Terkini

Embarkasi Dipakai untuk Ibadah Haji, Pasien Covid-19 Balikpapan Diisolasi di Hotel Berbintang

person access_time 3 years ago
Embarkasi Dipakai untuk Ibadah Haji, Pasien Covid-19 Balikpapan Diisolasi di Hotel Berbintang

Salah satu kamar yang disewa Pemkot Balikpapan untuk isolasi penyintas Covid-19. (surya aditya/kaltimkece.id)

Selain di rumah sakit, para pasien Covid-19 di Balikpapan juga diisolasi di hotel berbintang.

Ditulis Oleh: Surya Aditya
Selasa, 01 Juni 2021

kaltimkece.id Para pasien Covid-19 di Balikpapan akan menikmati layanan hotel berbintang. Sebab, Pemkot Balikpapan telah menyewa Hotel Grand Tiga Mustika untuk mengisolasi penyintas Covid-19. Penginapan bintang tiga tersebut menggantikan embarkasi haji yang akan digunakan untuk persiapan ibadah haji 2021.

Selasa siang, 1 Juni 2021, Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, bersama sejumlah pejabat Pemkot Balikpapan mendatangi hotel yang terletak di Kelurahan Klandasan Ulu, Balikpapan Kota, itu. Melakukan peninjauan persiapan hotel dalam penanganan pasien Covid-19.

Dari 126 kamar yang ada di Hotel Grand Tiga Mustika, Pemkot Balikpapan menyewa 56 kamar. Mulai kelas standar hingga premium. Terdiri dari kamar yang hanya memiliki satu kasur berukuran kecil, dua kasur kecil, hingga kasur berukuran besar.

Layaknya hotel berbintang, setiap kamar dilengkapi pendingin ruangan, TV, hingga lemari pendingin. Yang tak kalah mentereng, kamar mandinya dilengkapi bak mandi minimalis yang tersedia air dingin dan panas.

Sebelum di hotel tersebut, isolasi perawatan pasien Covid-19 dilakukan di embarkasi haji di Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur. Akan tetapi, mengingat ibadah haji sudah tidak lama lagi, embarkasi tersebut harus disterilkan. Karena akan digunakan untuk persiapan ibadah haji.

Oleh karena itu, Pemkot Balikpapan menyewa Hotel Grand Tiga Mustika sebagai solusinya. Seluruh petugas medis dan keamanan di embarkasi haji turut diboyong ke hotel tersebut. Hal ini disampaikan Rahmad Mas’ud di sela-sela kunjungan.

“Tim medis, relawan PMI (Palang Merah Indonesia), Satpol PP, yang kemarin bertugas di embarkasi, kami pindahkan ke hotel ini,” kata Rahmad kepada awak media.

Sementara itu, Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Balikpapan sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan, Andi Sri Juliarti, menjelaskan dipilihnya Hotel Grand Tiga Mustika sebagai tempat perawatan pasien Covid-19.

Dijelaskan bahwa hotel tersebut telah memenuhi kriteria tempat penangan virus corona. Seperti memiliki dua pintu akses keluar-masuk. Kemudian memiliki eskalator yang bisa memuat ranjang tidur pasien.

Yang lebih penting, kata Dio, panggilan Andi Sri Juliarti, hotel tersebut dekat dengan rumah sakit, yaitu RS Dr R Hardjanto dan RS Bhayangkara. Sehingga, apabila dibutuhkan tindakan khusus, penanganannya bisa cepat. “Syarat sudah dipenuhi semua. Termasuk tempat olahraga bagi pasien, juga ada,” ucap Dio.

Sebanyak 56 kamar yang dipakai khusus untuk pasien Covid-19, sebut Dio, disewa Pemkot Balikpapan senilai Rp 5,2 Miliar. Semua pendanaan ini menggunakan APBD Balikpapan. Sesuai kontrak, Pemkot menyewa kamar-kamar tersebut dari 1 Juni sampai 31 Desember 2021.

“Selain kamar pasien, kami juga mendapatkan enam kamar untuk petugas, dan dua kamar untuk administrasi dan gudang,” sebut perempuan bekerudung itu.

Dia pun menyampaikan, sebanyak delapan pasien Covid-19 yang tersisa di embarkasi haji, telah dipindahkan ke Hotel Grand Tiga Mustika pada Selasa ini. Selain di hotel tersebut, perawatan pasien Covid-19 dilangsungkan di sejumlah rumah sakit di Balikpapan.

Komisaris Utama Hotel Grand Tiga Mustika, Lilikyana Widya, menyambut positif kerja sama dengan Pemkot Balikpapan tersebut. Sebab, kolaborasi ini tentu membantu menambah pendapatan hotel yang sudah lama terpuruk akibat menurunnya pengunjung di masa pandemi Covid-19.

“Awal-awal pandemi, yang menginap sekitar 10 sampai 20 kamar saja. Itu tidak menutupi biaya operasional hotel. Sehingga sempat kami tutup sementara,” tutur Lilikyana.

Dia pun menyatakan akan melibatkan karyawannya dalam penanganan Covid-19 di Hotel Grand Tiga Mustika. Manajemen hotel bahkan telah menyiapkan skenarionya. Setiap pegawai yang terlibat dalam misi kemanusiaan ini, diharuskan tinggal selama 15 hari di hotel. Pihak hotel telah menyiapkan kamar khusus untuk pegawai tersebut.

“Hal ini sebagai bentuk dukungan kami dalam memberi kenyamanan bagi para pasien Covid-19 di sini,” tutupnya. (*)

 

Editor: Bobby Lolowang

 

 

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar