Pariwara Pemkab Berau

Jalan Terjal Mengembangkan Pariwisata Berau, Tak Didukung Pusat, Cari Investor di Bali

person access_time 1 year ago
Jalan Terjal Mengembangkan Pariwisata Berau, Tak Didukung Pusat, Cari Investor di Bali

Resort di Pulau Maratua, Kepulauan Derawan, Berau (foto: maratua.co.id)

Pariwisata adalah harapan Kaltim sebagai kekuatan ekonomi masa depan pascatambang. Tetapi pengembangannya berliku.

Ditulis Oleh: Giarti Ibnu Lestari
Jum'at, 05 Agustus 2022

kaltimkece.id Kalimantan Timur, khususnya Berau, memiliki objek wisata yang eksotis. Sayangnya, pariwisata di provinsi ini dikabarkan tak mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Walhasil, pengembangannya menemui ganjalan. Fasilitas penunjang pariwisata sukar dibangun. Tak ingin pasrah dengan keadaan, pemerintah daerah pergi ke Bali mencari investor.

Kamis, 28 Juli 2022, Regional Investor Relation Unit Kaltim mengadakan The Regional Investment Forum of East Kalimantan di Bali Dynasty Resort, Kabupaten Badung, Bali. Gubernur Kaltim, Isran Noor, menjadi pembuka sekaligus pembicara utama dalam forum bertema The Marvelous Coastal Area and Outer Islands of Berau Regency itu.

Dalam forum, Gubernur Isran mengatakan, Kaltim memiliki sejumlah destinasi wisata unggulan. Ia menyebutkan Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Kakaban, dan Pulau Kaniungan di Berau sebagai contoh. Pariwisata-pariwisata itu disebut memiliki spot-spot berwisata terbaik.

“Satu-satunya di dunia, yang namanya ikan barakuda bisa membentuk konfigurasi ketika orang menyelam, seperti ingin show of force, itu hanya ada di Derawan dan Maratua,” kata Gubernur membanggakan pariwisata di Berau dikutip dari kaltimprov.go.id.

Akan tetapi, pariwisata-pariwisata di Kaltim tak mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Tak pernah, kata Gubernur, pariwisata Kaltim masuk dalam prioritas pembangunan nasional bidang kepariwisataan. Hal ini membuat pengembangannya menjadi terhambat. Imbasnya, pendapatan daerah dari sektor ini sangat kecil. Padahal, pariwisata menjadi salah satu yang diharapkan Kaltim menjadi kekuatan ekonomi masa depan pascatambang.

“Tidak apa-apa. Kita usaha sendiri. Jangan bergantung dari APBN,” ucap Gubernur.

Oleh karena itulah, sambung dia, Regional Investment Forum dihelat di Bali. Pulau Dewata dipilih sebagai tempat pelaksanaan forum karena dinilai memiliki kecakapan mengelola pariwisata dengan baik. “Mengapa di Bali? Karena Bali adalah etalase yang sudah tidak perlu diragukan lagi kehebatannya dalam pengembangan pariwisata. Maka, belajar, lah, ke Bali,” ujarnya.

Forum ini juga dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata-pariwisata terbaik di Kaltim kepada para investor. Forum ini dihadiri sejumlah pengusaha wisata asal Bali hingga perwakilan pemerintah Jepang, Cina, dan Jerman. Ada juga perwakilan dari Kementerian Investasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Pemprov Bali. Gubernur berharap, para investor ikut mengembangkan pariwisata Kaltim.

“Jangan ragu-ragu lagi berinvestasi di Kaltim, apalagi Kaltim telah ditetapkan sebagai ibu kota negara yang baru,” serunya.

_____________________________________________________PARIWARA

Sementara itu, dalam forum tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Ilyas Natsir, memaparkan proyek model bisnis ekowisata berkelanjutan Pulau Kaniungan Besar dan Teluk Sumbang. Untuk melaksanakan proyek tersebut, dibutuhkan investasi sekitar Rp 42 miliar.

Ada empat investor yang tertarik berinvestasi di bidang infrastruktur, pengembangan pariwisata lingkungan, dan fasilitas penunjang lainnya. Keempatnya adalah Samudera Indonesia, Nawacita Pariwisata Indonesia, Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), dan Indonesian Nation Shipowners Association.

“Untuk menindaklanjuti itu, diperlukan sinergi antara berbagai pihak dan pemangku kebijakan di Kaltim untuk dapat menggiring kegiatan promosi investasi menjadi realisasi investasi yang konkret untuk Kaltim,” kata Ilyas Natsir.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sekretariat Daerah Bali, I Gede Indra Dewa Putra, menyatakan, Pemprov Bali siap berkolaborasi dengan Kaltim untuk memajukan pariwisata. “Kami menyambut baik rencana pengembangan wisata pesisir dan pulau terluar di Kabupaten Berau menjadi pariwisata yang menakjubkan,” jelasnya.

Hal senada disampaikan salah seorang pengusaha wisata asal Bali, Sugeng. Akan tetapi, ia meminta adanya penerbangan dari Bali ke Maratua. Tanpa akses tersebut, sulit baginya mengembangkan pariwisata di Berau. Selama ini, terang Sugeng, wisatawan dari Bali menempuh perjalanan panjang untuk bisa tiba di Maratua. Dari Bali, wisatawan harus ke Surabaya, Balikpapan, Tanjung Redeb (ibu kota Berau), lalu ke Maratua.

“Habis waktu mereka hanya untuk perjalanan. Bisa empat hari pulang pergi. Padahal, bukan itu yang mereka inginkan,” kata Sugeng.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Perkembangan Ekonomi Kaltim

The Regional Investment Forum of East Kalimantan juga dihadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Ricky Perdana Gozali; dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Puguh Harjanto.

Dalam sambutannya, Ricky Perdana Gozali menyampaikan perkembangan perekonomian Kaltim. Perekonomian Kaltim dilaporkan tumbuh 1,85 persen pada triwulan pertama 2022. Pertumbuhan ini berkat dilonggarkannya mobilitas masyarakat seiring terkendalinya kasus Covid-19. Kondisi ini membuat permintaan komoditas untuk memenuhi pasokan dalam negeri dan luar negeri meningkat kembali. Harga komoditas pun dilaporkan berada di level tertinggi.

Kinerja investasi Kaltim, baik foreign direct investment (FDI) maupun domestic direct investment (DDI) juga mengalami pertumbuhan signifikan. Kedua investasi tersebut naik 236,98 persen (secara year on year atau yoy) dan 158,90 persen (yoy).

“Kaltim menempati urutan keempat sebagai provinsi dengan realisasi FDI terbesar dan urutan ke-12 untuk realisasi DDI terbesar se-Indonesia,” kata Ricky. Ia menambahkan, penetapan ibu kota negara di Kaltim juga membuat iklim investasi di Kaltim semakin kondusif.

Sementara itu, Puguh Harjanto berharap, semua pihak, baik dari pemerintah maupun swasta, mau bekerja sama mengembangkan pariwisata di Berau. Pembangunan infrastruktur menuju destinasi wisata menjadi yang paling diharapkan. “Semoga, connecting pariwisata antara Bali dan Berau meningkat dalam beberapa waktu ke depan,” ujarnya. (*)

Editor: Surya Aditya

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar