Ragam

Kisah Musisi Jaz Muda asal Penajam

person access_time 1 year ago
Kisah Musisi Jaz Muda asal Penajam

Penampilan Daini Fahreza bersama teman-temannya di konser jaz di Sebelas Coffee, Samarinda, Ahad, 28 Mei 2023. FOTO: ISTIMEWA

Daini Fahreza mengambil langkah berani dalam kariernya. Ia memilih menekuni musik jaz walau disadari pasarnya tipis.

Ditulis Oleh: Andika Pratama
Senin, 05 Juni 2023

kaltimkece.id Penampilan sejumlah pemuda dalam konser A Night At The Fahreza Show di Sebelas Coffee, Samarinda, sungguh memukau. Lagu-lagu bernuansa jaz yang mereka bawakan sukses menghibur para penonton. Acara ini berlangsung pada Ahad malam, 28 Mei 2023.

Vokalis grup musik tersebut bernama Muhammad Daini Fahreza, 21 tahun. Selepas acara, Reza–panggilan pendeknya–bertutur panjang kepada kaltimkece.id. Ia mengaku, A Night at The Fahreza Show merupakan pertunjukan pertamanya di Samarinda. Ia pun terlibat dalam penyusunan konser, mulai dari penulisan skenario, penataan panggung, hingga pembukaan acara.

“Ini bukan cuma acara musik tapi pertunjukan,” kata lelaki yang sedang menempuh pendidikan psikologi di Universitas Mulawarman itu.

Dalam membuat konser tersebut, Reza banyak berkonsultasi dengan rekannya, Dandi Anggoro Aji, yang memiliki pengalaman di teater. Dandi adalah drummer Rockafiller, band heavy rock asal Balikpapan. Adapun idenya diilhami dari beragam live musik yang pernah disaksikan Reza, salah satunya penampilan penyanyi Frank Sinatra.

“Aku juga pernah nonton beberapa musisi lama kayak serial Ismail Marzuki hingga Payung Fantasi,” bebernya. Dalam waktu dekat, Reza berencana merilis live album. Beberapa lagu dalam album ini akan berisikan penampilan Reza di Sebelas Coffee. “Seluruh acara kemarin aku rekam untuk pembuatan live album. Semoga cepat terealisasikan,” ujarnya.

Reza memiliki extended play (EP) alias album mini bertajuk A Day with Fahreza. Album tersebut berisikan tujuh lagu bernuansa jaz. Reza mengatakan, salah satu lagu di album tersebut terispirasi dari lagu Rayuan Pulau Kelapa ciptaan Ismail Marzuki. Ia pun memproduksi semua lagu di album tersebut secara mandiri.

“Termasuk proses mixing dan mastering, semua kupelajari sendiri dari internet,” terangnya.

Perjalanan Karier Musik Reza

Jiwa musik yang mengalir di tubuh Daini Fahreza tidak turun dari langit. Ia menjelaskan, mendapatkan ilmu musik dari ibunya yang merupakan musisi lokal. Semasa muda, sang ibu kerap tampil di sejumlah acara di Samarinda.

“Meski cuma musisi reguler, tapi dia yang memberikan banyak refrensi musik ke aku,” ucapnya.

Reza lahir dan besar di sebuah kabupaten kecil di Kaltim yaitu Penajam Paser Utara. Pada masa lalu, terutama saat duduk di bangku SMA, ia mengaku jarang bergaul. Ia banyak menghabiskan waktu dengan mencari beragam referensi musik seperti The Beatles, Queen, hingga Frank Sinatra. Ia pun mengenal dunia jaz melalui internet. Kegemaran dengan musik ini membuat Reza menjadi anomali di antara teman-temannya dulu.

“Menurutku, ada dua hal yang membedakan antara bermain musik dan menjadi musisi. Kalau bermusik, ya, main musik. Sedangkan musisi adalah jalan hidup dan semacam panggilan,” urainya.

Muhammad Daini Fahreza, musisi jaz asal Penajam Paser Utara. FOTO: ISTIMEWA

Perjalanan karier musiknya pun tak mulus-mulus amat. Reza mengaku, sempat kehilangan gairah bermain musik saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ia kembali menekuni musik setelah lulus SMA. Sejak saat itu, ia menjadikan musik bukan lagi sekedar hobi melainkan jalan hidup.

“Dari kecil aku sudah disuguhi musik. Jadi, aku merasa, bukan aku yang memilih musik tapi musik yang memilih aku,” ucap pria kelahiran 18 Februari 2002 ini.

Lulus SMA pada 2020, Reza tak langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ia lebih dulu melakukan pengamatan lingkungannya, pergaulannya, termasuk dirinya sendiri. Reza mengatakan, hubungan pertemanannya pernah mengalami fase krisis. Dulu, ia akrab dengan banyak orang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, hubungan tersebut menjadi berjarak. Pengalaman itulah yang menginspirasi lagu-lagu di extended play yang dirilis Reza.

“A Day with Fahreza merupakan rilisan yang isinya cerita hidupku. Isinya betul-betul tentang aku dan apa yang kurasakan ketika aku tumbuh di Penajam Paser Utara,” jelasnya.

Sebelum di Samarinda, ia pernah manggung di PPU. Ia mengatakan, penampilannya di kampung halaman masih banyak kekurangan. Masalahnya, iklim kesenian di kabupaten tersebut dinilai masih terbatas. Apalagi genre jaz yang menjadi warna musiknya, disebut memiliki segmentasi pasar yang sangat terbatas terutama di PPU.

“Pernah ada yang celetuk, ‘coba rilis musik dangdut saja’,” ucapnya sambil terkekeh.

Walau demikian, Reza selalu tampil penuh semangat dalam setiap penampilannya. Ia pun tidak menutup mata menghadapi masalah kesenian terutama di PPU. Ia menyatakan siap membantu warga PPU yang bermimpi menjadi musisi. “Aku ingin bantuin teman-teman di Penajam Paser Utara dari segi apa pun,” ucapnya

Daini Fahreza (tengah) bersama teman-teman musiknya. FOTO: ISTIMEWA

Mini album yang dirilis Reza mendapat sambutan positif dari kalangan pelaku seni musik di PPU. Ia pernah didatangi beberapa temannya yang meminta bantuan memproduksi album musik. Ia menyambut perimintaan tersebut dengan senang hati.

“Aku juga ingin bilang ke teman-teman di Penajam Paser Utara, enggak ada yang menghambat kita untuk bisa tumbuh. Akses internet kita sama, ponsel kita sama, dan kesempatannya juga sama. Jadi, apa lagi alasan kita enggak berkarya?” ujarnya.

Reza pernah mengikuti Jazz Kampung Timur dan Samarinda Jazz Club. Kedatangannya di konser musik di Balikpapan dan Samarinda ini bukan tanpa alasan. Dari kedua acara di kota-kota besar di Kaltim itu, ia belajar banyak tentang musik. Ilmu yang ia dapatkan itu akan dimanfaatkannya untuk membangun dunia musik di PPU.

Reza turut memberikan pandangan mengenai pembangunan ibu kota negara Nusantara di Kecamatan Sepaku, PPU. Menurutnya, kehadiran IKN bisa memajukan pembangunan infrastruktur. Akan tetapi, tidak bagi kesenian.

“IKN mungkin bisa membuat PPU maju sepuluh langkah. Tapi karena dibangun sebagai wilayah industri, aku justru khawatir, keseniannya cuma maju satu langkah, atau bahkan enggak maju,” kuncinya. (*)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar