SASTRA

Panggung “Membaca Bencana”, Bersajak sambil Beramal

person access_time 5 years ago
Panggung “Membaca Bencana”, Bersajak sambil Beramal

Foto: Arditya Abdul Aziz

Seniman Kaltim turut serta membantu korban bencana. Membuka panggung untuk penggalangan dana.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Kamis, 18 Oktober 2018

kaltimkece.id Gempa dan Tsunami. Demikian pembuka bait demi bait dari puisi yang digubah Gubernur Kaltim Isran Noor. Setelah dibacakan di atas panggung, lelang atas puisi itu dibuka. Hadi Mulyadi, wakil gubernur Kaltim, adalah yang pertama mengangkat tangan kanan. Dia mengajukan penawaran sebesar Rp 3 juta. 

Rabu, 17 Oktober di GOR Segiri Samarinda, Forum Seniman Peduli Bencana mengawal jalannya lelang. Penonton dipersilakan mengajukan tawaran yang lebih tinggi. Ketika batas waktu lelang hendak berakhir, pengusaha ternama di Samarinda bernama Ambo Dalle turut serta. Sambil mengacungkan tangannya, pengusaha transportasi itu menyebutkan angka Rp 5 juta. Ambo Dalle pun memenangkan lelang puisi. 

Lelang puisi merupakan bagian dari penggalangan dana yang diadakan Forum Seniman Peduli Bencana. Komunitas ini membuka panggung "Membaca Bencana" yang berisi pergelaran seni teater, lelang puisi dan lagu, serta zikir akbar. Hasil dari acara tersebut disalurkan kepada korban gempa Palu, Sigi, dan Donggala, di Provinsi Sulawesi Tengah. 

Sebanyak tujuh puisi dilelang. Seluruhnya merupakan karya yang diciptakan para pemimpin daerah dan tokoh masyarakat di Kalimantan Timur. Mereka adalah Isran Noor, Awang Faroek Ishak, Syaharie Jaang, Ambo Dalle, dan Yos Soetomo. Ada pula puisi karya Hadi Mulyadi yang berjudul "Negeri Tanpa Batas." Puisi Wakil Gubernur Kaltim tersebut mengisahkan tentang sebuah negeri nan luas dengan jumlah penduduk berjuta-juta. Negeri itu dilimpahi sumber daya alam tak terhingga. Namun, ia dirusak oleh orang-orang yang berkuasa. 

Puisi berirama kritik itu segera disambut Awang Faroek Ishak, mantan Gubernur Kaltim. Dalam lelang, Faroek membuka Rp 1,5 juta. Lima menit kemudian, seorang perempuan yang mewakili dari Himpunan Masyarakat Pare-Pare mengajukan harga lebih tinggi, Rp 2,5 juta. Puisi itu dibawa dengan harga tersebut.

Dari ketujuh puisi, terkumpul dana Rp 20,5 juta. Dana yang terkumpul itu rencananya dibawa ke Sulawesi Tengah menggunakan kapal milik seorang pengusaha di Samarinda Seberang. "Ada pula satu sepeda pemberian Ustaz Arifin Ilham seharga Rp 110 juta. Meski sepeda tidak laku dilelang, tetap kami donasikan dalam bentuk uang," terang Didit Hariyadi selaku Ketua Forum Seniman Peduli Bencana.

Kegiatan galang dana dimeriahkan penyanyi religi Hadad Alwi. Pengunjung diajak bersalawat dan berdoa untuk korban gempa dan tsunami. Acara juga diisi teater yang menggambarkan detik-detik gempa dan tsunami hingga selepas bencana yang telah memakan korban hingga 2.000 orang tersebut. Penggalangan dana ini merupakan kali kedua diadakan Forum Seniman Peduli Bencana. Pada saat gempa di Lombok NTB, acara serupa juga diadakan. 

Selain penggalangan dana, Forum Seniman Peduli mengumpulkan bantuan berupa pakaian bekas bagus dan logistik. “Semua bantuan, baik dana maupun barang, diserahkan dan diberangkatkan melalui kapal milik Ambo Dalle," terangnya.

Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan, kegiatan ini sangat responsif dalam menanggapi isu sosial maupun bencana alam. Menurutnya, korban bencana pasti senang menerima apapun bentuk bantuannya. (*)

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar