Terkini

Jamaah Haji Kaltim Terancam Gigit Jari Lantaran Pandemi

person access_time 4 years ago
Jamaah Haji Kaltim Terancam Gigit Jari Lantaran Pandemi

Menurut Ahmad Ridani, Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Kaltim. (robithoh johan palupi/kaltimkece.id)

Pandemi memang memberi banyak dampak. Bukan hanya kesehatan dan roda ekonomi. Tapi juga dalam kewajiban beribadah.

Ditulis Oleh: Robithoh Johan Palupi
Senin, 18 Mei 2020

kaltimkece.id Zainuddin kini lebih sering menyepi di kebunnya. Sebidang tanah yang ditanami beragam tetumbuhan, juga beberapa petak kolam ikan, jadi tempatnya beraktivitas selama pandemi Covid-19. Pria 62 tahun yang telah memiliki dua cucu itu, juga sedang harap-harap cemas. Rencana besarnya untuk berhaji ke tanah suci tahun ini, bisa tertunda gara-gara korona.

“Alhamdulillah sehat. Sekarang paling rawat kebun di kilo 17 (Jalan poros Berau-Bulungan). Sekalian sambil lock down dan menjauh dari keramaian,” ujar Abah, panggilan karib Zainuddin.

Sejatinya, bagi pria yang tinggal di Kelurahan Sei Bedungun, Tanjung Redeb, Berau, tahun ini adalah tahun yang diharap membawa kebahagiaan. Setelah menabung selama berpuluh tahun, hasil dari usaha pembuatan tempe dan tahu, Zainuddin bersama istrinya, Trisnawati, termasuk dua di antara 147 daftar calon jamaah haji asal Berau.

Pandemi Covid-19 memang membuat semuanya was-was. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Timur pun belum bisa memberikan kepastian soal agenda ibadah tahunan bagi umat Islam tersebut. Ditemui di kantornya pada Senin (18/5/2020) di Jalan Basuki Rahmat Samarinda, Sofyan Noor, Kepala Kanwil Kemenag Kaltim hanya bisa menegaskan pihaknya telah siap untuk pemberangkatan haji tahun ini. Pun demikian dengan kemungkinan terburuk tahun ini tidak ada pemberangkatan jamaah haji.

“Pada prinsipnya, kami sudah siap dengan agenda pemberangkatan jamaah haji. Baik dari sisi petugas ataupun kelengkapan administrasi calon jamaah,” ujar Sofyan Noor.

Dari data yang dihimpun, tahun ini calon jamaah haji Kaltim mencapai 2.586. Dan akan diberangkatkan melalui embarkasi Balikpapan.

Menurut Ahmad Ridani, Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Kaltim, semua calon jamaah telah dibuatkan paspor haji. “Hanya menunggu visa haji keluar dari pemerintah Arab Saudi saja ini,” ungkapnya.

Nah, perkara besarnya memang soal Arab Saudi sebagai negara tujuan haji. Hingga hari ini (18/5/2020), belum ada kejelasan soal kuota haji bagi calon jamaah asal Indonesia. Itu pula yang membuat Kementerian Agama Republik Indonesia belum memberikan kejelasan pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Berbeda dengan negara tetangga, Singapura, yang telah memutuskan tidak akan memberangkatkan jamaah pada tahun ini. Hanya saja, jumlah calon jamaah haji dari Singapura cuma 800-an orang. Sementara calon jamaah haji Indonesia mencapai 231.000 orang.

Menurut Ahmad Ridani, Kementerian Agama sejauh ini belum memberikan keputusan. Hanya, mereka telah menyiapkan tiga skenario. Pertama kemungkinan untuk memberangkatkan semua calon jamaah, layaknya tahun-tahun sebelumnya. Kemudian, memberangkatkan calon jamaah haji tapi dengan pembatasan tertentu. Bisa berdasarkan umur calon jamaah mengingat tingkat kerawanan terhadap infeksi virus, serta pembatasan berdasarkan nomor urut kursi. Dan skenario terakhir adalah meniadakan pemberangkatan calon jamaah haji, dan menundanya di tahun depan.

“Semua skenario sedang dikaji Kementerian (Agama), dan berkoordinasi dengan kementerian lain, seperti (Kementerian) Kesehatan, juga pihak yang terkait,” tutur Ahmad Ridani.

Pihaknya berharap sebelum Idulfitri sudah ada keputusan dari Kementerian. Pasalnya, jika sesuai jadwal normal dan jumlah calon jamaah seluruh Indonesia, minimal pemberangkatan ke Arab Saudi dimulai 24 Juni 2020. “Itu jika skenario pertama tetap berjalan. Artinya tidak ada pengurangan jumlah calo jamaah dan ada pembatasan tertentu,” lanjutnya.

Ahmad Ridani hanya berpesan kepada calon jamaah haji untuk tetap optimistis dan yakin semuanya akan berangkat tahun ini. Karena alasan itu pula, pihaknya tetap memantau kesiapan calon jamaah melalui perangkat online. Misalnya, dengan bimbingan manasik haji secara online. UPH di tiap kantor kementerian agama di kabupaten/kota, telah membagi calon jamaah ke dalam kelompok-kelompok kecil. Kelompok itu disebut rombongan yang berisi 45 calon jamaah, dan kemudian dibagi lagi menjadi regu, di mana tiap regu berisikan 11-12 orang.

“Itu untuk memudahkan komunikasi. Dan kami terus memberikan semangat kepada semua calon jamaah haji untuk tetap semangat melakukan manasik mandiri,” pungkasnya. (*)

 

Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:

folder_openLabel
shareBagikan Artikel Ini


Artikel Terkait


Tinggalkan Komentar