Pariwara Pemkot Bontang

DPPKB Bakal Luncurkan Program SSK, Ingin Pelajar Sadar Isu Kependudukan

person access_time 1 year ago
DPPKB Bakal Luncurkan Program SSK, Ingin Pelajar Sadar Isu Kependudukan

Wakil Wali Kota Bontang Najirah (kedua dari kanan) mendukung gagasan program SSK dari DPPKB. FOTO: ISTIMEWA

Saat ini sudah dua sekolah kependudukan yaitu di SMA 1 dan SMA 2 Bontang.

Ditulis Oleh: PARIWARA
Selasa, 29 November 2022

kaltimkece.id Satu lagi program Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) bakal diluncurkan bagi masyarakat utamanya dunia pendidikan. Program tersebut adalah Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). SSK adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran.

DPPKB menilai, SSK diperlukan di lingkungan pendidikan di Bontang. Pelajar dapat memahami isu-isu kependudukan dan keluarga berencana dari situ.

Kepala DPPKB Bontang Bahauddin menyebutkan, di sekolah tersebut terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik. Langkah itu sebagai upaya pembentukan generasi berencana agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan. Guru juga mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai dengan kurikulum.

“Saat ini sudah dua sekolah kependudukan yaitu di SMA 1 dan SMA 2. Kami berupaya agar para pelajar sejak remaja konsen terhadap isu kependudukan apalagi soal keluarga berencana,” kata Bahauddin.

Ditambahkan, ia mengupayakan semua institusi pendidikan bisa berkolaborasi dengan DPPKB, dalam hal program yang menyasar remaja. Sebagai contoh, kegiatan PIK-R, pendidikan konselor, dan upaya pencegahan perkawinan dini.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Bontang Najirah mendukung dan meminta institusi pendidikan untuk sadar akan isu kependudukan. Dirinya menjelaskan, latar belakang kelahiran SSK tidak bisa dilepaskan dari program generasi berencana (genre) yang sudah terlebih dahulu digulirkan. Selama ini, sekolah dianggap satu-satunya agen perubahan (agent of change) secara formal di Indonesia.

“Potensi sadar kependudukan sejak dini harus dikembangkan. Kita bisa mengetahui peran dan fungsi dari remaja,” tutur Najirah. (al/adv)

shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar