Pariwara Mahakam Ulu

Mahulu Siapkan Lima Zona Sentra Wisata Baru, Kail Perekonomian Lewat Alam dan Budaya

person access_time 3 years ago
Mahulu Siapkan Lima Zona Sentra Wisata Baru, Kail Perekonomian Lewat Alam dan Budaya

Mahulu menyiapkan 5 zona sentra wisata baru. Lokasinya terletak di sekitar Batoq Tenevang. (kaltimkece.id/Muhibar Sobary A)

Mahulu menyiapkan 5 zona sentra wisata baru. Upaya ini untuk mengail perekonomian lewat wisata alam dan budaya.  

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Senin, 28 Juni 2021

kaltimkece.id – Hutan hujan tropis dengan berbagai keanekaragaman hayati yang terletak di Jantung Kalimantan menjadi berkah bagi Kabupaten Mahakam Ulu. Kekayaan ini dilengkapi dengan kearifan lokal dan etnik budaya yang khas di setiap kampung. Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh meyakini, potensi yang besar ini bakal menjadi modal yang kuat untuk pengembangan pariwisata khas berbasis alam dan kebudayaan di kabupaten berjuluk Urip Kerimaan ini. 

Bupati kelahiran Kampung Mamahaq Besar, 55 tahun silam, ini meyakini pariwisata akan berdampak bagi ekonomi riil masyarakat. Sebab, ada banyak industri turunan yang akan tumbuh dari pariwisata. Di sisi lain, hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menjaga identitas budaya di kabupaten berjuluk Urip Kerimaan menghadapi perkembangan zaman.

“Pertumbuhan ekonomi didapat, melestarikan budaya juga ada. Walaupun datangnya angin topan dari luar, kita tetap kuat dengan wisata,” ucap Bupati Bonifasius pada kaltimkece.id pertengahan April 2021 lalu. 

Berjalan waktu, semangat bupati definitif pertama di Mahulu mengembangkan pariwisata Mahulu tetap membara. Bonifasius masih optimistis, jika kedua modal wisata ini sinergi dan dikelola dengan baik, industri pariwisata berkelanjutan akan menjadi sumber pendapatan masyarakat dan daerah. 

Karena itu, ia mengingatkan potensi objek wisata alam yang masih alami di Mahulu perlu dijaga dan dilestarikan. Hal ini ia tegaskan dalam rapat presentasi peta jalan percepatan program kegiatan sesuai visi misi kepala daerah 2021-2024 di ruang rapat Bappelitbangda, Kamis, 17 Juni 2021 silam. 

“Karena sumber daya yang terbarukan ini tidak pernah habis kalau kita kelola dan kemas dengan baik sehingga menghasilkan pendapatan asli daerah dan paling penting meningkatkan ekonomi masyarakat,” ucap Bupati Bonifasius 

saat memimpin rapat.

Di periode kedua masa jabatannya, Bonifasius dan di dampingi wakilnya Yohanes Avun mencoba merealisasikan komitmen politik itu. Untuk itu ia menugaskan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Mahulu menyusun masterplan dan rencana tata bangunan dan lingkungan calon kawasan pariwisata baru di Mahulu. Termasuk pembangunan Balai Kerajinan Seni Ukir dan Anyaman Pertama di Mahulu. 

Siapkan 5 Zona Sentra Pariwisata

Dalam paparannya, Kepala Disparpora Mahulu, Kristina Tening menyampaikan dokumen masterplan itu tengah disiapkan. Konsep awal menjadikan kawasan sekitar Batoq Tenevang – Batu Dinding sebagai kawasan destinasi prioritas pariwisata di Mahulu. 

Titik itu berada persis di pinggir Sungai Mahakam. Persisnya di Kampung Long Melaham yang bersebelahan dengan ibu kota kabupaten di Kampung Ujoh Bilang. Nantinya, di dekat situs Batoq Tenevang akan dibuat beberapa zona kawasan sentra pariwisata. 

Zona pertama bernama Bata Cul yang terdiri dari museum, lamin, panggung budaya/hiburan, pusata ekonomi, teater etnik serta pusat oleh-oleh. Kedua, Bata Com. Meliputi taman bermain dan pusat olahraga. Ketiga, Bata Ga, terdiri dari situs penanda yang khas dan bungalow – semacam rumah penginapan. Keempat, Bata Geto yang isinya instalasi pengolahan air limbah, terminal dan klonik. 

Tening – sapaan karibnya menyampaikan, ada zona kelima yang disebut Bata Mace atau pusat perekonomian. Kawasan ini diperuntukan sebagai kegiatan ekspo, kuliner dan mini market serta tempat hiburan atau kesenian. Lokasinya berada di Bata Cul. 

“Di dalamnya ada museum, lamin yang punya motif sesuai dengan etnik. Karena visi kita mengembangkan pariwisata yang memiliki roh kearifan lokal masing-masing,” tutur Tening mempresentasikan. 

Perhatikan Sarana Lain dan Pelabuhan

Menanggapi paparan itu, Bupati Bonifasius memberi masukan tambahan. Ia meminta Disparpora Mahulu juga memperhatikan pembangunan dermaga yang terhubung langsung dengan pusat wisata. Selain itu, harus disiapkan saran rumah ibadah, alun-alun, tempat pertunjukan budaya dan wahana permainan anak. Termasuk, kawasan niaga yang harus mampu mengakomodasi pengrajin produknya. 

“Karena biasanya kita berwisata ke mana saja kita beli oleh-oleh untuk kenang-kenanganan dan juga perlu adanya wisata kuliner,” saran bupati. “Ke depan akan kita koordinasikan dengan teman-teman Universitas Udayana terkait detail engineering design,” tandas Kadisparpora. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar