Terkini

Ditutup Mepet High Season, Optimalisasi Bandara APT Pranoto Tunggu Rp 11 M Dana Sisa Kemenhub

person access_time 4 years ago
Ditutup Mepet High Season, Optimalisasi Bandara APT Pranoto Tunggu Rp 11 M Dana Sisa Kemenhub

Operasional Bandara APT Pranoto Samarinda ditutup sementara. (arditya abdul azis/kaltimkece.id)

Jelang puncak penerbangan hari raya Natal dan Tahun Baru, Bandara APT Pranoto malah tutup sementara. Pengelola ogah menyikapi hal ini sebagai kerugian.

Ditulis Oleh: Nalendro Priambodo
Sabtu, 09 November 2019

kaltimkece.id Aktivitas penerbangan dari dan menuju Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, berhenti operasional sementara. Persisnya selama 26 hari. Disebabkan perbaikan taxiway dan Airfield Lighting System (AFL). Diperkirakan 1.248 penerbangan dari dan menuju Kota Tepian dialihkan. Ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS), Sepinggan, Balikpapan.

"Penutupan operasional penerbangan sementara berlangsung mulai 20 November sampai 15 Desember 2019," ucap Kepala Bandara APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi, dalam konferensi pers Jumat, 8 November 2019 di kantornya.

Penghentian sementara terpaksa ditempuh untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bandara. Sebab, jalur taxiway yang menghubungkan landasan pacu dan tempat parkir pesawat harus segera dioptimalisasi. Terlebih ada tiga kali insiden kerusakan. Berupa ledutan dan terkelupasnya aspal. Penerbangan kerap berhenti.

Dari 160 meter jalur taxiway, ada 100 meter yang dibenahi. Di bagian bawah, akan dibuat saluran drainase. Ini menyusul temuan adanya rembesan air yang tak bisa keluar dari tanah dekat fondasi taxiway. Mengakibatkan struktur taxiway labil saat digilas pesawat jet. Diketahui, bangunan APT Pranoto berdiri di bekas rawa-rawa yang ditimbun. 

Di bagian atas, akan diperkuat aspal tahan air setebal 12 sentimeter. Perbaikan tersebut setelah mendapatkan kajian detail dari tim panel ahli. Salah satunya berasal dari ahli konstruksi. Pengerjaan diperkirakan selesai antara 10-15 Desember 2019. "Anggaran APBD Kaltim yang disiapkan Rp 3 miliar," kata Kepala Dinas Perhubungan Kaltim, Salman Lumoindong, pada kesempatan sama.

Optimalisasi kedua yang berjalan bersamaan adalah pemasangan AFL. Merupakan alat bantu pendaratan visual. Salah satunya berupa pemasangan lampu di sepanjang jalur landasan pacu sepanjang 2.250 meter. Penerbangan malam hari di APT Pranoto bakal segera terealisasi. Hambatan pendaratan dan pengalihan penerbangan dalam cuaca buruk bisa diminimalisasi. 

Kembali ke Dodi, proyek tersebut dibiayai APBN sebesar Rp 12 miliar. Dodi memberi jawaban perihal perbaikan sekaligus penghentian sementara yang mendekati musim puncak penerbangan. Persisnya Natal dan tahun baru.

Pertama, karena pada awal tahun tak ada alokasi APBN soal optimalisasi APT Pranoto. Namun, karena masalah berulang, pemerintah pusat akhirnya mengabulkan usulan perbaikan. Dengan catatan, menunggu sisa anggaran menjelang akhir tahun. Persetujuan sampai tender baru rampung bulan September lalu.

"Kami harus menunggu dana sisa Kementerian Perhubungan dari berbagai bandara yang tak habis terpakai," kata Dodi. Begitu pula dua pengerjaan perbaikan yang sudah dapat persetujuan Dirjen Perhubungan Udara.

Penutupan tersebut membenarkan berita yang dirilis Pemprov Kaltim beberapa hari sebelumnya. Dinas Perhubungan Kaltim, Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto sudah berkoordinasi kepada Kementerian Perhubungan terkait itu. Karenanya, pada hari yang sama jajaran UPBU melayangkan notice to airmen (notam) ke Air Nav. Prihal penghentian sementara operasional penerbangan. Sekaligus pengalihan ke bandara SAMS Balikpapan. "Airnav wajib mendukung upaya peralihan penerbangan," kata Dodi.

Upaya itu dikomunikasikan kepada delapan maskapai terdampak. Di antaranya Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, Nam Air, Wings Air, Xpress Air dan Citilink. Mereka mengoperasikan pesawat perintis dan jet. Total per hari 48 penerbangan di APT Pranoto. Jika ditotal selama 26 hari penghentian sementara. Ada  1.248 penerbangan yang sementara tak bisa mengudara dari Kota Tepian.

Di antaranya rute ke Halim Perdanakusuma, Cengkareng, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Makassar, Bali, Banjarmasin, Tanjung Selor, Berau sampai Kutai Barat.

Kepala Seksi Pelayanan dan Operasi Bandara APT Pranoto, Rora Adrian, menambahkan bahwa peralihan penerbangan ke Bandara SAMS Balikpapan berjalan normal. Semua sudah dikoordinasikan dan disetujui.

Meski demikian, pemberhentian sementara operasional penerbangan di APT Pranoto diproyeksi menimbulkan kerugian. Mulai dari calon penumpang, maskapai, pengelola bandara, sampai usaha lainnya.

Maskapai yang paling terdampak adalah Lion Air group. Terdiri dari Batik Air, Lion Air dan Wings Air. Per-harinya, ada 12 penerbangan yang dilayaninya group maskapai tersebut. Rutenya Surabaya, Jakarta, Bali sampai Berau. "Kami belum bisa hitung berapa kerugiannya," kata Station Manager Lion Air Group Samarinda, Nasrul di hari yang sama.

Lion Air masih menunggu notam pengalihan penerbangan ke SAMS Sepinggan, Balikpapan untuk langkah selanjutnya. Bagi penumpang yang sudah kadung memesan penerbangan dari APT Pranoto diberi dua pilihan layanan. Refund atau pengalihan lewat bandara Balikpapan. Jajarannya menyiapkan staf di APT Pranoto untuk menjelaskan ke calon penumpang.

"Kami akan broadcast pesan pendek ke calon penumpang untuk pemberitahuan. Berdasarkan nomor reservasi tiket," katanya.

Senada, Fauzan Ridwan, Station Manager Garuda Indonesia Samarinda mengatakan memang ada kerugian, tapi hanya dihitung manajemen pusat.

Meski demikian, ia tetap menghargai peralihan penerbangan ke Balikpapan agar Bandara di APT Pranoto menjadi lebih baik. Selain itu karena alasan keamanan juga menjadi hal prioritas. "Dampak ke depan bandara lebih baik, kita pasti mendukung," jelasnya. Hingga Jumat, Garuda Indonesia sudah mengubah reservasi dari dan ke Samarinda dialihkan ke Bandara Sepinggan Balikpapan.

Senada, Distrik Manager Susi Air, Astrid Siska Pratiwi mengatakan jumlah kerugian belum bisa terdeteksi. Hanya saja, pengalihan tersebut sebagai bentuk keamanan sehingga perlu didukung. Untuk penerbangan Susi Air sebanyak enam kali per hari di APT Pranoto Samarinda menuju Melak, Berau dan lainnya.

"Kami akan koordinasi dulu pengalihan ini apakah nanti di Balikpapan atau bagaimana. Karena penerbangan kami perintis antar daerah di Kaltim saja," jelasnya.

Puluhan sopir taksi Bandara APT Pranoto tak bisa berbuat banyak. Diketahui ada tiga armada plat kuning yang beroperasi di sana. Yakni, Aero Cab, Angkasa Jaya dan Sentra Taksi.

Haerudin misalnya, pengemudi Angkasa Jaya yang mengaku bisa mengantongi pendapatan bersih Rp 150-200 ribu per hari. Itu setelah dipotong uang setoran dan bensin. Per harinya, ia bekerja dengan 43 rekannya.

Bergantung dari penumpang yang datang dan pergi, ia khawatir pendapatannya hilang selama penutupan sementara. Sebagai alternatif agar dapur tetap ngebul, ia bertekad menyambil sopir taksi online. "Kita pakai aplikasi (taksi online) untuk antisipasi," katanya.

Berbeda dengan Yadi, pengemudi armada Sentra Taksi, yang masih bingung akan mencari nafkah dari mana selama penutupan bandara. "Kami bingung. Pasti rugi sekitar 20 hari," ucapnya yang sudah setahunan jadi sopir bandara.

Kepala Bandara APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi enggan memberitahu berapa potensi kehilangan pendapatan di bandara yang ia pimpin. Ia berdalih tidak mengejar keuntungan. Melainkan fokus pada pelayanan.  "Dianggap rugi ya rugi," katanya. "Kami mohon maaf jika pelayanan terganggu," timpal Dodi. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar