Terkini

Asap Kiriman Selimuti Samarinda, 16 Penerbangan Bandara APT Pranoto Delay

person access_time 4 years ago
Asap Kiriman Selimuti Samarinda, 16 Penerbangan Bandara APT Pranoto Delay

Kabut asap menyelimuti Samarinda. (Arditya Abdul Azis/kaltimkece.id)

Asap kiriman dari berbagai provinsi di Kalimantan sampai ke Kaltim. Samarinda termasuk yang cukup pekat.

Ditulis Oleh: Arditya Abdul Azis
Jum'at, 13 September 2019

kaltimkece.id Kabut asap mulai melanda sebagian wilayah Kaltim. Bahkan semakin pekat di Samarinda, sejak Jumat pagi, 13 September 2019. Berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Hal itu diungkapkan Kepala Koordinator Teknisi (Kapoksi) Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Samarinda,Aliansyah. Kondisi tersebut dipicu arah angin dari arah selatan. Membawa asap hingga Kaltim. Celakanya, tak ada hujan mengguyur tanah Bumi Etam beberapa waktu terakhir.

Dengan kondisi tersebut, Aliansyah memprediksi kabut asap di Samarinda bakal semakin meningkat. Kondisi udara Kota Tepian pun semakin bahaya. Apalagi ketika arah angin datang dari barat daya.

"Jumat pagi kabut asap agak tebal. Visibility dari 5 kilometer. Asap kiriman terdeteksi dari Kalbar dan Kalsel. Angin dari selatan membawanya ke Kaltim. Kita hanya kena imbasnya," ucapnya kepada kaltimkece.id.

Informasi dihimpun BMKG Samarinda, pada Jumat pagi terdapat 19 titik panas kategori warna merah 81-100 persen. Tersebar di 10 kabupaten/kota di Kaltim. Titik itu dipastikan kebakaran hutan dan lahan. Bila dilihat dari empat satelit Aqua, Terra, SNPP, dan NOAA 20, terdapat 5.012 titik panas di seluruh Kalimantan. Potensi terbakar berkisar 71-80 persen.

Dari pantauan BMKG, sudah dua pekan ini kabut asap menyelimuti Samarinda. Namun belum sampai mengganggu jarak pandang. Meski demikian, BMKG kesulitan memantau kualitas udara sejak berselimut asap. Alat Particulate Meter (PM) 10 yang dimiliki BMKG tengah rusak. Terendam banjir Samarinda pada Juni 2019 lalu. BMKG menunggu teknisi datang memperbaiki alat-alatnya.

Masyarakat pun diminta waspada. Saat ini masih kemarau panjang. Diharapkan warga memiliki kesadaran untuk tidak membakar lahan. Dikhawatirkan akan menambah kepekatan kabut di Samarinda. Kondisi ini diprediksi terus terjadi hingga November 2019. Puncak cuaca hujan baru masuk pada Desember 2019.

"Hujan memang masih ada di Samarinda tapi sedikit. Dari info kami dapatkan, Paser sudah dua bulan tidak hujan. Hujan sangat ringan tidak merata. Spot-spot hujan lokal," ucapnya.

Kemarau di Kaltim diperkirakan berlangsung hingga akhir Oktober 2019. Sedangkan musim hujan mulai dasarian III Oktober 2019 sampai dasarian I November 2019.

Disebutkan Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Rustam, pihaknya mulai mengimbau berbagai bidang memberikan kewaspadaan dini ke setiap puskesmas. Masyarakat diarahkan mulai menggunakan masker. Pembagian dari pemerintah, baru memungkinkan ketika kabut asap sudah masuk kategori bencana.

Menurut Rustam, pada musim kemarau begini, sejumlah penyakit mudah menyerang. Di antaranya disebabkan kekeringan air dan kabut asap. "Penyakit sekarang ini kan susah air. Jadi yang kita antisipasi juga diare. Selain itu ISPA, penyakit mata, dan kulit, biasa muncul dalam keadaan kemarau begini,” terangnya.

Belasan Penerbangan Delay

Kabut asap yang melanda Kota Tepian, turut berdampak terhadap penerbangan di Bandara APT Pranoto, Kecamatan Sungai Siring, Samarinda Utara. Dari Laporan manajemen bandara, ada 16 rute penerbangan mengalami penundaan (delay). Berlangsung selama lima jam sejak pukul 07.00 Wita.

Dari 16 jadwal penerbangan mengalami delay, satu penerbangan dialihkan ke Bandara Sepinggan Balikpapan. Yakni Batik Air 7281 dari Jakarta.

Disebutkan Kepala Bandara APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi, jarak pandang di udara sempat hanya 300 meter. Bandara pun ditutup untuk take off maupun landing. Hal itu dipantau melalui Notice to Airmen (Notam) dari Air Nav Indonesia. Imbasnya, memundurkan sejumlah jadwal penerbangan.

"Di Bandara APT Pranoto terdampak asap dari Kalimantan Tengah per hari ini. Kemarin belum terdampak. Akibatnya, penerbangan delay dan divert," katanya.

Sejumlah penerbangan delay misalnya Batik Air. Seharusnya terbang pukul 07.30 Wita, molor 3 jam ke tujuan Jakarta (CGK). Demikian juga pendaratan Batik Air dari Yogyakarta (YIA), juga sempat dialihkan ke Balikpapan. Pun demikian Garuda Indonesia.

Dari Jakarta (CGK) seharusnya mendarat 10.30 Wita. Namun baru mendarat pukul 14.00 Wita, akibat kabut asap di sekitar runway bandara. "Jarak pandang cuma hampir 300 meter pagi tadi," ujar Dodi.

Sekitar pukul 14.30 Wita, jarak pandang baru normal pada 1.000 meter. Sejumlah pesawat baru bisa mendarat. Batik Air ID 7281 yang sejak pagi sempat mengalihkan pendaratan ke Bandara Sepinggan Balikpapan, sudah tiba di Bandara APT Pranoto.

"Ini bukan soal teknis operasional bandara, tapi kan cuaca. Batik Air dari Halim Perdana Kusuma dan dua penerbangan Lion Air dari Juanda Surabaya telah mendarat. Maskapai yang lain masih delay, menunggu cuaca di bandara asal," pungkasnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar