oleh: PARIWARA
Minggu, 10 Februari 2019

kaltimkece.id Bahaya narkoba dan HIV AIDS masih jadi sorotan, termasuk oleh Kerukunan Masyarakat Batak atau KMB yang akhir pekan lalu gelar seminar tentang dua hal tersebut.

Dari pihak Polres Kutai Timur, Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Kutim, dan Dinas Kesehatan Kutim hadir menjadi narasumber. Kegiatan membahas tema "Generasi Milenial Tidak Hanya Inovatif, Kreatif, Dan Produktif, Tetapi Aktif Memerangi Narkoba Dan Seks Bebas".

Ketua DPK KMB Kutim, Apollo Lumban Tobing menjelaskan, kegiatan  itu dilaksanakan sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan bangsa. Seperti diketahui, narkoba semakin marak peredaran di Kutim.

"Makin banyak anak yang menjadi korban narkoba, bahkan orang tua juga ada yang jadi pemakai. Makanya kami khawatir. Sesuai visi misi kami, KMB Kutim peduli dengan generasi penerus, mencegah anak bangsa menjadi pecandu," ungkap Apollo, saat ditemui awak media usai seminar tersebut.

Ditambahkan Apollo, seminar tersebut ditujukan untuk kalangan remaja dan pemuda, merangkul semua kalangan suku adat. Undangan pun sudah disebar dengan target 200 peserta siswa dan mahasiswa. Meski dia harus mengaku sedikit kecewa lantaran pihak sekolah kurang mendukung, sehingga jumlah peserta hadir tak seperti harapan.

Herlang selaku Ketua Granat Kutim, yang menjadi salah satu pemateri pada seminar itu memaparkan, saat ini Indonesia menjadi target peredaran narkoba dari luar negeri. Hal itu mengindikasikan menjadi cara negara lain untuk merusak generasi penerus bangsa Indonesia, termasuk di Kutim yang juga tak jarang didapati peredaran narkoba. Maka dari itu  sosialisasi semacam seminar tentang bahaya narkoba menjadi hal penting. Dalam kesempatan itu, Ia juga mengapresiasi Pemuda KMB, yang sudah memiliki ide untuk menggelar kegiatan tersebut.

Mewakili Kasat Resnarkoba, Kanit I Resnarkoba Polres Kutim Rudi Sirait menjelaskan, narkoba menjadi berkembang bukan hanya karena membuat candu pemakainya, tapi juga karena merupakan bisnis yang dianggap menguntungkan.

"Bayangkan, dari 1 kilogram sabu itu bisa menghasilkan Rp 2 miliar. Jadi, itu menyebabkan narkoba menggiurkan bagi pengedarnya, namun sangat merusak penggunanya," urai Aiptu Rudi.

Pemateri Dinkes Kutim, dr Jelti menjelaskan, narkoba juga sebenarnya menjadi pintu masuk penularan virus HIV, selain seks bebas. Namun perlu diketahui, sebenarnya HIV tak mudah menular seperti TBC maupun hepatitis. Tapi sekali terkena akan selamanya berada di tubuh, dan kedokteran hanya bisa menekan perkembangan virusnya. Tanda tertular pun tak langsung terlihat, bisa tampak setelah 5-10 tahun

Pemateri Dinkes Kutim lainnya, dr Rame Sitorus, menerangkan tentang bahaya nepza. Sebab, sebenarnya obat batuk bermerk yang digunakan untuk mabuk pun harus berdasarkan anjuran dokter dan diperolehnya harus dari toko obat khusus. "Napza itu sebenarnya obat penenang yang digunakan orang penyakit jiwa," ucap Rame. (pariwara/hms15)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar