Pariwara Pemkab Kukar

BUMDes Giri Agung Kelola Sektor Pertanian

person access_time 1 year ago
BUMDes Giri Agung Kelola Sektor Pertanian

Dalam satu tahun hasil pertanian masyarakat Desa Giri Agung lebih dari 900 ton. FOTO: ISTIMEWA.

BUMDes Giri Agung telah memiliki NIB untuk pengelolaan sistem perdagangannya.

 

Ditulis Oleh: PARIWARA
Jum'at, 21 April 2023

kaltimkece.id Desa Giri Agung di Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, ditempati oleh 2.357 jiwa. Mayoritas penduduknya adalah petani. Sektor unggulannya adalah pertanian, diikuti dengan perkebunan kelapa sawit, karet, dan kelapa, serta sektor peternakan sapi dan kambing. Pemerintah Desa Giri Agung berkomitmen memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Kepada kaltimkece.id, Kepala Desa Giri Agung, Supriyadi, mengatakan bahwa dalam satu tahun hasil pertanian masyarakat desa lebih dari 900 ton. Namun, hasil panen masih dijual kepada tengkulak lokal dalam bentuk gabah karena para tengkulak telah memiliki alat pengelohan gabah.

"Kami sudah bisa mengatakan Desa Giri Agung sebagai desa mandiri karena telah menghasilkan beras secara mandiri. Kami juga sudah dapat memenuhi kebutuhan beras daerah lain, hingga perusahaan-perusahaan besar di Sebulu sampai Muara Kaman," tutur Supriyadi.

Saat ini, BUMDes Giri Agung telah mendapatkan infrastruktur tambahan untuk pengolahan hilirisasi pertanian setelah diresmikannya lumbung pangan dan lantai jemurnya, diiringi dengan pembangunan gudang dan Rice Milling Unit (RMU).

Selain itu, BUMDes Giri Agung telah menjadi satu-satunya desa di Kecamatan Sebulu yang sudah terintegrasi langsung perizinannya dengan Kementerian Desa dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) dan Kemenkumham serta telah resmi memiliki nomor induk berusaha (NIB) untuk pengelolaan sistem perdagangannya.

Setelah Idul Fitri 1444 Hijriah, BUMDes akan membuat program yang didalamnya ada sektor pertanian untuk pengendalian harga beras dan akan bersinergi dengan Badan Urusan Logistik (BULOG).

"Agar petani dapat mendapatkan harga yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), sehingga saat musim panen tiba harga tidak jatuh ataupun tinggi," pungkas Supriyadi.(adv/diskominfokukar)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar